Foto Jurnalistik, Penyuntingan dan Penulisan Ulang

SEJARAH FOTO JURNALISTIK

Foto jurnalistik berakar dari fotografi dokumenter setelah teknik perekaman gambar secara realis ditemukan. Embrio foto jurnalistik muncul pertama kali pada Senin 16 April 1877, saat surat kabar harian The Daily Graphic di New York memuat gambar yang berisi berita kebakaran hotel dan salon pada halaman satu. Terbitan tersebut menjadi tonggak awal hadirnya foto jurnalistik pada media cetak yang saat itu hanya berupa sketsa.

Terbitan The Daily Graphic yang memuat gambar terpaut lebih dari setengah abad sejak Louis J.M. Daguerre yang berkebangsaan Prancis pada 19 Agustus 1839 mengumumkan hasil eksperimen fotografinya. Setelah muncul di koran, fotografi yang kala itu juga menjadi pertentangan apakah sebagai produk seni terus berkembang. Kemajuan pesat fotografi tercatat pasca tahun 1884 setelah George Eastman menciptakan film (setara ISO 24 saat ini).

Sejarah Foto Jurnalistik Di Indonesia

Di Tanah Air, fotografi ditengarai masuk tahun 1841 oleh Juriaan Munich, seorang utusan kementerian kolonial lewat jalan laut di Batavia. Sejarah foto jurnalistik Indonesia diwakili kantor berita Domei, surat kabar Asia Raya, dan agensi foto Indonesia Press Photo Service (IPPHOS). Berbeda dengan Kassian Cephas yang cenderung mooi indie, ada nama juru foto H. M. Neeb dengan karyanya yang fenomenal kurun 1904 tentang perang Aceh. Satu foto Neeb memperlihatkan barisan tentara kolonial berdiri di atas benteng bambu dengan mayat-mayat bergeletakan di tanah. Tanpa kehadiran Neeb tak ada kesaksian perang Aceh melawan kolonial.

Bulan Agustus di tahun 1945 mencekam. Tentara Heiho bersenjata masih berpatroli di jalanan Jakarta. Subuh di bulan Ramadhan tanggal 17 Agustus, dua bersaudara Alex dan Frans membawa kamera menuju kediaman Soekarno di Jalan Pegangsaan Timur 56. Mereka berangkat karena mendengar informasi adanya peristiwa penting terkait perjuangan.

Akhirnya pada sekira pukul 10.00 proklamasi yang teramat penting itu terekam dalam lembaran film. Tentara Jepang yang mengetahui pendokumentasian proklamasi berhasil merampas kamera Alex Mendur. Kemudian menghancurkan pelat-pelat negatif. Namun Frans lebih beruntung dan sempat menyembunyikan negatif karyanya. Ia menanam film-film itu di bawah pohon di halaman kantor Asia Raya. Saat tentara Jepang menggeledahnya ia mengaku filmnya telah dirampas Barisan Pelopor. Ketika keadaan berangsur aman Alex dan Frans mencuri-curi kesempatan untuk mencetak foto itu di kamar gelap Kantor Berita Domei.

Meski berita proklamasi kemerdekaan itu tersiar di surat kabar esok harinya tapi foto proklamasi baru dimuat pada Februari 1946 di harian Merdeka. Kelak film bersejarah ini hilang dan hanya menyisakan lembar foto cetak.

Perkembangan foto jurnalistik di tanah air semakin konsisten dan berkelanjutan setelah kantor berita Antara mendirikan Galeri Foto Jurnalistik Antara (GFJA) tahun 1992, galeri pertama yang fokus pada foto jurnalistik.

Foto jurnalistik di Indonesia semakin maju karena masyarakat fotografi di tanah air peka terhadap tren foto dunia. Banyak pameran, kompetisi, dan pelatihan-pelatihan foto diadakan. Komunitas-komunitas fotografi juga bermunculan dan tumbuh. Komunitas yang dibangun dengan semangat untuk maju. Foto jurnalistik jadi satu aliran foto yang terus menerus diperbincangkan dan diulas oleh para pegiatnya. Kemajuan foto jurnalistik di tanah air juga ditandai dengan makin seringnya jurnalis-jurnalis foto Indonesia yang menjuarai kontes foto jurnalistik bergengsi tingkat internasional.

KRITERIA­-KRITERIA FOTO JURNALISTIK

1.Jujur tanpa rekayasa

Foto yang diambil untuk dimasukan kedalam artikel atau dipublikasikan harus orisinil, tidak boleh di edit atau di photoshop terlebih dahulu.

2.Mengandung banyak informasi

Foto harus mengandung sebuah pesan atau informasi yang faktual, agar berguna bagi masyarakat. Lebih banyak informasi yang disampaikan, lebih bagus.

3.Menarik banyak perhatian

Semua foto harus menarik, agar para pembaca mau melihatnya. Salah satu cara agar foto menarik banyak perhatian adalah mengambil foto yang aktual (foto terbaru).

4.Wajar dan layak dipublikasikan

Foto­-foto yang dipublikasikan harus lazim, tidak senonoh. Mereka harus wajar dan layak dipublikasikan.

Definisi dan Jenis Foto Jurnalistik

Foto jurnalistik merupakan produk dari jurnalisme foto, yakni kegiatan jurnalistik yang dilakukan melalui fotografi.Foto jurnalistik merupakan foto yang mengandung nilai berita, fungsinya adalah untuk melengkapi teks berita dalam media cetak mau pun media online.

Terkadang, foto jurnalistik hadir sebagai berita tersendiri sehingga disebut foto berita dengan disertai keterangan foto atau caption.Foto jurnalistik dibuat oleh seorang pewarta foto atau biasa disebut photojournalist.

Foto berita biasanya ditampilkan pada halaman utama sebuah surat kabar dengan tujuan menarik minat pembaca. Seperti halnya karakteristik berita, foto jurnalistik atau foto berita pun memiliki karakteristik yang hampir sama, yakni aktual, faktual, penting, dan menarik. Selain itu, foto jurnalistik yang bertujuan untuk melengkapi teks berita tentunya harus relevan dengan isi berita yang dilengkapinya.

  • Foto Berita vs Foto Feature

Mendefinisikan apa itu foto berita dan foto feature memang agak sulit. Tapi keduanya dapat dibedakan berdasarkan bobot dan periode penyiarannya. Membedakan foto berita dengan foto feature sama halnya dengan membedakan antara berila langsung (straight news) dengan feature.Foto berita umumnya segera disiarkan karena dikhawatirkan foto akan basi jika disimpan terlalu lama, sedangkan foto feature sifatnya tahan lama sehingga dapat disiarkan kapan saja. Foto berita biasanya bertemakan kriminal, politik, olahraga, dan ekonomi. Sedangkan foto feature umumnya bertemakan hiburan (entertainment).

  • Jenis Foto Jurnalistik

Berikut ini beberapa jenis foto jurnalistik berdasarkan kategori dalam lomba foto tahunan yang diselenggarakan World Press Photo Foundation, antara lain:

Spot Photo : foto yang dibuat dari peristiwa yang tidak terduga.

Sport Photo : foto dari peristiwa olahraga.

People in the News Photo : foto orang, tokoh, atau masyarakat dalam suatu berita.

General News Photo : foto yang dibuat dari peristiwa terjadwal atau biasa.

Potrait : foto yang menampilkan wajah seseorang secara close up.

Science and Technology Photo : foto yang berkaitan dengan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK).

Social and Environtment : foto tentang kehidupan sosial masyarakat serta lingkungan hidupnya.

Daily Life Photo : foto dari kehidupan sehari-hari yang dipandang dari sudut human interest.

Art and Culture Photo : foto yang berkaitan dengan peristiwa seni dan budaya.

 

Tips Membuat Foto Jurnalistik

Momen. Momen dalam dunia jurnalistik hanya akan terjadi sekali alias tidak dapat diulang, berbeda dengan fotografer model yang dapat menciptakan momen sendiri.

AngleAngle atau sudut pengambilan gambar sangat penting, karena setiap angle dalam sebuah foto dapat menciptakan persepsi tersendiri bagi orang yang melihatnya.

Komposisi. Komposisi foto yang baik akan memudahkan orang yang melihat untuk memahami maksud atau pesan foto yang ingin disampaikan sang fotografer.

Pencahayaan.Pencahayaan sangat penting dalam fotografi, keran fotografi adalah seni menangkap cahaya. Seandainya poin satu sampai tiga sudah didapat, apa jadinya jika pencahayaannya kurang atau bahkan berlebihan. Tentu foto akan terlihat gelap atau malah putih semua, sehingga pesan dalam foto tidak tersampaikan.

Patuhi kode etik.Mengabadikan atau menyiarkan foto yang berkaitan dengan ranah pribadi seseorang tanpa seizin orang yang bersangkutan tentu dilarang. Jika terjadi, hal ini dapat dituntut secara hukum.Demikian ulasan mengenai definisi dan jenis foto jurnalistik, disertai dengan tips membuat foto jurnalistik. Mohon maaf bila ada kesalahan dalam segi redaksi mau pun substansi, karena saya memang bukan ahli.

 

Pengertian Dan Penjelasan Penyuntingan Naskah

PEMBAHASAN
A.    Pengertian Penyuntingan Naskah

Menurut KBBI (2007:1106) definisi penyuntingan adalah proses, cara, perbuatan menyunting atau sunting-menyunting. Sedangkan definisi menyunting adalah

  1. Menyiapkan naskah siap cetak atau siap terbit dengan memperhatikan segi sistematika penyajian, isi, dan bahasa (menyangkut ejaan, diksi, dan struktur kalimat).
  2. Merencanakan dan mengarahkan penerbitan (surat kabar, majalah).
  3. Menyusun atau merakit (film, pita rekaman)dengan cara memotong-motong dan memasang kembali.

Untuk menjadi penyunting naskah ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi oleh seseorang. Persyaratan itu meliputi penguasaan ejaan bahasa Indonesia, penguasaan tata bahasa Indonesia, ketelitian dan kesabaran, kemampuan menulis, keluwesan, penguasaan salah satu bidang keilmuan, pengetahuan yang luas dan kepekaan bahasa.
Salah satu tugas dan kewajiban ilmuwan (scientist) dan pandit (scholars) yang melakukan penelitian ialah melaporkan hasil kegiatannya kepada masyarakat lingkungan yang mendukungnya.Laporan ittu harus ditulis selengkapnya secara jelas, tepat tetapi singkat dan lugas untuk kemudian diterbitkan.                 Dalam proses penyiapan penerbitan laporan itu terlibat penyunting yang akan membantu pengolahan naskah tertulis untuk menjadi bahan tercetak yang akan disampaikan ke masyarakat luas untuk dibaca.
Salah satu tugas pokok penerbit adalah menerbitkan naskah pengarang/penulis menjadi buku.

Definisi naskah sendiri menurut KBBI (2007:776) adalah
1.    Karangan yang masih ditulis dengan tangan
2.    Karangan seseorang yang belum diterbitkan
3.    Bahan-bahan berita yang siap untuk diset
Perlu ditekankan sekali lagi bahwa tugas penyunting karya terbatas pada pengolahan naskah menjadi suatu bahan yang siap , dan menawasi pelaksaan segi teknis sampai naskah tadi . penyunting bukan penerbit, jadi mereka tidak bertanggung jawab atas masalahkeuangan, penyebaluasan serta pengelolaan suatu penerbitan. Para penyunting bertanggung jawab atas isi dan bukan atas produksi bahan yang diterbitkan.

Tujuan Penyuntingan

  1. Tujuan Penyuntingan yang dilakukan oleh para penyunting adalah sebagai berikut.
  2. Untuk menjadikan taipskrip sebagai karya yang sempurna yang dapat dibaca dan dihayati dengan mudah oleh pembaca apabila diterbitkan kelak.
  3. Untuk memastikan pengaliran atau penyebaran idea daripada penulis kepada pembaca dapat disampaikan dalam bahasa yang gramatis, jelas, indah dan menarik.
  4. Untuk menjadikan persembahan e-buku yang akan diterbitkan itu dapat menggambarkan nilai dan identiti karya itu sendiri sehingga dapat menarik. minat pembaca.
  5. Untuk memastikan pengaliran dan fakta berkenaan disampaikan dengan jelas, tepat, dan tidak menyalahi agama, undang-undang, dan norma masyarakat.

Dalam penyuntingan, kita mengenal dua tahap penyuntingan, yaitu penyuntingan substansif dan penyuntingan kopi. Berdasarkan tahap-tahap penyuntingan yang ada, maka ada beberapa tujuan lain dari penyuntingan.

Penyuntingan Substantif

Tujuan penyuntingan subtantif dilakukan adalah untuk memastikan hasrat atau idea penulis dapat disampaikan setepat, sepadat, dan sejelas yang mungkin. Semasa membuat penyuntingan subtantif, editor akan membaca taipskrip sepintas lalu dengan memberikan tumpuan kepada kandungan, pendekatan secara menyeluruh, bahasa, susunan atau konsep taipskrip berkenaan.
Berdasarkan hal diatas, editor akan membuat teguran dan cadangan kepada penulis untuk sama ada melengkapkan taipskrip, menulis semula, menyusun semula, menggugurkan atau memotong bahagian teks atau ilustrasi yang tidak perlu, dan membuat tambahan.
Berikut ialah perkara yang perlu diteliti semasa penyuntingan substantif:

  1. Tajuk tepat dan jelas
  2. Pembahagian bab dan tajuk kecil jelas
  3. Adanya kesinambungan antara bahagian, bab dan paragraf.
  4. Keseimbangan antara setiap bab dan paragraf.
  5. Taipskrip tidak bertentangan dengan undang-undang, moral dan agama.
  6. Penguasaan bahasa, keselarasan istilah dan ejaan.
  7. Bahan awalan, teks dan akhir hendaklah lengkap mengikut halamankandungan.
  8. Petikan bahan daripada karya lain telah mendapat keizinan.
  9. Penyuntingan Copy

Tujuan penyuntingan kopi adalah untuk menghapuskan semua halangan yang wujud antara pembaca dengan apa yang hendak disampaikan oleh penulis. Penyuntingan kopi memerlukan perhatian yang teliti terhadap setiap butiran di dalam taipskrip.
Editor perlu berpengetahuan tentang apa yang patut disunting dan gaya yang patut diikuti di samping mempunyai kebolehan untuk membuat keputusan dengan cepat, lojik, dan yang boleh dipertahankan.Semasa membuat suntingan kopi, editor akan membaca taipskrip berkenaan dengan teliti, iaitu membaca perkataan demi perkataan, ayat demi ayat, baris demi baris dan kadang-kadang melihat huruf demi huruf. Kebanyakan daripada masa penyuntingan itu, editor akan berurusan dengan hal penyusunan, bahasa dan kebolehbacaan taipskrip itu.

Tahapan dalam penyuntingan kopi:

  • Membuat penyuntingan baris demi baris.
  • Memberi tumpuan khusus kepada fakta dan bahasa.
  • Memastikan keselarasan ejaan, istilah dan gaya bahasa.
  • Memastikan ketepatan dan keselarasan ilustrasi dan bahan lain dalam teks tersebut.

Berikut ialah hal-hal yang perlu diteliti semasa penyuntingan kopi:

  1. Fakta – Pastikan semua butiran dalam teks betul. Editor perlu menyemak dengan teliti untuk memastikan ketepatan. Kadang-kadang kesilapan fakta boleh berlaku semasa teks ditaip.Contohnya, papan lapis menjadi papan lapik dan tidak mahal harganya menjadi mahal harganya.Selain itu ada sesetengah pernyataaan yang tidak tepat dan berunsur negatif sehingga boleh membawa kepada tindakan undang-undang.

  1. Bahasa, bahasa yang dimaksud mencakup.
  • Diksi ialah pemilihan penggunaan kata-kata. Dalam hal ini editor kopi perlu memastikan
  • kata-kata yang dipilih berkesan dari segi maksud dan
  • kata-kata yang dipilih sesuai dengan laras bahasa yang digunakan.

  1. Kode Etik Penyuntingan Naskah
    Dalam penyuntingan naskah, ada rambu-rambu yang perlu diperhatikan penyunting naskah sebelum mulai menyunting.Dengan demikian, tidak terjadi persoalan/masalah di kemudian hari, terutama dalam kaitannya dengan penulis/pengarang.Rambu-rambu ini merupakan pedoman/pegangan bagi penyunting dalam menyunting naskah.Rambu-rambu inilah yang kita sebut “Kode Etik Penyuntingan Naskah”.

Adapun kode etik dalam penyuntingan naskah adalah

  • Penyunting naskah wajib mencari informasi mengenai penulis naskah sebelum mulai menyunting naskah.
  • Penyunting naskah bukanlah penulis naskah.
  • Penyunting naskah wajib menghormati gaya penulis naskah.
  • Penyunting naskah wajib merahasiakan informasi yang terdapat dalam naskah yang disuntingnya.
  • Penyunting naskah wajib mengonsultasikan hal-hal yang mungkin akan diubahnya dalam naskah.
  • Penyunting naskah tidak boleh menghilangkan naskah yang akan, sedang, atau telah disuntingnya.

Ragam Bahasa Jurnalistik dalam Penulisan Berita

Bahasa Jurnalistik

Bahasa merupakan alat komunikasi yang digunakan oleh semua orang dalam berkomunikasi dengan orang lainnya. Bahasa yang digunakan wartawan dalam dalam menulis karya jurnalistik dalam media massa disebut sebagai bahasa pers atau bahasa jurnalistik. Pada dasarnya bahasa jurnalistik digunakan oleh wartawan (jurnalis) dalam menulis karya-karya jurnalistik di media massa (Anwar, 1991). Dengan demikian, bahasa Indonesia pada karya-karya jurnalislah yang bisa disebut sebagai bahasa jurnalistik atau bahasa pers.

Menurut Sudaryanto bahasa jurnalistik atau biasa disebut sebagai bahasa pers merupakan salah satu ragam bahasa kreatif bahasa indonesia disamping terdapat juga ragam bahasa akademik (ilmiah), ragam bahasa usaha (bisnis), ragam bahasa filosofik, ragam bahasa literatur (sastra) (Suroso, 2001). Menurut Anwar, bahasa jurnalistik adalah suatu ragam bahasa yang memiliki sifat khas yaitu singkat, padat, sederhana, lancar, dan menarik dengan tidak menganggap remeh kaidah tata bahasa dan ejaan (Semi. 1994). Sedangkan menurut Wojowasito, bahasa juranlistik adalah bahasa komunikasi massa sebagai mana tampak dalam harian-harian dan majalah-majalah.

Bahasa jurnalistik memiliki karakter yang berbeda-beda berdasarkan jenis tulisan apa yang akan diberitakan. Hal ini karena dalam menulis banyak faktor yang dapat mempengaruhi karakteristik bahasa jurnalistik.Selain itu, karena keterbatasannya bahasa jurnalistik memiliki sifat yang khas yaitu singkat, padat, sederhana, lancar, jelas, lugas, dan menarik.

Sifat-sifat khas ini menurut Badudu (Suroso, 2001),yaitu :

  • Singkat, yaitu harus menghindari penjelasan yang bertele-tele.
  • Padat, yaitu bahasa yang singkat itu sudah mampu menyampaiakn informasi yang lengkap. Menerapkan prinsip 5W+1H, membuang kata-kata mubazir serta menerapkan ekonomi kata.
  • Sederhana, yaitu bahsa jurnalistik sedapat mungkin memilih kalimat tunggal dan sederhana, bukan kalimat majemuk yang panjang, rumit, dan kompleks. Kalimat yang efektif, prakits, sederhana pemakaian kalimatnya, tidak berlebihan pengungkapannya (bombastis).
  • Lugas, yaitu mampu menyampaikan pengertian atau makna informasi secara langsung dengan menghindari bahasa yang berbunga-bunga.
  • Menarik, yaitu menggunakan pilihan kata-kata yang hidup, tumbuh, dan berkembang. Menghindari kata-kata yang sudah mati.

Sifat-sifat tersebut merupakan hal yang harus terpenuhi dalam bahasa jurnalistik mengingat hasil karya jurnalis tersebut dibaca oleh hampir semua lapisan masyarakat yang tidak sama tingkat pemahaman maupun pengetahuannya, dan juga karena tidak semua orang memiliki banyak waktu untuk membacanya. Dengan demikian bahasa jurnalistik harus dapat dipahami dalam ukuran intelek yang minimal dan juga mengutamakan kemampuan menyampaikan informasi kepada pembaca secara cepat dan komunikatif.

Namun demikian bahasa jurnalistik tidak meninggalkan kaidah yang dimiliki oleh ragam bahasa Indonesia, seperti dalam hal pemakaian kosakata, struktur sintaksis dan wacana. Hal ini karena bahasa jurnalistik lebih menekankan pada daya kekomunikatifannya, yaitu sebagai barikut (Suroso, 2001) :

  • Pemakaian kata-kata yang benar
    Kata merupakan modal dasar dalam menulis. Semakin banyak kosakata yang bisa dikuasai sesorang, semakin banyak pula gagasan yang dikuasainya dan sanggup diungkapkannya. Dalam penggunaan kata, penulis yang menggunakan ragam bahasa Indonesia dihadapkan pada dua hal yaitu ketepatan dan kesesuaian pilihan kata. Ketepatan dalam arti bahwa pilihan kata tersebut tidak akan menimbulkan interpretasi yang berlainan antara penulis dan pembaca, sedangkan kesesuaian dalam arti bahwa pilihan kata tersebut tidaklah merusak wacana.

  • Penggunaan kalimat efektif
    Keefektifan ini sangat menunjang pada proses penyampaian dan penerimaan informasi. Karena itu kefektifan kalimat haruslah dapat membuat isi dan maksud yang disampaikan tergambar dalam pikiran si pembaca, persis dari apa yang dituliskan. Keefektifan kalimat ditunjang antara lain oleh keteraturan struktur atau pola kalimat yang benar, serta kalimat yang harus mempunyai tenaga yang menarik.

 

  • Penggunaan alinea/pragraf yang kompak
    Alinea merupakan suatu kesatuan pikiran, suatu kesatuan yang lebih tinggi atau lebih luas dari beberapa gagasan penjelas. Pembuatan alinea bertujuan memudahkan pengertian dan pemhaman dengan memisahkan suatu tema dari tema yang lain.
  • Penulisan Berita

Berdasarkan pengertian Wojowasito diatas kita memahami bahwa berita merupakan karya bidang jurnalistik. Sehingga apa yang ditulis dalam berita disini haruslah sejalan dengan bahasa jurnalistik yang kita bahas sebelumnya. Berita yang dimaksud disini adalah beberapa informasi atau sejumlah kabar-kabar dari situasi, kondisi, perbuatan, tindakan, maupun keadaan tertentu yang dianggap perlu untuk diketahui oleh khalayak ramai atau banyak orang.Berita yang disampiakn disini sudah pasti haruslah informasi yang benar adanya atau benar-benar terjadi, tanpa adanya tambahan informasi yang tidak benar apalagi sampai memicu kekacauan.Karena itu berita haruslah pula memperhatikan asas keamanannya.

Orang-orang yang bertugas mencari dan mengumpulkan informasi inilah yang disebut sebagai wartawan. Fokus wartawan dalam profesinya itu adalah berita, bagaimana cara menyajikannya kepada khalayak sehingga berita tersebut bertul-betul layak, enak dibaca serta keterpihakan pada proposional berita yang sesungguhnya

Semi (1995:11) mengemukakan bahwa berita adalah cerita atau laporan mengenai kejadian atau peristiwa yang faktual, baru, dan luar biasa sifatnya. Menurut Semi (1995:25) ada beberapa ciri berita yang dipandang perlu untuk sebuah berita agar berkualitas dan menarik untuk dibaca antara lain :

  1. Kejadian itu merupakan sebuah fakta.
  2. Kejadian itu baru, luar biasa.
  3. Skandal atau persengkataan
  4. Memperhatikan selera konsumen.
  5. Mapatoto (1994:35) menambahkan bahwa ada beberapa unsur yang menarik yang diinginkan oleh pembaca yaitu :
  6. kebaruan (time lenses),
  7. kedekatan (proximity),
  8. keanehan (unusualness),
  9. daya pikat manusiawi (human interest), dan

konsekuensi.

Beberapa indikator yang perlu diperhatikan dalam menulis berita menurut Anwar (1984:12)adalah :

  1. Gunakan kalimat-kalimat pendek.
  2. Gunakan bahasa biasa yang mudah dipahami orang
  3. Gunakan bahasa sederhana dan jernih penguatannya
  4. Gunakan bahasa tanpa kalimat majemuk
  5. Gunakan bahasa dengan kalimat aktif, bukan kalimat pasif
  6. Gunakan bahasa padat dan kuat
  7. Gunakan bahasa positif bukan bahasa negatif
  8. Selain itu, dalam penulisan berita terdapat beberapa kesalahan yang perlu diperhatikan diantaranya menurut Mustakim (1993:31) adalah :
  9. Pemenggalan kata
  10. Pemakaian huruf miring/tanda garis sambung
  11. Penulisan berbagai kata
  12. Penulisan kata ulang
  13. Penulisan kata depan
  14. Penulisan partikel
  15. Penulisan singkatan dan akronim

Kesimpulan

Berdasarkan penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa penyuntingan adalah proses, cara, perbuatan menyunting atau sunting-menyunting yakni menyiapkan naskah siap cetak atau siap terbit dengan memperhatikan segi sistematika penyajian, isi, dan bahasa (menyangkut ejaan, diksi, dan struktur kalimat).Sedangkan naskah adalah karangan yang masih ditulis dengan tangan atau     karangan seseorang yang belum diterbitkan.

Saran

Jurnalistik merupakan ilmu terapan yang bisa didapatkan secara otodidak, kursus, baca, dan latihan secara intensif.Namun jika hendak mendalaminya secara keilmuan atau akademis, tentu saja harus masuk pendidikan formal. Dalam jurnalistik penyuntingan merupakan sebuah bagian atau proses dari terbitnya sebuah berita atau sebagainya. Dalam mendalami tentang dunia jurnalistik terutama penyuntingan, sangat dituntut pemahaman tentang penggunaan kaidah bahasa Indonesia. Karena hal ini akan menunjang profesionalisme seorang penyunting. Selain itu, pemahaman tentang teori atau ilmu tentang penyuntingan akan sangat bermanfaat.

Sumber Referensi

Anwar, Rosihan. 1991. Bahasa Jurnalistik dan Komposisi. Pradnya Paramita. Jakarta

Mappatoto, Andi Baso. 1994. Teknik Penulisan Feature. Gramedia. Jakarta

Semi, Atar. 1995. Teknik Penulisan Berita, Feature, dan Artikel. Nusantara. Bandung

Suroso.2001. Bahasa Jurnalistik Sebagai Materi Pengajaran BIPA Tingkat Lanjut.Makalah Seminar Jurnalisme Multimedia. Jakarta

Jurnalistik Non Berita

NON-BERITA

Jurnalistik dipahami sebagai pengetahuan tentang penulisan, penafsiran, proses dan penyebaran informasi secara sistematik dan dapat dipercaya untuk diterbitkan kepada masyarakat umum melalui media massa. Pengertian ini memberi pemahaman kalau sebuah tulisan tidak akan disebut karya jurnalistik jika tidak disajikan kepada publik atau masyarakat melalui media massa.

Kemudian dalam kajian jurnalistik, tulisan dalam media massa selama ini dikenal dalam dua bentuk, yakni berita dan non berita. Jurnalistik non berita adalah opini, profil dan sebagainya yang mencakup artikel, opini, kolom, essai, resensi, tajuk rencana, karikatural, dan pojok.

  1. Artikel

Artikel didefiniskan sebagai “pemikiran, pendapat, ide dan opini seseorang tentang berbagai tema dan peristiwa”. Menulis artikel tidak jauh beda dengan bentuk tulisan lain, susunannya adalah:

  1. Menentukan tema

Tema sebaiknya aktual atau mengangkat topik yang sedang hangat diperbincangkan. Inspirasi dapat berasal dari ide yang diperoleh dari proses berpikir, pendapat orang lain atau dari peristiwa yang kita ketahui baik secara langsung maupun tidak langsung.

  1. Sudut pandang penulisan

Sudut pandang dapat ditinjau dari aspek politik, ekonomi, hukum, budaya, agama, dan sebagainya. Artikel dapat pula dibuat dengan menggabungkan berbagai sudut pandang tersebut. Jika berita manyajikan hanya fakta tentang apa yang telah terjadi, artikel memuat ulasan tentang fakta yang telah terjadi itu dan dapat memuat apa yang bakal terjadi (prediksi) secara, ulasannya tentu mesti diperkuat dengan berbagai argumentasi dan dapat didukung dengan data yang akurat.

  1. Topik bahasan

Judul dalam artikel biasanya tidak sama persis dengan topik yang dibicarakan, semisal topik tentang “Kenaikan Harga BBM” judul artikel dapat saja menjadi “Aksi Menolak Kenaikan Harga BBM Mulai Marak”. Judul ini sebaiknya dibuat singkat, namun mesti menjiwai seluruh isi tulisan dan dapat menggelitik orang untuk pembacannya.

Patut dipahami, kalau artikel merupakan karya jurnalisik yang mempunyai nilai ilmiah bahkan merupakan karya ilmiah. Karena dalam artikel susunan penulisannya mengikuti kaidah karya ilmiah: ada batasan-batasan permasalahan yang diungkapkan untuk selanjutnya diurai dalam tulisan, bahasa yang digunakan adalah bahasa ilmiah-baku yang tidak kaku.

  1. Opini

Dalam pemahaman sederhana, opini adalah sebagai sebuah tulisan yang memuat pendapat atau pandangan penulis. Opini bukan merupakan konstruksi peristiwa, tetapi lebih pada penilaian terhadap peristiwa (fakta), jadi dalam opini terdapat unsur-unsur subyektifitas penulis dalam penyajiannya. Dalam hal penulisan, opini tidak mesti berdasar pada rumus 5W+IH sebagaimana berita. Opini adalah artikel yang mengandung subjektivitas, bukan hanya fakta.

Menulis sebuah opini sama halnya dengan menulis artikel, perlu menentukan tema dan kerangka karangan. Namun biasanya untuk opini (semisal dalam bentuk surat pembaca) hanya mengungkapkan satu tema khusus yang sifatnya lebih menyoroti topik tertentu yang lebih sempit. Sedangkan opini dalam bentuk artikel mengulas suatu hal lebih luas dan mendalam meski tetap pada satu tema tertentu. Dalam jurnalistik, ada beberapa bentuk penulisan opini, yakni artikel, kolom, esai, resensi.

  1. Kolom dan Essai

Kolom dimaksudkan untuk mengurai permasalahan menjadikan lebih terarah. Dalam penulisannya, kolom tidak ketat seperti artikel, bahasa yang digunakan lebih lentur, mudah dipahami, serta terkesan santai. Sementara bentuk tulisan essai lebih longgar dan lebih pendek dari kolom. Dalam essai, kekhasan personal penulisnya lebih ditonjolkan dalam mengurai permasalahan. Sehingga biasanya karakter penulis akan tercermin saat memaparkan idenya dalam essai yang ditulisnya.

  1. Resensi

Resensi merupakan bentuk tulisan dalam hal pengambaran atau analisa terhadap sebuah teks. Teks dimaksud dapat berupa buku, film, pertunjukan teater, pameran seni maupun lagu. Sebagian orang menyebut resensi sama dengan sinopsis, pengambaran secara global tentang teks. Namun sebenarnya tidaklah sama, karena dalam resensi ada sentuhan analisa penulis. Seorang resensor juga harus berlaku subyektif mungkin dalam menggambarkan atau menganalisa teks.

  1. Tajuk Rencana

Tajuk rencana atau editorial adalah opini berisi pendapat dan sikap resmi suatu media sebagai institusi penerbitan terhadap persoalan aktual , fenomenal, dan atau kontroversial yang berkembang dalam masyarakat Tajuk rencana memuat fakta dan opini yang disusun secara ringkas dan logis.

Biasanya judul editorial sifatnya meghimbau pembaca dengan menggunakan kalimat untuk paragraf awal (lead) yang tidak terlalu panjang. Editorial yang baik mengandung keseimbangan antara menentukan dan menganalisa problema dengan logis dengan penyajian hasil analisa dalam bentuk tulisan yang enak dibaca.

Kalau artikel, opini dan surat pembaca dalam surat kabar merupakan pendapat seseorang pembaca terhadap suatu masalah, peristiwa atau kejadian tertentu. Tajuk Rencana atau editorial adalah opini atau pendapat redaksi media massa bersangkutan.

  1. Karikatural

Secara etimologis, karikatur berasal dari bahasa Italia, caricare, yang artinya melebih-lebihkan. Karikatur merupakan representasi sikap atau karakter seseorang dengan cara melebih-lebihkan sehingga melahirkan kelucuan.Karikatur juga sering dipakai sebagai sarana kritik sosial dan politik.

  1. Pojok

Pojok adalah kutipan pernyataan singkat narasumber atau peristiwa tertentu yang dianggap menarik atau kontroversial untuk kemudian dikomentari pihak redaksi dengan kata-kata atau kalimat yang mengsuik , menggelitik, dan ada kalanya  reflektif.

Ciri-ciri pojok :

  1. Berisi dua alinea. Alinea pertama menyajikan suntingan berita atau peristiwa. Alinea kedua menyajikan opini atau pandangan-pandangan dari media massa tersebut sebagai respon terhadap isi yang tersaji dalam alinea pertama.
  1. Isi yang disajikan baik dalam alinea pertama maupun dalam alinea kedua , biasanya terangkai dalam kalimat-kalimat pendek.

Opini atau pendangan-pandangan dari lembaga surat kabar disajikan dalam kalimat-kalimat bernada sinis dan humoris.

Karena keberadaan jurnalistik non berita ini, maka media massa terutama media cetak menjadi pilihan bagi penulis untuk menyampaikan ide, gagasan, pendapat, fakta, data atau informasi lain agar diketahui publik.

FEATURE

Feature adalah tulisan hasil reportase (peliputan) mengenai suatu objek atau peristiwa yang bersifat memberikan informasi, mendidik, menghibur, meyakinkan, serta menggugah simpati atau empati pembaca. Penulisan ini tidak terikat oleh 5W + 1H dan tidak terikat waktu, jadinya lebih awet.

Penulisan feature itu lebih santai dan fleksibel. Selain itu, feature lebih bersifat subyektif (tersirat opini atau sudut pandang penulis) sehingga opini itu tersamar dalam pelukisan suasana, penggunaan contoh-contoh, serta penyertaan nara sumber pilihan yang dapat dipertanggungjawabkan kredibilitasnya.

Sebuah feature hendaknya ditulis dengan gaya bertutur, deskriptif, sedemikian rupa sehingga susunan kata dan kalimatnya mampu menggambarkan atau melukiskan suatu profil atau peristiwa tertentu. Oleh karena itu, feature sesungguhnya sebuah “cerita”, tapi bukan cerita mengenai fiksi melainkan mengenai fakta.

Perbedaan feature dengan straight news :

Feature:

  • Informasi yang disajikan ringan
  • Emosional penonton
  • Nilai kemanusiaan
  • Tidak terikat waktu
  • Bersumber dari berita

News:

  • Fakta
  • Tidak rekayasa
  • Penulisan lebih mendalam
  • Penyelidikan data mendalam
  • Dikupas secara mendalam
  • Informasi yang disajikan berat

Persamaan feature dengan straight news:

Persamaan straight news dan feature terletak pada penulisannya yang menggunakan piramida terbalik. Piramida terbalik sendiri adalah menempatkan sesuatu dari yang terpenting mencakup 5W + 1H di atas hingga mengerucut ke bawah pada suatu yang tidak penting atau hanya sebagai pelengkap berita. Hal ini dimaksudkan agar saat proses editing, tidak ada info penting yang terpotong.

  1. Cirri umum feature:
  2. Lengkap
    Sebuah feature disebut lengkap bila menyatukan bagian-bagian fakta dari suatu peristiwa, dan memadukan jalan pikiran penulisnya dalam bagian pendahuluan, rincian atau uraian , dan kesimpulan atau penutup (punch).
  3. Melawan Kebasian

Feature dapat menjadi alat ampuh melawan kebiasaan berita. berita hanya berumur 24 jam. Dengan feature, sebuah berita dapat dipoles menjadi menarik kembali dan tetap aktual.

  1. Non Fiksi

Feature merupakan pengungkapan fakta-fakta yang dirangkai menjadi satu kesatuan dan memebrikan gambaran yang jelas dan utuh kepada pembaca mengenai suatu peristiwa atau suatu objek.

  1. Bagian Dari Media Massa

Sebuah feature harus disajikan dalam media massa, baik cetak (surat kabar, majalah dan buletin) maupun elektronik (televisi dan radio, web dan blog)

  1. Panjang tak Tentu

Belum ada ketentuan mengenai panjang pendeknya sebuah feature, sehingga tulisanfeature sangat bervariasi tergantung penulisnya. Panjang pendeknya sebuah featuretergantung pada penting-tidaknya peristiwa, menariknya aspek yang diungkap, dan bagaimana penulis berusaha mewarnai feature sehingga memikat dari awal sampai akhir.

  1. Ciri khas feature:
  2. Mengandung segi human interest. Tulisan feature memberikan penekanan pada fakta-fakta yang dianggap mampu menggugah emosi-menghibur, memunculkan empati dan keharuan. Dengan kata lain, sebuah feature juga harus mengandung segi human interest atau human touch-menyentuh rasa manusiawi. Karenanya, feature termasuk kategori soft news (berita ringan) yang pemahamannya lebih menggunakan emosi. Berbeda dengan hard news (berita keras), yang isinya mengacu kepada dan pemahamannya lebih banyak menggunakan pemikiran.
  3. Mengandung unsur sastra. Satu hal penting dalam sebuah feature adalah ia harus mengandung unsur sastra. Feature ditulis dengan cara atau gaya menulis fiksi. Karenanya, tulisan feature mirip dengan sebuah cerpen atau novel-bacaan ringan dan menyenangkan-namun tetap informatif dan faktual. Karenanya pula, seorang penulis feature pada prinsipnya adalah seorang yang sedang bercerita.

  1. Jenis Jenis Feature
  2. Feature kepribadian

Profil mengungkap manusia yang menarik. Misalnya, tentang seseorang yang secara dramatik, melalui berbagai liku-liku, kemudian mencapai karir yang istimewa dan sukses atau menjadi terkenal karena kepribadian mereka yang penuh warna. Agar efektif, profil seperti ini harus lebih dari sekadar daftar pencapaian dan tanggal tanggal penting dari kehidupan si individu. Profil harus bisa mengungkap karakter manusia itu.

Untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan, penulis feature tentang pribadi seperti ini seringkali harus mengamati subyek mereka ketika bekerja; mengunjungi rumah mereka dan mewawancara teman-teman, kerabat dan kawan bisnis mereka. Profil yang komplit sebaiknya disertai kutipan-kutipan si subyek yang bisa menggambarkan dengan pas karakternya. Profil yang baik juga bisa memberikan kesan pada pembacanya bahwa mereka telah bertemu dan berbicara dengan sang tokoh.

  1. Feature sejarah

Feature sejarah memperingati tanggal-tanggal dari peristiwa penting, seperti proklamasi kemerdekaan, pemboman Hiroshima atau pembunuhan jenderal-jenderal revolusi. Koran juga sering menerbitkan feature peringatan 100 tahun lahir atau meninggalnya seorang tokoh.

Kisah feature sejarah juga bisa terikat pada peristiwa-peristiawa mutakhir yang memangkitkan minat dalam topik mereka. Jika musibah gunung api terjadi, koran sering memuat peristiwa serupa di masa lalu. Feature sejarah juga sering melukiskan landmark (monumen/gedung) terkenal, pionir, filosof, fasilitas hiburan dan medis, perubahan dalam komposisi rasial, pola perumahan, makanan, industri, agama dan kemakmuran.

  1. Feature petualangan

Feature petualangan melukiskan pengalaman-pengalaman istimewa dan mencengangkan mungkin pengalaman seseorang yang selamat dari sebuah kecelakaan pesawat terbang, mendaki gunung, berlayar keliling dunia pengalaman ikut dalam peperangan.

  1. Feature musiman

Reporter seringkali ditugasi untuk menulis feature tentang musim dan liburan, tentang Hari Raya, Natal, dan musim kemarau. Kisah seperti itu sangat sulit ditulis, karena agar tetap menarik, reporter harus menemukan angle atau sudut pandang yang segar.

  1. Feature Interpretatif

Feature dari jenis ini mencoba memberikan deskripsi dan penjelasan lebih detil terhadap topik-topik yang telah diberitakan. Feature interpretatif bisa menyajikan sebuah organisasi, aktifitas, trend atau gagasan tertentu. Misalnya, setelah kisah berita menggambarkan aksi terorisme, feature interpretatif mungkin mengkaji identitas, taktik dan tujuan terorisme. Berita memberikan gagasan bagi ribuan feature semacam ini. Setelah perampokan bank, feature interpretatif bisa saja menyajikan tentang latihan yang diberikan bank kepada pegawai untuk me-nangkal perampokan.

  1. Feature kiat (how-to-do-it feature)

Feature ini berkisah kepada pembacanya bagaimana melakukan sesuatu hal: bagaimana membeli rumah, menemukan pekerjaan, bertanam di kebun, mereparasi mobil atau mempererat tali perkawinan. Kisah seperti ini seringkali lebih pendek ketimbang jenis feature lain dan lebih sulit dalam penulisannya. Reporter yang belum berpengalaman akan cenderung menceramahi atau mendikte pembaca — memberikan opini mereka sendiri  bukannya mewawancara sumber ahli dan memberikan advis detil dan faktual.

LANGKAH MENULIS FEATURE

  1. Pilih kasus yang sangat menarik, yang menyangkut kepentingan banyak orang yang menarik untuk ditulis.
  2. Cari kaitan dengan news peg (gantungan cerita).
  3. Cari tau kasus yang di tulis apakah memenuhi kriteria sebagai kepentingan public.
  4. Kuasai bahan dengan lengkap dan akurat.
  5. Mulai menulis feature.

    KESIMPULAN

Jurnalistik non berita adalah opini, profil dan sebagainya yang mencakup artikel, opini, kolom, essai, resensi, tajuk rencana, karikatural, dan pojok.

Artikel didefiniskan sebagai “pemikiran, pendapat, ide dan opini seseorang tentang berbagai tema dan peristiwa”.

opini adalah sebagai sebuah tulisan yang memuat pendapat atau pandangan penulis.

Kolom dan essai untuk mengurai permasalahan menjadikan lebih terarah.

Resensi merupakan bentuk tulisan dalam hal pengambaran atau analisa terhadap sebuah teks.

Tajuk rencana atau editorial adalah opini berisi pendapat dan sikap resmi suatu media sebagai institusi penerbitan terhadap persoalan aktual , fenomenal, dan atau kontroversial yang berkembang dalam masyarakat Tajuk rencana memuat fakta dan opini yang disusun secara ringkas dan logis.

Karikatur merupakan representasi sikap atau karakter seseorang dengan cara melebih-lebihkan sehingga melahirkan kelucuan.

Pojok adalah kutipan pernyataan singkat narasumber atau peristiwa tertentu yang dianggap menarik atau kontroversial untuk kemudian dikomentari pihak redaksi dengan kata-kata atau kalimat yang mengsuik , menggelitik, dan ada kalanya  reflektif.

Berita,Lead Berita, Body berita, dan Jenis-jenis berita

  1. BERITA

Berita adalah informasi baru atau informasi mengenai sesuatu yang sedang terjadi, disajikan lewat bentuk cetak, siaran, Internet, atau dari mulut ke mulut kepada orang ketiga atau orang banyak.

Laporan berita merupakan tugas profesi wartawan, saat berita dilaporkan oleh wartawan laporan tersebut menjadi fakta / ide terkini yang dipilih secara sengaja oleh redaksi pemberitaan / media untuk disiarkan dengan anggapan bahwa berita yang terpilih dapat menarik khalayak banyak karena mengandung unsur-unsur berita.

Stasiun televisi biasanya memiliki acara berita atau menayangkan berita sepanjang waktu. Kebutuhan akan berita ada dalam masyarakat, baik yang melek huruf maupun yang buta huruf.

Pentingnya 5 W + 1 H dan Piramida Terbalik

Menulis berita bukan sekadar mencurahkan isi hati. Sebuah berita harus dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya, aktual, dan informatif. Tidak seperti menulis karangan yang mendayu-dayu. Kualitas berita tentu harus memenuhi kriteria umum penulisan, yaitu 5W+1H yang sudah menjadi ‘sego jangan’ (di luar kepala) buat seorang jurnalis. Selain syarat tersebut, sebenarya ada juga syarat yang juga wajib dimengerti oleh seorang jurnalis, yaitu persyaratan bentuk. Dalam jurnalistik syarat bentuk ini lebih sering dikenal dengan sebutan ‘Piramida Terbalik’. Kenapa disebut Piramida Terbalik, karena bentuknya memang mirip dengan piramida mesir namun posisinya terbalik.

Mengapa kedua hal ini disebut sebagai dasar menulis bagi wartawan. Kedua teknik ini juga bisa, dan memang efektif, dipakai oleh penulis non-wartawan, termasuk bloger

5W=1H adalah singkatan dari “what, who, when, where, why, how,” yang dalam bahasa Indonesia menjadi “apa, siapa, kapan, di mana, mengapa, bagaimana.” Semua unsur inilah yang harus terkandung dalam sebuah artikel biasa atau berita biasa.

Artikel berbentuk berita memiliki struktur unik: Inti informasi ditulis pada alinea awal (disebut sebagai “lead” atau “teras berita”; biasanya satu hingga dua paragraf), data-data penting menyusul pada alinea-alinea selanjutnya, lalu penjelasan tambahan, dan diakhiri dengan informasi lain yang bukan bersifat informasi utama. Inilah yang disebut sebagai piramida terbalik.

Piramida Terbalik adalah sebuah struktur penulisan atau bentuk penyajian sebuah tulisan yang umum dilakukan seorang wartawan. Kenapa harus menggunakan metode Piramida Terbalik, tentu maksudnya adalah agar pembacara dapat segera mengetahui inti dari berita yang ingin diketahuinya. Apalagi disaat seperti sekarang yang serba cepat. Berita online misalkan, sebaiknya dalam menyampaikan berita langsung ke pokok beritanya. Informasi- informasi penting (inti) disajikan di awal paragraf, selanjutnya informasi pendukung mengikuti paragraf berikutnya. Bagi pembaca sebuah artikel, piramida terbalik memudahkannya menangkap inti cerita, sebab informasi yang paling pokok langsung dibeberkan sejak alinea-alinea awal.

Bagi wartawan maupun redaktur, akan memudahkan dalam penulisan dan editing berita, karena mereka lebih fokus pada pokok pikiran berita yang mereka tuliskan. Sedangkan redaktur pun akan sangat mudah dalam menyunting ataupun memotong berita, tinggal menghapus paragraf-paragraf akhir yang dianggap tidak terlalu penting. Sedangkan bagi media dengan penulisan Piramida Terbalik ini, akan menghemat space halaman.

Sifat Berita

  1. Aktual (baru). Hal-hal yang baru lebih memiliki nilai berita dibandingkan hal-hal yang terjadi sudah lama.
  2. Jarak (jauh/ dekat). Khalayak lebih tertarik akan kejadian yang terjadi di sekitar mereka dibandingkan dengan kejadian di tempat yang lebih jauh.
  3. Penting. Sesuatu menjadi berita saat dianggap penting, karena berpengaruh pada kehidupan langsung, contoh: UU larangan merokok.
  4. Akibat. Sesuatu menjadi berita karena memiliki dampak yang besar, contoh: penayangan film Fitna di situs YouTube.
  5. Pertentangan/ konflik.
  6. Seks. Contohnya seperti perceraian, perselingkuhan, dan lain sebagainya
  7. Ketegangan. Contohnya seperti saat-saat pelantikan presiden.
  8. Kemajuan-kemajuan. Inovasi baru atau perubahan.
  9. Emosi, segala sesuatu yang apabila dikabarkan akan membuat marah, sedih, kecewa. Contohnya: pemberitaan tentang bayi baru lahir yang ditemukan di tempat sampah.
  10. Humor.

Bagian Berita

Secara umum, berita mempunyai bagian-bagian dalam susunannya, yaitu hedline, deadline, lead dan body.

  1. Headline

Headline yang sering di sebut judul sering juga dilengkapi dengan anak judul. Bagian ini berguna untuk 1). Menolong pembaca agar segera mengetahui peristiwa yang akan diberikan; 2). menonjolkan satu berita dengan dukungan teknik grafika.

  1. Deadline 

Deadline ada yang terdiri atas nama media masa, tempat kejadian dan tanggal kejadian. Akan tetapi ada pula yang terdiri atas nama media masa dan tempat kejadian. Fungsinya adalah untuk menunjukan tempat kejadian dan inisial media.

  1. Lead

Lead  lazim disebut teras berita. Biasanya, lead  ditulis pada paragraf pertama sebuah berita. Bagian ini merupakan unsur yang paling penting dari sebuah berita karena menentukan apakah isi berita akan di baca atau tidak. Intinya, Lead  adalah sari pati sebuah berita yang melukiskan seluruh berita secara singkat.

  1. Body

Body atau tubuh berita berisi peristiwa yang dilaporkan dengan bahasa yang singkat padat, dan jelas. Dengan demikian, body merupakan perkembangan berita.

  1. Lead Berita

Lead atau Teras Berita (‘teras’ = inti, bukan ‘teras’ = beranda) merupakan bagian paling penting dari fakta yang dikumpulkan. Lead berita terdapat di alinea pertama yang harus memenuhi syarat sebagai berikut:

  1. Bagian paling penting dari fakta yang diberitakan
  2. Ditulis lengkap, singkat, dan padat
  3. Disajikan secara sederhana, mudah dipahami, dan menarik

 

Lead memuat lengkap jawaban terhadap pertanyaan 5W + 1H  (what, who, where, when, why, dan how),  namun penulisannya harus singkat dan padat jumlah kata biasanya amtara 26-30 kata.  Kadang tidak semua jawaban 5W+1H bisa dimuat dalam lead,   karena kalau dipaksakan alineanya akan terlalu panjang. Jika demikian, maka unsur why dan atau how bisa dimuat di alinea berikutnya.

 

Lead seharusnya menggunakan bahasa sederhana agar mudah dipahami. Maka kata yang dipilih haruslah yang sudah diketahui artinya oleh khalayak. Kata dalam bahasa asing maupun bahasa daerah sebaiknya dihindari. Apalagi kalau kata itu belum akrab bagi khalayak. Begitu juga kalimat yang digunakan, haruslah yang gampang dipahami oleh mereka. Sedapat mungkin menggunakan kalimat tunggal dan menghindari kalimat majemuk.

Di samping itu,  penulisan lead harus diawali dengan  unsur  5W+1H yang paling menarik. Biasanya mulai unsur what, namun kalau menyangkut orang penting (prominence) harus dimulai  unsur who. Jarang sekali lead dimulai unsur where dan when,  karena kedua unsur tersebut biasanya hanya sebagai pelengkap. Namun jika unsur where atau  when itu memang penting, bisa saja  lead dimulai unsur tersebut.

 

Jenis teras(lead) berita :

  1. Who lead (Teras Berita Siapa)
    Contoh : Gubernur Bangka Belitung Ir. H Eko maulana ali,Msc.MAP. Kemarin
    meresmikan sekolah   Kepoliasian di Kecamatan Merawang.

 

  1. What lead (Teras Berita Apa)
    Contoh : sekolah Kepoliasian di Kecamatan Merawang kabupaten Bangka telah
    diresmikan oleh Gubernur Bangka Belitung Ir. H Eko maulana ali,Msc.MAP.
  2. Where lead (Teras Berita Di mana)

Contoh :Kabupaten Bangka memiliki 62 desa di 8 kecamatan. Dari jumlah tersebut

baru 5 desa yang memiliki Badan Usaha Milik Desa (BUM Des).

.

  1. When lead (Teras Berita Kapan)

Contoh :Sejak tanggal 1 April 2013 dibukanya pendaftaran calon siswa polisi,Hingga
kini baru 10 orang yang mendaftar

 

5.Why lead (Teras Berita Mengapa)

Contoh : Akibat angin kencang dan gelombang Tinggi, Harga gas elpigi melambung

tinggi

  1. How Lead (Teras Berita Bagaimana)

Contoh : Untuk mencegah kematian akibat minuman keras oplosan. Masyarakat

perlu mendapat bimbingan dan penyadaran tentang memilih makanan dan minuman

sehat.

 

Teras berita berdasarkan penggunaan gaya bahasa(stilistika), menurut Bond(1961,93)

 

  1. The diggest lead :

Contoh : Teras berita yang mengutarakan semua fakta terpenting secara ringkas dan sederhana

 

Mobil Inova putih bernomor polisi B 1975 XX yang menabrak tiang listrik tersebut, dikemudikan oleh anak dibawah umur anak pejabat di Provinsi Bangka Belitung.

 

 

  1. The direct appeal lead :

Contoh : Teras berita yang langsung ditujukan kepada pembaca/pendengar dengan menggunakan kata “Anda” dengan harapan dapat membangkitkan minat mendalami berta selanjutnya.

Saat anda sedang tertidur pulas, hal itulah yang dialami satpam pasar pangkalpinang. Sehingga beberapa toko dimasuki maling. Dapat anda bayangkan dalam satu malam kerugian berkisar milyaran rupiah.

 

3          The circumstantial lead :

Contoh : Teras berita yang awali kondisi lain yang berhubungan dgn berita tsb.

Pemilik toko Emas berteriak histeris, mendapati pintu tokonya telah terbuka dan dagangannya ludes digondol maling.

 

4          The Statement lead atau Quatation lead:

Contoh : Teras berita yang dimulai dengan suatu pemberitahuan dengan menggunakan tanda kutip.

Ketua KPU Bangka Mat zen Mat Yasin mengatakan,” Tidak ada Calon istimewa dalam pemilihan Bupati –Wakil Bupati, Semua sesuai peraturan dan undang-undang KPU”

 

5          The Descriptive Lead :

Contoh : Teras berita yang dimulai dengan lukisan atau pandangan agar tampak lebih hidup.

Keheningan malam mulai dirasakan penduduk , semenjak polisi merazia kendaraan roda dua berkenalpot Recing.

 

6           The Suspended   Interested Lead :

Contoh : Teras berita yang memberikan cukup informasi menarik dan dapat merangsang pembaca untuk menikmatinya, meskipun penuturannya tidak berlebihan

Pekerjaan yang dilakukan oleh Ipan mengumpulkan sampah pelastik dapat membawanya beserta keluarga menunaikan ibadah haji, dapat dijadikan contoh pemuda lain bahwa pekerjaan apapun jika tekun akan berhasil.

 

 

7          The Tabulated Lead :

 

Contoh : Teras berita yang dimaksudkan untuk mengutarakan informasi dengan cara mentabulasikan (menyusun menurut lajur yang telah tersedia)

Warga yang akan membuat Kartu Tanda Penduduk (KTP) harus menyertakan

  1. Kartu Keluarga (KK)
  2. Pengantar dari RT/RW/kepala Lingkungan
  3. Pengantar dari Lurah
  4. Foto ukuran 2X3 dan 3X4 sebanyak 4 Lembar.

 

  1. The Various “Stund” Lead :

Contoh : Teras berita yang mengisahkan simpulperistiwa yang diberitakan dengan gambaran lain yg lebih menakjubkan dan aneh.

Menyadari mangsanya lepas, Polisi menggunting pencuri itu dari belakang lalu terjatuh, seperti pohon tumbang.

 

Selain Teras berita (lead) diatas terdapat pula beberapa jenis lead :

 

  1. Summary Lead atau Conclusion Lead (teras berita yang dipadatkan/dirapatkan)

 

Bupati Bangka, Yusroni yazid,SE mengisi hari liburnya dengan bermain musik dan memancing dilaut.

 

  1. Statement Lead (Teras berita berupa pernyataan)

 

Kepala Sekolah SMK 1 Sungailiat, Drs Lukman menegaskan, Siapapun yang curang pada UAN akan diberikan sangsi.

 

  1. Contrast Lead (teras berita yang berisi hal-hal yang kontras)

 

Bangka yang dikenal sebagai penghasil lada, tahun-tahun terakhir ini masyarakatnya merasa kesulit mendapatkan lada kering dengan harga murah.

 

  1. Descriptive Lead (Teras Berita memaparan inti berita)

Tunggul pohon kelapa yang sudah lapuk dimakan rayap, kulitnya terkelupas semula akan digali dan dibuang, Siapa menyangka dibawah akar tua itu terdapat lubang berisikan barang-barang antik yang berumur ratusan tahun.

 

  1. Punch lead. : teras berita langsung “memeukul”pembaca dengan sesuatu yang nyentrik

 

Seekor sapi menghamburkan jalan kota sungailiat. Sapi itu terlapas dari mobil pengangkutnya berlari di jalan raya dan membenturkan badannya kemobil yang sedang berhenti diperempatan lampu merah sudirman.

 

  1. Freak lead : yaitu teras berita uraian membuat pembaca mempunyai bayangan yang sama sekali berbeda dengan objek yang dimaksud.

Rajin pangkal pandai

Siapa rajin, badan terkulai

 

  1. Backgroun lead: yaitu teras berita yang menggambarkan kondisi yang melatarbelakangi suatu peristiwa.

Sejak minggu lalu desa air duren kecamatan pemali didatangi warga dari berbagai daerah. Diantara mereka menyaksikan dari dekat sumur tua yang menyimpan biji timah berpuluh tahun lalu. Ada juga sekedar berbincang-bincang dengan kerabatnya yang berjump disama. Pihak Kepolisian, perwakilan PT Timah, aparat desa dan warga pemilik lahan tampak sedang berbincang-bincang.Sumur tua itu kini dipasang garis polisi agar tidak diambil lagi timahnya.

 

  1. Question lead (Teras Berita Pertanyaan)

Mengapa tidak ke lantai bawah lebih dulu? “Inilah konsep dasar rumah panggung. Di sini, kami melakukan kegiatan utama di lantai atas,” jawab Santo—panggilan akrab Adbulah Santoso. Konsep bertinggal seperti ini umurnya sudah tua sekali. Dulu, nenek moyang kita membuat struktur yang dinaikkan karena beberapa alasan—seperti menghindari binatang buas dan mencegah kelembaban (terutama pada lingkungan berair). Pada rumah panggung modern milik Santo, arsitek sekaligus pemilik rumah ini, Anda dapat menyaksikan bagaimana konsep rumah panggung tradisional diterjemahkan dalam bangunan modern.

 

TERAS BERITA YANG PENYUSUNANNYA DIAWALI DENGAN JENIS KATA ATAU KALIMAT TERTENTU.

Suhandang(2004) membaginya dalam beberapa jenis

  1. Conjunction lead : dimulai menggunakan kata sambung “dengan”, “ketika,dsb
  2. Intuitive lead : dimulai menggunakan kata sambung, untuk,” Guna”, “Demi” dsb
  3. Condition lead : “apabila,”seandainya”, “kalau”, dsb
  4. Substantive lead teras yang dimulai dengan kata ganti
  5. Question lead : diawali dengan kata/kalimat tanya dan jawabannya
  6. Astonisher lead :dimulai dengan kjata/kalimat yang mengejutkan
  7. Name lead : diawali nama tokoh yang terlibat.
  8. Cartridge lead : diawali kata/kalimat yang menegangkan atau menggelisahkan.

 

  • PEDOMAN PENULISAN BERITA

Pedoman untuk menulis teras berita adalah:

  1. singkat, artinya langsung menuju pokok persoalan.
  2. spesifik, artinya harus secara tepat menceritakan pokok persoalan.
  3. identifikasi dengan jelas, artinya menjawab pertanyaan berita
  4. hindari bentuk pertanyaan atau kutipan, artinya teras berita memberikan jawaban bukan pertanyaan
  5. nyatakan waktu dengan tepat , artinya berita yg disampaikan harus baru, sebab waktu adalah elemen yg terpenting.
  6. beri keterangan dengan tepat. artinya berikan keterangan yang secara rinci dan jelas

Pedoman penulisan teras berita juga dikeluarkan Persatuan wartawan Indonesia ( PWI ). Tulisan Mitchell V. Chanley dalam buku Reporting terdapat dua pegangan utama dalam menulis teras berita.

  1. Bukalah ters berita dengan kalimat yang menonjolkan unsur-unsur yg paling kuat dalam kalimat

berita.

  1. Ikuti pegangan untukmenulis suatu kelengkapan gagasan dalam satu kalimat.

 

  • BODY BERITA

Tubuh berita (news body) merupakan tempat di mana berita terletak. Dalam tubuh beritalah pembaca dapat mengetahui berita yang sesungguhnya, dalam arti bukan rangkuman. Karena tubuh berita menyimpan informasi yang penting, tubuh berita hendaknya ditulis semenarik mungkin, sehingga mampu membuat pembaca terus membaca berita tersebut, namun dengan tetap menjaga keringkasan berita (karena ruang yang terbatas dalam surat kabar).

Tubuh berita dapat disusun dengan susunan piramida terbalik, dengan susunan kronologis, maupun dengan susunan di mana informasi penting diletakkan di belakang.

Selain teknik penyusunan tubuh berita, membuat berita yang baik juga dapat dilaksanakan dengan memperhatikan kesatuan tubuh berita. Hal ini dapat dilakukan dengan cara mengulangi kata-kata kunci; memakai kata maupun frase transisi yang tepat serta menyusun struktur berita dengan benar dan mengalir.

Di samping itu kekuatan tubuh berita dapat pula dibangun dengan menyertakan kutipan, baik langsung maupun tidak langsung, dari sumber berita; menyertakan nama/jabatan sumber berita (attribution); memberi identifikasi yang jelas tentang siapa sumber berita serta menyertakan latar belakang berita.

  1. JENIS-JENIS BERITA
  2. Straight News

Straight News atau Berita Langsung adalah jenis berita yang biasanya ditulis secara to the point, lugas, dan ringkas serta berisi informasi tentang peristiwa terkini/terbaru (aktual), terhangat, dan juga menarik. Jenis berita inilah yang biasanya kita temui pada halaman depan dari koran atapun surat kabar yang ada di sekeliling kita.

Berita Straight News terbagi menjadi dua macam, diantaranya yaitu:

  1. Hard News, biasanya berita penting yang sangat terupdate ataupun terbaru (aktual) dan sangat penting untuk segera disampaikan kepada pembaca hingga biasanya jenis berita ini menjadi berita utama pada surat kabar.
    Contoh yang termasuk kedalam hard news: berita perang, politik, kriminalitas dan ekonomi negara.
  2. Soft News, merupakan berita lunak atau ringan yang biasanya memberikan informasi mengenai latar belakang atau kisah-kisah kemanusiaan.
    Contoh berita yang termasuk kedalam soft news adalah seni, hiburan, dan gaya hidup.

2. Opinion News

Opinion News merupakan berita pendapat atau opini yang berisikan laporan pandangan seseorang mengenai suatu hal, ide kreatif, pemikiran ataupun komentar terhadap sesuatu yang penting. Berita opini ini biasanya berasal atau bersumber dari para ahli, cendikiawan, profesor, atau pejabat mengenai suatu masalah atau peristiwa. Contoh dari opinion news misalnya adalah pendapat dari pengamat ekonomi mengenai turunnya harga rupiah di dunia.

3.      Interpretative News

Berita Interpretasi merupakan jenis berita yang merupakan perkembangan dari Straight News. Perkembangan disini maksudnya adalah dengan adanya penambahan informasi latar belakang, wawancara dengan berbagai sumber dan pengamat, serta menambah data-data terkait sehingga dapat menghasilkan berita baru yang lebih detail, dan lebih lengkap. Berita Interpretative ini sangat membutuhkan wawasan yang luas dan juga ketajaman analisi dari sang wartawan.

4.      Depth News

Depth News yaitu Berita Mendalam, maksudnya adalah berita yang dikembangkan dengan pendalaman hal-hal yang ada di bawah suatu permukaan. Unsur berita yang ditekankan adalah “Mengapa” atau “Why” (mengapa suatu peristiwa bisa terjadi) dan “Bagaimana” atau “How” ( bagaimana peristiwa itu terjadi, detail peristiwa), serta So what (lalu bagaimana dampaknya atau bagaimana selanjutnya?).

Tujuan Depth News adalah untuk lebih mengangkat sebuah masalah secara mendalam. Contoh: Ibu Kota Jakarta selalu dilanda banjir setiap kali musim penghujan datang.

5. Investigation News

Investigation News adalah Liputan Penyelidikan, maksudnya adalah berita yang dikembangkan berdasarkan penelitian atau penyelidikan dari berbagai sumber. Contoh: Praktik Korupsi di kalangan pejabat DPR.
Investigation news ini hampir sama seperti depth news. Hanya bedanya, depth news hanya melaporkan peristiwa secara mendalam sedangkan Investigative News dilakukan karena wartawan “menduga” ada pelanggaran yang merugikan kepentingan umum namun ditutup- tutupi kalangan tertentu.
Unsur utama Liputan Penyelidikan adalah karena adanya dugaan penyelewengan yang merugikan publik. Wartawan dalam hal ini menempatkan diri sebagai watchdog dan melakukan “penyelidikan” untuk mencari kebenaran (fakta) yang tersembunyi.
Wartawan yang melakukan investigation news terkadang harus menyamar layaknya intel. Kode etik membolehkan wartawan menyembunyikan identitas dalam melakukan kerja jurnalisme investigatif.
Kesimpulan

Berita adalah informasi baru atau informasi mengenai sesuatu yang sedang terjadi, disajikan lewat bentuk cetak, siaran, Internet, atau dari mulut ke mulut kepada orang ketiga atau orang banyak.Secara umum, berita mempunyai bagian-bagian dalam susunannya, yaitu hedline, deadline, lead dan body. Kejadian atau peristiwa yang menarik juga satu hal yang penting untuk menarik perhatian khalayak ramai untuk mengetahui tentang berita tersebut. Dan terakhir laporan maksudnya disini bagaimana cara penyampaian atau menampilkan berita tersebut kepada khalayak ramai untuk menarik ketertarikan khalayak pada berita tersebut.

Dalam jurnalistik juga dikenal jenis berita menurut penyajiannya, yaitu:

  1. Straight News (sering juga disebut hard news), yakni laporan kejadian-kejadian terbaru

yang mengandung unsur penting dan menarik, tanpa mengandung pendapat-pendapat penulis berita

  1. Soft News (sering disebut juga feature), yakni berita-berita yang menyangkut

kemanusiaan serta menarik banyak orang termasuk kisah-ksiah jenaka, lust (menyangkut nafsu birahi manusia), keanehan (oddity).

  1. Feature (berita kisah), yakni berita yang disajikan dalam bentuk yang menarik,

menggunakan pelacak latar belakang suatu peristiwa dan dituturkan dengan gaya

bahasa  yang menyentuh perasaan.

  1.  Reportase, yakni Jenis laporan ini merupakan laporan kejadian (berdasarkan pengamat

dan sumber tulisan), serta mengutamakan rasa keingintahuan pembaca.

Dasar – Dasar Jurnalistik

2.1 Susunan Berita

 

Komponen utama yang membentuk sebuah berita adalah teras berita(Lead) dan tubuh berita (body). baik dalam penulisan berita secara konvensional atau berita yang disusun dengan pola variasi terdapat kedua komponen ini. lazimnya berita ditulis dengan pola piramida terbalik. yaitu mulai dari bagian paling penting( teras) makin ke bawah makin kurang penting.  Bagian paling atas (alinea pertama) disebut lead/inti berita, merupakan bagian fakta paling penting, sedangkan bagian selanjutnya merupakan uraian/penjelasan  dari alinea pertama tersebut(tubuh berita).yang bawah akhir berita.

Penulisan seperti ini tidaklah mudah  karena: 1) kebiasaan sejak nenek moyang kita menyampaikan pesan secara  bertutur,  sehingga menulis belum menjadi budaya, dan 2) kebiasaan kita bercerita secara kronologis, yaitu bagian penting ditempatkan di akhir cerita.

Kegunaan menulis bagian terpenting paling atas adalah:

  1. Memudahkan redaksi dalam menyiarkan berita. Yaitu,  bila ruang/waktu tidak cukup untuk memuat seluruh isi berita, maka bisa mengabaikan bagian bawah berita
  2.  Membantu khalayak  agar cepat mengetahui isi berita. Yaitu, dengan hanya mengetahui bagian paling penting, khalayak sudah bisa memahami berita tersebut.

 

 

2.2 Prinsip-prinsip Dasar yang Harus Diketahui Wartawan dalam Menulis Berita

Ada lima syarat menulis berita, yaitu:

  1. Kejujuran: apa yang dimuat dalam berita harus merupakan fakta yang benar-benar terjadi. Wartawan tidak boleh memasukkan fiksi ke dalam berita.
  2. Kecermatan: berita harus benar-benar seperti kenyataannya dan ditulis dengan tepat. Seluruh pernyataan tentang fakta maupun opini harus disebutkan sumbernya.
  3. Keseimbangan:
    Agar berita seimbang harus diperhatikan:

    1. tampilkan fakta dari masalah pokok
    2. jangan memuat informasi yang tidak relevan
    3. jangan menyesatkan atau menipu khalayak
    4. jangan memasukkan emosi atau pendapat ke dalam berita tetapi ditulis seakan-akan sebagai fakta
    5. tampilkan semua sudut pandang yang relevan dari masalah yang diberitakan
    6. jangan gunakan pendapat editorial
  4. Kelengkapan dan kejelasan

Berita yang lengkap adalah berita yang memuat jawaban atas pertanyaan who, what, why, when, where, dan how.

  1. Keringkasan:
    Tulisan harus ringkas namun tetap jelas yaitu memuat semua informasi penting.

2.3 Ciri dan Langkah Menyusun Berita

 

  1. Penemuan peristiwa atau kejadian

Isi berita berkaitan dengan peristiwa-peristiwa aktual. Jika tidak muncul

peristiwa seperti perampokan, bencana alam, kebakaran, dan kejadian mendadak

lainnya, pencari berita perlu mencari dan menangkap kegiatan-kegiatan unik yang

muncul di masyarakat.

 

  1. Pencarian sumber berita

Agar isi berita akurat, penulis berita harus dapat menemukan tokoh yang mampu

memberikan informasi secara tepat peristiwa yang akan diberitakan. Sebagai contoh

untuk mendapatkan informasi tentang data korban dan proses kejadian, penulis

dapat mewawancarai pihak kepolisian setempat.

 

  1. Pewawancaraan

Wawancara dilakukan penulis berita untuk memperoleh fakta tentang suatu

kejadian, data korban, atau proses kejadian.

 

  1. Pencatatan hal-hal penting

Selama proses pencarian informasi, penulis dapat dipandu dengan pertanyaan

apa, siapa, di mana, kapan, mengapa, bagaimana proses terjadinya peristiwa.

 

  1. Penyusunan berita

Penyusunan berita pada hakikatnya harus menggunakan bahasa yang singkat

dan jelas.

 

2.4 Teknik Menulis Berita

 

Menulis sebuah berita bukanlah hal yang mudah, karena untuk bisa menghasilkan sebuah berita yang baik diperlukan teknik-teknik yang baik dan benar pula di dalam mengumpulkan berita atau menulisnya, agar berita yang dihasilkan berbobot dan memiliki daya tarik pembaca. Disini akan diungkapkan mengenai bagaimana menulis sebuah berita yang sesuai dengan kaedah-kaedah penulisan berita.

  1. Langkah- Langkah Penulisan berita.

Hal- hal yang harus diperhatikan dalam penulisan berita:

  1. a)  Obyektif, seorang wartawan harus menjaga jarak dengan peristiwa yang diangkatnya sebagai berita, dengan demikian seorang wartawan dilarang melibatkan kepentingan pribadi dan pandangan subyektif atas peristiwa. Namun tulisan harus faktual atau dituliskan berdasarkan fakta dan data yang benar- benar ditemukan dilapangan.
  2. b)    Cover both side, tulisan harus seimbang dan berusaha mencantumkan semua pihak yang terlibat dalam peristiwa.
  3. c)     Prinsip hemat kata, prinsip dasar komunikasi menghendaki agar komunikasi berjalan dengan cepat dan jelas, dalam waktu dan ruang yang relatif terbatas, selain itu perhatikan penggunaan bahasa yang hemat dan maksud serta inti dari tulisan bisa dipahami. Hal ini agar berita efisien dan efektif, baik dari pemilihan diksi, membentuk kalimat, penyusunan alinea, hingga membentuk plot seefektif mungkin, yang terpenting dalam penulisan berita adalah pembaca mudah mencerna informasi yang disampaikan.
  4. d)    Berita harus menggandung unsur 5W+1H, artinya dalam berita harus dijelaskan peristiwa apa yang ditulis, siapa saja yang terkait, kapan itu terjadi, dimana terjadinya dan bagaimana rangkaian peristiwa tersebut.
  5. e)    Sebuah berita harus ditulis dalam piramida terbalik . Dalam pola ini maka data yang paling penting harus diletakan dialinea- alinea pertama. Dengan demikian semakin atas letak alinea, semakin penting pula data yang dikandungnya, alinea pertama yamg disebut dengan lead merupakan alinea terpenting. Sebab dalam lead inilah termuat angel(sudut bidik), berita dan inti yang dipaparkan.
  6. Bentuk dan Jenis Susunan Berita.

Pada era modern seperti sekarang ini, sudah sangat banyak media penyaji berita yang relative canggih dan juga efektif, sehingga memudahkan para pembaca berita di dalam mendapatkan berita. Untuk itu, berita yang dimuat di media cetak pun harus menyesuaikan dengan kebutuhan pembaca, yang nota bene pembaca sekarang adalah orang-orang yang tidak cukup memiliki banyak waktu di dalam kesehariannya apalagi untuk membaca Koran, mereka cenderung lebih tertarik untuk melihat berita melalui TV yang dianggap sangat efisian dalam mempebaharui informasinya. Supaya media cetak tidak terlalu tertinggal jauh dengan TV atau radio, maka harus dimuat dengan seefektif dan seefisien mungkin. Di bawah ini adalah beberapa bentuk dari struktur penulisan sebuah berita, yaitu:

 

  1. Bentuk Piramida terbalik; dalam penulisan berita dimulai atau diawali dari berita yang dianggap paling penting, setelah itu diikuti hal- hal yang kurang penting. Bentuk ini sering dipakai untuk menulis berita- berita langsung (straight news). Bagian paling penting dituangkan dalam lead atau alinea pertama berita.
  2. Bentuk Piramida tegak; penulisan berita diawali dari hal- hal yang kurang penting, kemudian diikuti ke hal- hal yang semakin lama semakin penting.
  3. Bentuk Pararel; penulisan berita ini antara alinea- alinea awal, pertengahan hingga akhir dianggap memiliki bobot yang tidak jauh berbeda.
  4. d)  Bentuk Kronologis; penulisan bentuk ini memaparkan data- data atau informasi secara berurutan. Antara alinea awal, pertengahan sampai akhir berita merupakan proses waktu atau peristiwa yang sulit untuk dipisahkan.
  5. Proses atau tahap menulis atau menyusun berita:

Dibawah ini adalah tahap dalam penulisan sebuah berita atau bisa dikatakan juga sebagai alur menulis berita, yakni:

  1. Fact Organizing yaitu pengorganisasian/ pengumpulan fakta oleh wartawan yang akan menulis berita. Apakah itu hasil interview, kejadian langsung, ataupun menggunakan data- data tertulis yang telah tersedia.
  2. Lead Decission yaitu penentuan lead untuk teras berita. Ingat, gagal menentukan lead, bisa berarti gagal menulis berita.
  3. Word selection yaitu pemilihan kata- kata yang cocok, untuk mendukung penulisan berita, usahakan alur yang runtut, jangan melompat- lompat sehingga dapat mengganggu pemahaman pembaca.
  4. Start to write yaitu ambil mesin ketik atau komputer, kertas, jika perlu referensi pendukung. Konsentrasilah dalam menulis sehingga tidak keliru.[6]

Menurut Prof. John Hohenberg, sebagaimana dikutip oleh Rosihan Anwar dalam bukunya Bahasa Jurnalistik dan Komposisi, gaya bahasa dan patokan yang digunakan dalam penulisan berita sebaiknya :

  1. Teliti, ringkas, jelas, dan mudah dimengerti.
  2. Gunakanlah kalimat yang relative singkat, sederhana, dan satu paragraf cukup terdiri atas satu hingga tiga kalimat.
  3. Satu gagasan sama dengan satu kalimat.
  4. Prioritaskan kata-kata yang pendek.
  5. Gunakan kata kerja yang kuat dan berhemat dalam menggunakan kata sifat.
  6. Spesifik dalam penulisan (seperti dalam menyebutkan tinggi, berat, jarak dan lain-lain).
  7. Gunakan kutipan-kutipan yang mengandung arti secara parsial.
  8. Cermatilah penulisan berita dengan pola piramida terbalik

 

Menulis berita itu memiliki struktur atau susunan tersendiri.Caranya tidak seperti menulis surat cinta atau menulis surat kepada orang tua. Tetapi disusun sedemikian rupa untuk memudahkan para pembaca memahami secara mudah dan benar.
Bentuk Piramida terbalik yaitu dalam penulisan berita dimulai atau diawali dari berita yang dianggap paling penting, setelah itu diikuti hal- hal yang kurang penting. Bentuk ini sering dipakai untuk menulis berita- berita langsung (straight news).

 

2.5 Pendekatan dalam membuat berita

Terdapat dua pendekatan yang digunakan untuk melulis berita Staight dan soft. Straight News berita yang disajikan langsungdengan menyebutkan pokok persoalan/pikiran utama mengingat tidak semua orang memiliki waktu luang untukmembaca,mendengar dan menyaksikan penyajian berita. Kesibukan membuat seseorang praktis untuk mengetahui berita hanya ingin menikmati utamanay saja.

Beberapa jenis Straight News menurut suhandang (2004) antara lain;

  1. Matter of fact news, yaitu berita yang hanya mengemukakan fakta utama yang terlibat dalam peristiwa itu saja.
  2. Action news, Yaitu berita yang hanya mengemukakan perbuatan,tindakan (kejadian) yang terlibat dalam peristiwa itu saja (mengisahkan jalannya peristiwa itu).
  3. Quote news, Yaitu berita yang hanya mengemukakan kutipan dari hal yang diucapkan oleh para tokoh yang terlibat dalam peristiwa itu.

Pendekatan berikutnya adalah soft news.

 

2.6 Piramida terbalik

Bagian paling penting dituangkan dalam lead atau alinea pertama berita

Bentuk Piramida tegak; penulisan berita diawali dari hal- hal yang kurang penting, kemudian diikuti kehal- hal yang makin lama makin penting. Bentuk Pararel; penulisan berita ini antara alinea- alinea awal, pertengahan hingga akhir dianggap memiliki bobot yang tidak jauh berbeda.
Bentuk Kronologis; penulisan bentuk ini memaparkan data- data atau informasi secara berurutan.Antara alinea awal, pertengahan sampai akhir berita merupakan proses waktu atau peristiwa yang sulit untuk dipisahkan.Dalam jurnalistik ada tiga macam tulisan yang biasanya dipakai media massa yaitu :
Straight News : berita langsung, apa adanya, ditulis secara singkat dan lugas dan padat akan unsur 5W+1H pada lead dan menggunakan piramida terbalik.

Untuk menulis berita memiliki struktur dengan pola piramida terbalik, yaitu menempatkan fakta paling penting pada awal berita dari bahan-bahan berita yang diperoleh, kemudian fakta-fakta penting lainnya, dan selanjutnya fakta yang kurang penting ditempatkan dibawah.

Metode piramida terbalik ini adalah bentuk yang paling tepat untuk kepentingan efesiensi ruang halaman surat kabar. Sehingga kalau terjadi pemotongan berita, redaksi tinggal memotang bagian akhirnya saja.

Disamping itu pembaca yang tidak memiliki waktu, dapat membaca bagian awalnya saja, mereka sudah mendapatkan informasi.

Inilah hal-hal yang dimaksud dengan pola piramida terbalik:

  1. a)    Judul berita:

Kepala berita (head line). Gunanya untuk memperkenalkan isi berita isi berita yang akan ditulis. Judul ini hendaknya mencerminkan isi berita.

Kemampuan jurnalis dapat dilihat dari keterampilannya dalam meramu berbagai informasi menjadi satu berita yang utuh. Menurut Bill Kovach dan Tom Resenstiel dalam bukunya Sembilan Elemen Jurnalistik, tugas utama seorang jurnalis adalah menyampaikan kebenaran. Namun selain menyampaikan kebenaran, jurnalis pun dituntut untuk pandai merangkai serta menyusun informasi-informasi yang diperolehnya menjadi sebuah berita yang menarik dan enak dibaca.

Suhandang(2004) mengatakan, menurut kepentingan beritanya ada empat jenis judul yang perlu diketahui.

  1. Banner headline, yaitu jenis judul berita untuk jenis berita yang sangat penting dengan cara menonjolkan jenis dan ukuran huruf yang mampu mencerminkan sifat gagah dan kuat dalam penyajiannya.(mampu menempati 4 kolom besar surat kabar)
  2. Spread headline , yaitu jenis judul berita untuk jenis berita yang penting. Cara penyajiannya lebih kecil dipandingkan Banner headline (hanya mampu menempati 3 kolom)
  3. Secondary headline, yaitu jenis judul berita yang kurang penting. Cara penulisan hurufnta lebih kecil ukuran dan ketebalannya dari Spread headline
  4. Subordinated headline, yaitu jenis judul berita yang tidak penting (kadang hanya untuk mengisi kekosongan kolom)

Dari keserasian baris judul berita dapat dibagi beberapa jenis

  1. Cross line headline : judul terdiri dari satu baris
  2. Pyramide headline : judul yang susunannya lebih dari satu baris dan berbentuk pyramid
  3. Inverted ptramide headline : : judul yang susunannya lebih dari satu baris dan berbentuk pyramid terbalik
  4. Flus left headline : judul terdiri dari beberapa baris disusun rata tepi kiri.
  5. Flus right headline : judul terdiri dari beberapa baris disusun rata tepi kanan.
  6. Hanging indention headline : judul yang terdiri dari tiga baris atau lebih yang susunan panjangnya dimulai baris pertama.

Kendala yang banyak ditemui, terutama bagi jurnalis pemula adalah menyusun judul berita yang menarik. Menarik yang dimaksud adalah mampu membuat pembaca penasaran dan ingin membaca sampai akhir. Disinilah perlu adanya eye catching yang menjadi daya tarik dari sebuah judul berita.

Aturan tentang menyusun judul berita yang menarik ini, berlaku di seluruh media massa mulai dari cetak, elektronik sampai online. Aturan baku untuk membuat judul yang menarik diantaranya :

  • Judul adalah kalimat lengkap yang terdiri dari subjek dan predikat. Artinya, sebuah judul berita harus menggambarkan isi dari berita yang hendak diinformasikan.
  • Judul berita padat, ringkas dan pendek. Judul berita maksimal terdiri dari delapan suku kata. Idealnya, lebih ringkas sebuah judul berita maka lebih efektif.
  • Judul berita bukan sekedar rangkaian kata saja, tetapi harus menggambarkan isi dari berita. Sehingga pembaca/pemirsa/pendengar langsung memahami apa yang hendak diinformasikan.
  • Judul berita harus mudah dipahami oleh berbagai khalayak. Karena pembaca/pemirsa/pendengar media massa bersifat heterogen dan anonim. Sehingga pesan harus mampu dipahami oleh berbagai kalangan.
  • Judul berita menggunakan kata-kata sederhana. Hal ini pun berkaitan dengan khalayak yang berasal dari berbagai latar belakang.
  • Judul berita sebisa mungkin harus menghindari kata tanya atau tanda tanya. Hal ini guna memperjelas informasi yang akan diberitakan. Mencegah terjadinya pemahaman khalayak yang ambigu.
  1. b)    Date Line:

Ini merupakan keterangan sebagai petunjuk sebagai: tempat kejadian(nama kota) dan waktu penyusunan berita,yaitu tempat atau waktu berita diperoleh dan disusun. Contohnya Jakarta, Kompas; Jakarta: Republika, Senin

  1. c)    Teras Berita:

Biasanya dinamakan LEAD, yaitu alinea pertama dari sebuah berita yang merupakan inti terpenting dari keseluruhan isi berita yang disajikan.

Dalam struktur sebuah berita ada bagian yang disebut lead atau teras berita. Lead adalah paragraf pertama dalam berita yang mengandung gambaran umum suatu berita.

Teras Berita dalam sebuah berita menjadi sangat penting karena akan menggambarkan keseluruhan berita dan menjadi daya tarik berita agar diminati khalayak. Abdul Chaer (2010:127) menyebutkan bahwa lead yang fungsinya sama dengan intro dalam musik disebut juga teaser, penggoda, karena pada hakekatnya bagian awal dari tulisan tak ubahnya sebagai penggoda agar pembaca tertarik untuk membacanya terus.

Teras Berita yang ideal adalah yang menggandung unsur 5W + 1 H. Unsur 5 W + 1 H yang dimaksud adalah What (Apa), Who (Siapa), Why (Kenapa), When (Kapan), Where (Dimana) dan How (Bagaimana). Namun tidak ada urutan rumus yang pasti dalam menempatkan mana yang harus lebih dulu ditulis.

Teras berita yang idal bukan berarti harus selalu diikuti. Dalam beberapa media massa memiliki toleransi dan aturan tersendiri  terhadap teras berita. Namun yang terpenting teras berita tetap mencerminkan keseluruhan isi berita dan menarik pembaca untuk membaca berita tersebut.

Dalam memudahkan seorang wartawan untuk membuat teras berita, Melvin Mincher  merumuskan apa yang harus dilakukan wartawan dalam membuat sebuah lead.

Pertama seorang wartawan haruslah menanyakan kepada dirinya sendiri tentang fakta-dakta yang ditemukan di lapangan. Pertanyaan yang harus ditanyakan adalah:

  1. Apa yang unik, atau paling penting atau tidak biasa dari sebuah kejadian?
  2. Siapa yang terlibat – siapa yang melakukan atau siapa yang memberikan penjelasan?

Setelah berhasil menjawab dua pertanyaan diatas maka seorang wartawan harus menjawab pertanyaan untuk membentuk sebuah lead:

  1. Lead jenis apa yang lebih tepat dipakai
  2. Gaya bahasa seperti apa yang akan dipakai di dalam lead
  3. Apa yang lebih membuat pembaca tertarik untuk ditempatkan diawal.

Pertanyaan diatas mungkin terlihat mudah, tetapi dalam kenyataannya masih membuat wartawan terutama wartawan pemula kesulitan. Akibatnya teras berita menjadi tidak fokus dan tidak menggambarkan keseluruhan isi dari berita tersebut.

Untuk memudahkan dalam menulis maka lead diklasifikasikan menjadi beberapa jenis:

  1. Summary Lead, jenis ini cukup berisi ringkasan singkat tentang inti yang terjadi dalam sebuah kejadian. Lead jenis ini yang biasa dipakai untuk berita singkat seperti straight news ataupun flash news. Lead jenis ini menyajikan unsur 5W + 1 H didalamnya secara singkat.
  2. Comprehensive lead, jenis ini menggambarkan secara keseluruhan gambaran dari sebuah kejadian. Lead jenis ini biasa juga disebut roundup lead. Lead jenis ini menekankan unsur “kapan” dalam pembukaan yang menjadi esensi berita yang diikuti oleh fakta-fakta lainnya.
  3. Accident lead, jenis ini adalah kombinasi dari summary lead dan  comprehensive lead. Yang menjadi ciri khas dari lead jenis ini karena lead ini lebih menekankan pada unsur “siapa” pada penulisannya.
  4. Punch lead, jenis ini dimulai dengan menuliskan fakta terbesar, dan terpenting dalam berita. Jenis ini disebut punch lead karena “guncangan” akan dirasakan pembaca pada baris kalimat dan akan terus membaca berita tersebut.
  5. Crusade lead, jenis ini digunakan untuk mengkampanyekan atau menjelaskan suatu kejadian yang tidak pasti.
  6. Astonisher lead, jenis ini ditunjukan untuk membuat pembaca tercengang sehingga akan timbul rasa penasaran untuk membaca kelanjutan berita tersebut.
  7. Explosive lead, jenis ini adalah jenis lead yang biasa digunakan untuk menulis berita yang mengagetkan para pembaca.
  8. You-and-I lead, jenis ini biasa digunakan untuk berita yang membutuhkan kedekatan antara berita dengan pembaca. Hal ini agar pembaca merasa lebih dekat secara emosional dan menarik untuk membaca berita tersebut.
  9. Suspended-Interest lead, jenis ini menggunakan fakta tambahan diawal dan memindahkan fakta utama di belakang lead.
  10. Question lead, jenis ini menggunakan pertanyaan untuk memulai bertia yang akan disampaikan.
  11. Quote lead, jenis ini menggunakan kutipan dari perkataan narasumber sebagai awalan berita yang akan disampaikan.
  12. Dependent lead, jenis ini digunakan untuk memberi tekanan pada sebab-akibat dari sebuah kejadian. Biasanya lead jenis ini menggunakan kata hubung pada awal kalimat.
  13. Than-and-Now lead, jenis ini biasa digunakan untuk menambah kesan dramatis pada sebuah berita dengan menggambarkan dulu dan sekarang.
  14. Here-and-There lead, Jenis ini biasa digunakan untuk membandingkan satu tempat dengan tempat lainnya.
  15. Epigram lead, jenis ini menggunakan sajak atau ungkapan pendek untuk mengawali lead. Ungkapan tersebut bisa berarti baik ataupun sebaliknya.

Macam-macam LEAD

1)lead ringkasan

Lead model ini banyak dipakai dalam penulisan straight news, yaitu menuliskan inti sari cerita / peristiwa. Lead ini bisa saja menarik jika penulis mempunyai persoalan yang kuat untuk diceritakan. Model ini cenderung gampang ditulis, sehingga bila penulis kehabisan kretivitas atau dikejar deadline mereka cenderung memilih model ini.

Contoh
1)Membuat mobil kotak sabun tidak mudah bagi Dedi, 11, yang lumpuh selama lima tahun.
2) Didikan agama dan hobinya berjudi semasa muda merupakan kombinasi yang membuat Polisi Ahmad Husen jadi musuh paling berbahaya bagi para penjudi di Palembang.
2.Lead naratif

Model ini banyak disukai oleh para penulis fiksi (novel, cerita pendek). Penulis berusaha menarik minat pembaca melibatkan emosi pembaca ke dalamnya. Tekniknya adalah menciptakan suatu suasana dan membiarkan pembaca mengidentikkan diri dengan tokoh utama. Hasilnya seperti sebuah film yang baik. Apakah anda pernah merasa haus ketika menyaksikan tokoh dalam sebuah film sedang kehausan di tengah padang pasir ? Apakah anda gemetar ketakutan ketika menyaksikan film horor ? Lead ini cocok untuk feature petualangan.

Contoh :
1) Batu-batu besar menengadah mengancam sekitar 60 meter di bawah, ketika Kuswoyo berjuntai di ujung tambang, pada lereng curam, sementara angin kencang berdesir di sebelah utara puncak Pangrango.
2) Petugas polisi Woworuntu melihat dengan gemetar ke arah laras senjata lawan, kemudian meloncat ke samping secepat loncatan kucing, sambil mendepak senjata itu dan ia menembakkan revolvernya.
Keuntungan lead ini adalah bisa menggaet pembaca lebih efektif daripada lead model lain. Tetapi kerugiannya tidak banyak peristiwa yang bisa dibuat dengan lead model ini, kalau dipaksakan juga malah akan menjadi norak dan merusakkan bangunan “cerita”.

  1. Lead Deskriptif

Lead ini berusaha menggambarkan tokoh atau tempat kejadian dalam pikiran pembaca. Kalau lead naratif meletakkan pembaca di dalam cerita maka lead deskriptif meletakkan pembaca beberapa meter di depan sebuah tempat atau peristiwa dan berfungsi sebagai orang yang menonton, mendengar atau mencium baunya. Kunci lead model ini adalah penggunaan kata sifat (adjektif) yang tepat.

Contoh:
1) Mata yang coklat dan dingin itu menyipit ketika mengamati sebuah wajah. Ia seolah menembus tempat persembunyian kebohongan. Itulah mata seorang polisi.
2) Bentakan tentara dan nyanyian sedih budak-budak seolah-olah bergantungan di udara di sekeliling rumah berusia 130 tahun itu. Di sekitarnya, rerumputan tegak setinggi lutut.
3) Hakim Subyakto dengan senyum mengejek, melongok lewat jendelanya untuk melihat wajah seorang pengacara muda yang dengan susah payah berusaha mencari sela-sela hukum untuk menyelamatkan kliennya.

4.Lead kutipan

Kutipan yang dalam dan ringkas bisa menarik, terutama bila berasal dari ucapan orang terkenal. Perlu diingat bahwa kutipan ini tidak boleh hanya menjadi sekedar tempelan tetapi harus menyiapkan pentas bagi babak selanjutnya bagi tulisan kita, sehingga kutipannya pun harus memusatkan diri pada sifat cerita itu. Contoh : “Rakyat banyak sobat, adalah seekor binatang buas yang menakjubkan, kata H.L. Mencken.
Mencken adalah seorang yang sinis dan dengan kutipan itu orang akan tergaet membaca dan mengetahui watak orang itu. Kerugian lead model ini adalah bahwa kutipan bisa keluar dari konteks cerita.

  1. d)    Tubuh Berita:

Tubuh berita akan mudah diselesaikan jika judul dan teras berita sudah disiapkan. Tubuh berita merupakan keseluruhan dari peristiwa yang diangkat menjadi berita dan merupakan penerusan dan penjabaran lebih lanjut isi teras berita. Penjelasan itu meliputi penjelasan tentang kelengkapan peristiwa yang diberitakan dan dianggap perlu diuraikan kembali untuk memberi keterangan poada berita yang sudah disinggung pada teras berita.
Tubuh berita dapat disusun dengan susunan piramida terbalik maksudnya, ditulis dari keterangan lanjut yang dianggap penting sampai yang kurang penting. Disusun dengan susunan kronologis, maupun dengan susunan di mana informasi penting diletakkan di belakang. Di samping itu kekuatan tubuh berita dapat pula dibangun dengan menyertakan kutipan, baik langsung maupun tidak langsung, dari sumber berita; menyertakan nama/jabatan sumber berita (attribution); memberi identifikasi yang jelas tentang siapa sumber berita serta menyertakan latar belakang berita.

Adapun Cara lain yang daoat digunakan untuk menyusun tubuh berita pada umumnya sebagaiberikut:
1. laporan tentang keterangan verita harus bersifat menyeluruh
2. ketertiban dan keteraturab mengikuti gaya menulis berita
3. tepat dalam penggunaan bahasa dan tata bahasa
4. ekonomi kata tetap diperhatikan
5. gaya penulisan harusnya hidup, punya warna, makna dan imaginasi.

 

Tubuh (body) berita berisikan pemaparan masalah, penjelasan-penjelasan lebih lanjut dari apa-apa yang telah disebutkan dalam teras berita. Pada tubuh berita inilah terdapat uraian yang lebih terperinci mengenai isi berita yang disusun berdasarkan urutan terpenting, penting, kurang penting, tidak penting.

Body atau tubuh berita berisi peristiwa yang dilaporkan dengan bahasa yang singkat padat, dan jelas. Dengan demikian, body merupakan perkembangan berita.

Selain unsur tersebut, dalam berita harus terdapat unsur-unsur 5W + 1 H, yakni :

  1. What : Apa yang terjadi di dalam suatu peristiwa?
  2. Who   : Siapa yang terlibat di dalamnya ?
  3. Where : Dimana terjadinya peristiwa itu?
  4. When  : Kapan terjadinya?
  5. Why    : Mengapa peristiwa itu terjadi?
  6. How    : Bagaimana terjadinya?

 

  1. e)    Tambahan:

Pada akhirnya setelah yang tidak penting itu ditambahkan pula dengan hal-hal lain yang masih ada hubungannya dengan keseluruhan isi berita.

 

Transisi berarti peralihan dari paragraf yang satu keparagraf berikutnya.Transisi menghubungkan dua paragraph yang berdekatan.transisi bisa berupa kata, bisa juga berupa kalimat. Dalam bahasa jurnalistik, tidak ada ketentuan apakah setiap paragraph harus memakai transisi.transisi  ditandai dengan kata hubungan kelanjutan seperti kata lalu, dan, serta: kata hubungan tarwaktu seperti sekarang, sebelum, kemudian ; kata penanda kalimat seperti misalnya; kata penanda  kontrak seperti tetapi.

3.1 KESIMPULAN

Struktur berita yang pertama adalah judul Berita (Headline). Struktur berita yang kedua adalah baris tanggal (date line). Struktur berita selanjutnya adalah teras berita (lead/intro). Struktur berita yang tidak kalah penting adalah tubuh berita.

Judul berita berfungsi menolong pembaca yang bergegas untuk cepat mengenal kejadian- kejadian yang terjadi di sekeliling nya untuk diberitakan. Fungsi lainnya adalah dengan teknik grafika dengan tipe-tipe huruf, judul berita menonjolkan berita tadi untuk lebih menarik orang membacanya. Hal ini karena sifat manusia diabad modern ini selalu bergegas. Maka banyak pembaca surat kabar yang hanya membaca judul berita saja. Sehingga sering disebut headline reader.

Baris tanggal yaitu tanggal berita itu dibuat singkatan (inisial) dari surat kabar atau sumber berita tadi. . Teras berita adalah bagian yang tersulit karena teras berita yang baik haruslah mampu menyajikan fakta yang penting yang diberitakan dan dapat pula menarik minat pembaca untuk membaca lebih jauh. Hal ini karena sifatnya yang ingin menonjolkan bagian-bagian.

Maka kesimpulan tentang nilai penting yang terkandung oleh masing masing bagian berita diatas, antara lain :

 

  1. a)     Judul berita merupakan bagian terpenting dari berita. Hal ini karena sebelum masuk pada isi berita, pembaca akan melihat judul berita terlebih dahulu. Judul berita juga berperan untuk menarik pembaca pada isi beritanya. oleh karena itu penulisan judul menggunakan font yang lebih besar dan bercetak tebal agar mudah dikenali pembaca dan dapat menonjolkan isi berita.

 

  1. b)     Bagian baris tanggal adalah hal yang juga sangat penting dalam sebuah berita. Pembaca data langsung mengetahui kapan kejadian tersebut terjadi dengan melihat inisial tanggal yang tercantum.

 

  1. c)     Lead atau teras berita adalah bagian yang sangat penting dari berita. Di dalam teras berita terangkum inti dari keseluruhan isi berita. Setiap lead juga ditulis untuk menarik pembaca melihat lebih lanjut isi berita.d)     Tubuh berita merupakan kelanjutan isi berita yang dapat memberitahukan secara lebih rinci tentang keseluruhan peristiwa yang diberitakan.

 

 

Ibarat sebuah rumah yang berdiri karena rangka bangunan maka berita juga mempunyai struktur atau rangka. Struktur inilah yang digunakan sebagai pedoman dalam menulis sebuah berita.

 

 

 

 

 

Secara umum struktur berita terdiri dari headline atau judul, dateline (baris tanggal), lead (teras berita) dan body (tubuh berita).

 

Headline (Judul Berita)

 

Merupakan perasan dari lead berita atau teras berita. Fungsinya antara lain untuk menarik perhatian pembaca, menyimpulkan isi berita, m

embantu menentukan nada media/suratkabar dan melukiskan mood berita.

 

Dateline (Baris Tanggal)

 

Ada yang terdiri atas nama media massa, tempat kejadian dan tanggal kejadian. Ada pula yang terdiri dari atas nama media massa, tempat kejadian dan tanggal kejadian.

 

Tujuannya adalah menunjukkan tempat kejadian dan inisial media yang bersangkutan.

 

Lead (Teras Berita)

 

 

3.2DAFTAR PUSTAKA

 

Adinegoro.1963. publistik & Djurnalistik.Djakarta: Gunung Agung

 

Effendy, onong uchjana.1992. ilmu komunikasi teori dan praktek.Bandung : PT. Remaja Rosdakarya

 

Lasswell, harold d. 1972. the structure and function of communication in society.urbana-chicago :university of illionis press

 

Littlejohn, Stephe W. dan Karen A. Foss. TeoriKomunikasi. Jakarta: SalembaHumanika.

 

Oey hong lee. 1965. publistik pers.jakarta: balai buku ichtiar

 

Rohmadi Muhammad.2011.Kiat suksesmenjadipenulisdanwartawanprofessional.Surakarta: Cakrawala Media

Santoso, Edi dan Mite Setiansah. 2010. TeoriKomunikasi. Yogyakarta: GrahaIlmu.

Schramm, wilbur, dan donald f., roberts.1971. the process and effects of mass communication, revised edition.urbana-chicago-london : university of illionis press.

Undang-undang no. 11 tahun 966 tentang ketentuan-ketentuan pokok pers.

West, Ricarddan Lynn H. Turner. 2008. TeoriKomunikasi :AnalisisdanAplikasi. Jakarta: SalembaHumanika.

Nilai Berita

  • Nilai Berita

     Tidak semua laporan tentang kejadian pantas dilaporkan kepada khalayak. Pertengkaran antara suami-istri orang kebanyakan tidak perlu dilaporkan kepada khalayak, tetapi pertengkaran pasangan artis perlu dilaporkan. Orang anjing juga tidak perlu dilaporkan kepada khalayak, tetapi orang menggigit anjng perlu dilaporkan kepada khalayak. Orang penting dan keluarbiasaan inilah sebagian dalam bahasa jurnalistik yang dapat disebut nilai berita.

              Bond (dalam Suhandang 2004:144-145) mengemukakan empat nilai berita yang tertinggi yaitu: ketepatan waktu (timeliness), kedekatan tempat terjadi (proximity), besarnya (size), dan kepentingan (importance). Lebih lanjut ia mengungkapkan beberapa nilai berita yang lain, antara lain:

  1. minat pribadi (self interest)
  2. uang (money)
  3. Seks
  4. pertentangan (conflict)
  5. hal yang luar biasa (unusual)
  6. berjiwa pahlawan dan termasyur (hero worship and fame)
  7. kegelisahan (suspense),
  8. kemanusiaan (human interest)
  9. kejadian–kejadian yang mempengaruhi organisasi–organisasi vital
  10. konteks
  11. penemuan dan pendapat, serta
  12. Kejahatan

              Santana (2005:18-20) mengemukakan beberapa elemen nilai berita antara lain, 1) immediacy (kesegeraan), 2) proximity (kedekatan), 3) consequence (konsekuensi), 4) conflict (konflik), 5) oddity (keluarbiasaan), 6) sex, 7) emotion (emosi), 8) prominence (keterkenalan/orang penting).

              Menurut Djuraid (2007:13-44) nilai berita sangat penting untuk diketahui sebelum menulis karena akan menjadi panduan bagi seorang wartawan untuk memutuskan suatu kejadian, informasi, atau keadaan layak diberitakan atau tidak. Nilai berita tersebut adalah, (1) aktual, (2) kedekatan, (3) penting, (4) luar biasa, (5) tokoh, (6) eksklusif, (7) ketegangan, (8) konflik, (9) human interest, (10) seks, (11) progresif, (12) trend, (13) humor.

              Tidak semua laporan tentang kejadian pantas dilaporkan kepada khalayak. Pertengkaran antara suami-istri orang kebanyakan tidak perlu dilaporkan kepada khalayak. Pekerjaan seorang dosen membimbing mahasiswa juga tidak perlu dilaporkan kepada khalayak. Mengapa? Di samping merupakan peristiwa rutin, kedua peristiwa tersebut juga tidak memiliki nilai berita.

           Lalu, apa kriteria peristiwa yang patut dilaporkan kepada khalayak? Kriterianya hanya satu, yaitu peristiwa yang memiliki nilai berita. Nilai berita sendiri, menurut Julian Harriss, Kelly Leiter dan Stanley Johnson, mengandung delapan unsur, yaitu: konflik, kemajuan, penting, dekat, aktual, unik, manusiawi, dan berpengaruh (Harriss, Leiter dan Johnson 1981:29-33). Artinya, sebelum seseorang melaporkan sebuah peristiwa, ia perlu mengkonfirmasikannya dengan kriteria-kriteria tersebut.

              Pendapat yang hampir sama diungkapkan oleh Sumadiria (dalam Sudarman 2008:80-88). Ia menjabarkan 11 unsur-unsur berita sebagai nilai berita (news value), yaitu: keluarbiasaan, Kebaruan, Akibat, Aktual, Kedekatan, Informasi, konflik, Public figure, human interest, kejutan dan seks.

Unsur-unsur berita sebagai nilai berita (news value), yaitu:

  • keluarbiasaan (unusualness), keluarbiasaan yang dimaksud misalnya fatsun: apabila seseorang digigit anjing itu bukanlah berita, tetapi jika orang menggigit anjing barulah itu berita luar biasa. Menurut Haris Sumadiria, nilai berita luar biasa itu paling tidak dapat dilihat dari lima aspek: lokasi peristiwa, waktu peristiwa itu terjadi, dan dampak yang ditimbulkan oleh peristiwa tersebut (baik dalam bentuk jiwa maupun harta) serta menyangkut kemungkinan perubahan aktivitas masyarakat;
  • kebaruan (newsness) berita adalah sesuatu yang terbaru. Presiden yang baru dilantik, walikota yng baru diangkat, artis yang baru melahirkan, pejabat yang baru masuk penjara, semua itu merupakan berita;
  • akibat (impact) berita adalah sesuatu yang memiliki akibat atau dampak. Suatu peristiwa atau hal tidak jarang menimbulkan dampak, terutama dampak dalam kehidupan masyarakat. Misalnya, kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM) yang berdampak pada kenaikan harga sembako, dll;
  • aktual (actual) berita adalah apa yang terjadi hari ini. Semakin aktual berita itu semakin tinggi pula nilai beritanya;
  • kedekatan (proximity) adalah berkaitan dengan jauh dekatnya peristiwa itu dengan kehidupan masyarakat atau khalayak. Secara umum kedekatan terbagi dua, yaitu kedekatan geografis dan kedekatan psikologis. Semakin dekat berita itu dengan khalayak, semakin menarik untuk dibaca;
  • informasi (information) merupakan hal penting yang sering dibutuhkan oleh masyarakat. Informasi merupakan segala sesuatu yang dapat menghilangkan ketidakpastian;
  • konflik (conflict) berita adalah konflik (news is conflict) segala sesuatu yang mengandung konflik merupakan sumber berita yang tidak pernah kering. Misalnya, keberadaan PT Freeport akan menjadi berita yang menarik selagi masih terdapat konflik dengan masyarakat Papua;
  • orang penting (public figure) berita berkaitan dengan orang-orang penting, seperti: pejabat, artis, orang-orang terkenal, selebriti. Misalnya Ratu Elizabeth melakukan kunjungan kenegaraan, untuk menuliskan berita tersebut membutuhkan izin dari yang bersangkutan;
  • ketertarikan manusiawi (human interest) suatu peristiwa kadang dapat menimbulkan efek emosi yang berarti pada diri khalayak. Berita yang demikian merupakan berita yang dapat memiliki nilai human interest;
  • kejutan (surprising) sesuatu yang mengejutkan merupakan suatu berita (news is surprising). Kejutan biasanya datang tiba-tiba dan tak disangka. Misalnya keberhasilan pelajar Indonesia menjadi juara umum dalam perlombaan Science Olympiade;
  • Unik, manusia cenderung ingin tahu tentang segala hal yang unik, aneh dan lucu. Hal-hal yang belum pernah atau tak bias ditemui dalam kehidupan sehari-hari dan menarik perhatian.
  • Berpengaruh, Informasi mengenai peristiwa yang berpengaruh terhadap kehidupan orang banyak perlu dilaporkan kepada khalayak. Misalnya informasi tentang operasi pasar Bulog, informasi tentang banjir, dan sebagainya. Jumlah unsur nilai berita yang harus dipenuhi setiap peristiwa sebelum
    dijadikan berita berbeda pada setiap penerbitan pers. Ada surat kabar yang menetapkan hanya lima unsur nilai berita. Tetapi, ada juga yang enam unsur. Yang jelas, makin banyak sebuah peritiwa memiliki unsur nilai berita, makin besar kemungkinan beritanya disiarkan oleh penerbitan pers.
  • seks (sex) dalam dunia jurnalistik, seks juga berarti berita (news is sex). Berita yang berkaitan dengan seks misalnya perselingkuhan public figure, tindakan asusila, pelecehan dan sebagainya.

              Banyaknya nilai berita memberi kebebasan kepada penulis berita atau wartawan untuk menulis berita yang diinginkan. Sekarang ini muncul penulis-penulis dengan spesifikasi yang berbeda-beda. Ada wartawan yang khusus menulis berita olahraga saja, tetapi ada juga wartawan yang mampu menulis semua jenis  berita.

              Dari beberapa pemaparan mengenai nilai berita, dapat ditarik kesimpulan bahwa berita akan memiliki nilai bila memenuhi unsur: keluarbiasaan, kebaruanb, akibat, aktual, kedekatan, informasi, konflik, orang penting, manusiawi, kejutan, seks, dan humor.

  • Sasaran Pembaca

Sasaran pembaca media cetak :

  1. Kalangan menengah ke atas,
  2. Kalangan menengah ke bawah.
  3. Kalangan pelajar/mahasiswa

  1. Kalangan menengah ke atas mencakup seperti pejabat,orang kantoran. Kebanyakan kalangan menengah ke atas membaca media cetak untuk mengetahui perkembangan politik,ekonomi,saham,dll.
  2. Kalangan menengah ke bawah mencangkup supir angkutan, pekerja pasar,tukang ojek. Kebanyakan kalangan menengah kebawah membaca media cetak seperti untuk hiburan,teka teki silang,dan koran koran yang lain.

             Berbagai media informasi yang dibuat dan disampaikan kepada khalayak sasaran (pembaca) melalui tulisan (cetakan) dan seringkali disertai gambar sehingga dapat dilihat dan dibaca. Informasinya bisa bersifat umum (berita umum), bisa juga khusus (majalah, profesi, buletin keilmuan, news letter, dan sebagainya). Ada pula media yang hanya memuat informasi komersial (iklan) ataupun campuran dari keduanya, seperti halnya koran dan majalah. Informasi itu (yang umum maupun yang komersial) hanya akan sampai pada khalayak sasaran atau target audience bilasasaran melihat atau membacanya. Dengan demikian sasaran harus “aktif”. Dengan kata lain, sasaran harus (mau) membacanya.

 

  • Latar Belakang

           Media massa merupakan salah satu alat dalam proses komunikasi massa, karena media massa mampu menjangkau khalayak yang lebih luas dan relatif lebih banyak, heterogen, anonim, pesannya bersifat abstrak dan terpencar. Media massa sendiri dalam kajian komunikasi massa sering dipahami sebagai perangkat-perangkat yang diorganisir untuk berkomunikasi secara terbuka dan pada situasi yang berjarak kepada khalayak luas dalam waktu yang relatif singkat (McQuail, 2000:17). Media massa adalah media komunikasi dan informasi yang melakukan penyebaran informasi secara massa dan dapat diakses oleh masyarakat secara massal (Bungin, 2006:7).

             Secara garis besar media massa merupakan “kekuatan keempat” (The Fourth Estate) dalam menjalankan kontrol sosial terhadap masyarakat setelah lembaga eksekutif, legislatif, dan yudikatif. Media massa terbagi dua, yakni: media cetak dan elektronik. Media cetak meliputi, surat kabar, majalah, tabloid, buku newsletter, dan buletin. Sedangkan media elektronik meliputi radio, televisi, internet, dan film. Media massa memiliki fungsi-fungsi, yakni menyiarkan informasi, mendidik, menghibur dan mempengaruhi.

  • Visi Misi Media Massa

Visi:

Pers sebagai lembaga kemasyarakatan yang bergerak dibidang pengumpulan

dan penyebaran informasi mempunyai visi dan misi ikut mencerdaskan masyarakat,

menegakkan keadilan dan memberantas kebatilan. Selama melaksanakan tugasnya,

pers terkait erat dengan tata nilai sosial yang berlaku dalam masyarakat. Dalam

kehidupan sosial, masyarakat mempunyai hak untuk mengetahui segala hal yang

berkaitan dengan hajat hidup mereka. Untuk itulah, pes sebagai lembaga

kemasyarakatan dituntut untuk dapat memenuhi kebutuhan infomasi bagi

masyarakatnya.

Misi:

Sebagai media massa yang berada di tengah-tengah masyarakat, pers harus

mengutamakan kepentingan umum daripada kepentingannya sendiri.Dalam

melaksanakan misinya, pers harus mempunyai jiwa dan semangat untuk menjalin

kesetiakawanan, bantu membantu, saling melakukan kontrol untuk kemajuan

bersama.

Jadi meskipun peranan pers mempunyai “otonomi”, bukan berarti ia

mempunyai eksistensi yang mandiri. Intensitas pers di tengah masyarakat,

diperlukan oleh masyarakat itu sendiri. Karenanya kehidupan pers itu ada

keterikatan organisatoris dengan lembaga-lembaga atau anggota masyarakat itu

sendiri

 


DAFTAR PUSTAKA

Blog: aliefnews.wordpress.com/2008/01/11/konsep-dasar-berita/

Blog : anitabastra.blogspot.co.id/2012/05/makalah-berita-dan-nilai-berta.html

Blog: konsepblackbook.blogspot.co.id/2012/11/media-massa.html

Blog: programatujuh.wordpress.com/materi-jurnalistik/

Ishwara, Luwi. 2005. Catatan-catatan Jurnalisme Dasar. Jakarta: Kompas Media Nusantara

Fakta Dan Opini

  1. Pengertian Fakta dan Opini

Kalimat fakta adalah kalimat yg mengedepankan fakta nyata dan hasil temuan, dan sering kali menggunakan kutipan dari berbagai sumber sebagai penguat argumen, misalnya “berdasarkan tulisan Leonardo Da Vinci…”, “mengutip kata Shakespeare…”, “menurut hasil survey yang dilakukan oleh BSI…”, dll.

Kalimat fakta itu kejadiannya sudah terjadi dan pasti dan biasanya disertai dengan waktu kejadian. misalnya seperti “kebakaran yang terjadi di tanah abang senin kemarin telah memakan 8 orang korban jiwa”.

Fakta berasal dari bahasa latin yaitu Factus yang bisa diartikan sebagai hal atau peristiwa yang benar-benar ada atau terjadi dan bisa dibuktikan kebenarannya. Informasi yang didengar dapat disebut fakta apabila informasi itu merupakan peristiwa yang berupa kenyataan yang benar-benar ada dan terjadi.

Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia: fakta adalah hal (keadaan, peristiwa) yang merupakan kenyataan; sesuatu yang benar – benar ada atau terjadi. Kalimat yang berisi ada pelaku, tempat kejadian, waktu, jumlah, bagaimana kejadian/peristiwa tersebut terjadi, atau ada rincian yang jelas, serta tidak bisa dibantah kebenarannya, maka kalimat tersebut berupa kalimat fakta.

Opini Adalah salah satu kata yang hampir selalu berdampingan dengan kata fakta dan keduanya memliki perbedaan yang sangat jelas dan artikel kali ini tujuannya juga untuk menjelaskan keduanya baik dari sisi pengertian maupun melalui contoh – contoh kalimat opini dan fakta untuk membedakan antara keduanya.

Pengertian Opini – Menurut Wikipedia opini (opinion) adalah pendapat, ide atau pikiran untuk menjelaskan kecenderungan atau preferensi tertentu terhadap perspektif dan ideologi akan tetapi bersifat tidak objektif karena belum mendapatkan pemastian atau pengujian. Meskipun bukan merupakan sebuah fakta akan tetapi jika suatu saat suatu opini dapat dibuktikan maka opini tersebut akan berubah menjadi sebuah fakta.

Dari dua pengertian dapat disimpulkan secara sederhana bahwa opini adalah kebalikan dari fakta dan berikut adalah contoh kalimat opini dan contoh kalimat fakta dalam beberapa kalimat di bawah ini.

B. Fakta

 a. Jenis-Jenis Fakta

Kalimat fakta ada 2 jenis, yaitu:

  1. Fakta Umum

Fakta umum adalah fakta yang kebenarannya berlaku sepanjang jaman. Contohnya: matahari terbit di timur dan terbenam di barat.

  1. Fakta Khusus

Fakta khusus adalah fakta yang kebenarannya berlaku pada satu atau beberapa waktu tertentu. Contohnya: supir mengendarai mobil.

 b. Ciri-Ciri Kalimat Fakta

Kalimat fakta mempunyai beberapa ciri, antara lain sebagai berikut:

  1. Dapat dibuktikan kebenarannya.
  2. Memiliki data yang akurat misalnya tanggal, tempat ,waktu kejadian.
  3. Memiliki narasumber yang dapat dipercaya.
  4. Bersifat obyektif (apa adanya dan tidak dibuat-buat) yang dilengkapi dengan data berupa keterangan atau angka yang menggambarkan keadaan.
  5. Sudah dipastikan kebenaranya.
  6. Biasanya dapat menjawab pertanyaan: apa, siapa, di mana, kapan, berapa dengan jawaban yang pasti.
  7. Menunjukkan peristiwa telah terjadi.
  8. Kenyataan
  9. Informasi dari kejadian yang sebenarnya.
  10. Kalimat fakta adalah kalimat yg mengedepankan fakta nyata dan hasil temuan, dan sering kali menggunakan kutipan dari berbagai sumber sebagai penguat argumen, misalnya “berdasarkan tulisan Leonardo Da Vinci…”, “mengutip kata Shakespeare…”, “menurut hasil survey yang dilakukan oleh BSI…”, dll.

 C. Sumber Fakta

  1. Sumber Sejarah

Sumber-sumber sejarah tidak dapat melukiskan sejarah secara keseluruhan, tidak dapat dan memang tidak mungkin dapat. Maka dapat ditentukan dengan pasti bahwa, sumber sejarah hanya mengandung, sebagian kecil daripada kenyataan sejarah. Apa g yang menyebabkan sumber-sumber tidak dapat berisikan kejadian-kejadian seluruhnya? Salah satu menyebabkan adalah keadaan alat-alat pemberitaan dan alat-alat penulis di masa lalu. Pada masa lampau, alat-alat perekam peristiwa belum modern, untuk bisa merekam semua peristiwa. Sebagai gambaran, ingatlah tentang semua kejadian yang Anda alami kemarin antara jam 12.00-18.00. Yang kita ketahui hanya beberapa kejadian saja yaitu kejadian-kejadian yang menurut perasaan kita itu kejadian penting.
Pada umumnya, dari segi peninggalan-peninggalan sejarah, sumber sejarah dapat dibedakan menjadi dua yakni sumber tertulis dan sumber tidak tertulis.

a. Sumber Tertulis
Sumber tertulis adalah segala sesuatu yang berupa tulisan yang dapat memberikan keterangan-keterangan kepada manusia. Sumber-sumber tertulis ini dapat berupa rekord dan repord. Rekord adalah catatan yang semasa atau sewaktu peristiwa itu terjadi, sedangkan repord adalah keterangan dari peristiwa atau kumpulan tantang peristiwa, yang sering disebut juga dengan laporan. Dari segi record dan repord, sumber tertulis dibagi menjadi contemporary record, confidential repord dan public repord.

1) Contemporary Record
Jenis dokumen ini berupa catatan-catatan yang semasa, antara lain berupa cacatan agen-agen sosial, surat dari lembaga pemerintahan, surat-surat perusahaan, surat-surat hukum, surat-surat pajak, surat perintah, komando, dan catatan perorangan. Catatan-catatan tersebut dapat ditulis pada kepingan-kepingan logam, batu, kertas, dan daun-daun (lontar).

2) Confidential Report
Dokumen ini berupa laporan-laporan yang dapat dipercaya. Biasanya ditulis sesudah peristiwa terjadi. Fungsinya hanya sekedar mambantu keterangan-keterangan. Di antara laporan-laporan ini, yang dapat dipercaya yakni jenis laporan yang ditulis dekat peristiwa terjadi seperti majalah dan catatan pribadi atau harian surat perorangan.

B. Sumber Tidak Tertulis

Sumber tidak tertulis adalah peninggalan-peninggalan kuno yang tidak ditulis yang dapat memberikan keterangan-keterangan kepada manusia. Sumber tidak tertulis dibagi menjadi dua bagian, yakni sumber benda dan sumber lisan.

1)    Sumber Benda
                   Sumber benda yaitu sumber sejarah yang berwujud benda, baik benda

bergerak atau benda yang tidak bergerak. Contoh benda yang tidak bergerak          antara lain bagunan candi, keraton, benteng, penjara, dan gua. Sedangkan benda yang dapat bergerak antara lain, seperti senjata, perkakas dapur, alat-alat upacara, dan pakaian.

Yang dimaksud dengan benda yang bergerak adalah benda sejarah ini dapat dipindahkan dari satu tempat ke tempat yang lainnya.

2) Sumber Lisan
   Sumber lisan merupakan sumber yang dengan mendengarkan penuturan langsung dari pelaku atau saksi sejarah. Penuturan dari pelaku dan saksi sejarah harus dicermati validitas kebenarannya, karena kadang-kadang penuturannya sudah tercampur dengan unsur subjektivitas sumber. Oleh sebab itu, diperlukan cross chek terhadap sumber satu dengan sumber yang lainnya. Perlu diingat, dengan menggunakan sumber semacam ini, seorang peneliti harus mempunyai lebih dari tiga narasumber.

Metode atau cara yang dilakukan untuk memperoleh sumber dapat dilakukan secara langsung atau tidak langsung. Cara memperoleh sumber secara langsung berarti, informasi diperoleh dari mereka yang menghayati langsung, baik, sebagai pelaku maupun saksi hidup. Jenis sumber semacam ini dibagi menjadi, sebagai berikut.

a. Sumber Primer
Sumber pertama atau sumber yang sezaman dengan peristiwa itu terjadi. Sumber ini bisa berbentuk tertulis maupun lisan.
b. Sumber Sekunder
Sumber ini merupakan pendukung dari sumber primer. Sumber ini bisa dari buku-buku pedoman dalam penelitian sejarah.

Isi sumber atau materi dapat dibedakan sesuai dengan berbagai jenis aspek persoalan yang terkandung di dalamnya. Jenis sumber, ini antara lain.
a.    Sumber politik.
b.    Sumber ekonomi.
c.    Sumber sosial.
d.    Sumber kebudayaan.

d. Contoh Kalimat Fakta

A. Matahari terbit dari timur dan tenggelam di barat

Kalimat di atas merupakan kalimat fakta karna pagi hari matahari terbit di sebelah timur dan sore hari terbenam di sebelah barat, seolah-olah matahari beredar mengitari bumi. Sebenarnya bukan matahari yang mengelilingi bumi, melainkan bumi berputar pada sumbunya dari arah barat ke arah timur. Perputaran bumi pada sumbunya disebut rotasi.

B. Kota Bogor berada di wilayah Jawa Barat.

Kalimat di atas merupakan kalimat fakta karna Bogor secara geologis berada di daerah Jawa Barat, walau Bogor berdekatan dengan DKI Jakarta, Bogor tetap masuk ke dalam Provinsi Jawa Barat.

C. Jakarta adalah Ibukota Negara Indonesia.

Kalimat di atas merupakan kalimat fakta karna Tepat di tanggal 22 Juni ini, ibukota negara Indonesia yakni kota Jakarta merayakan ulang tahunnya yang ke 488. Sebagai salah satu kota bersejarah di Indonesia.

D. Indonesia memiliki 3 zona waktu yang berbeda-beda.

Kalimat di atas merupakan kalimat fakta karna Indonesia memiliki 3 waktu yang berbeda, yaitu WIB ( waktu Indonesia bagian barat), WITA ( waktu indonesia bagian tengah), dan WIT ( waktu Indonesia bagian timur.

 E. Tujuan Dan Fungsi Fakta

Fakta adalah segala sesuatu yang tertangkap oleh indra manusia atau data keadaan nyata yang terbukti dan telah menjadi suatu kenyataan.

Fakta digunaka oleh orang banyak (umum) sebagai hal yang sebenarnya, baik karena mereka telah mengalami kenyataan-kenyataan dari dekat maupun karena mereka dianggap telah melaporkan pengalaman orang lain yang sesungguhnya

Perkembangan jurnalisme di era modern mempunyai prasyarat yang semakin ketat. Berita yang disodorkan seharusnya mengandung kebenaran yang disertai dengan fakta yang akurat. Pemberitaan juga harus mengandung kebauran dan aktualitas. Dengan demikian media massa yang terlambat memberikan berita akan dianggap memberikan berita basi, yang akhirnya di tinggalkan oleh pembacanya. Hasrat masyarakat modern yang serba ingin cepat dan akurat membuat media massa terpontang-panting untuk memenuhi hasrat masyarakat tersebut.

Semakin beragamnya manusia dengan segala macam kesukaannya, maka semakin beragam pula berita yang ditawarkan. Dari berita perang hingga tempet pelesiran yang menarik, lengkap dengan menu makanan yang mengundang air liur.

Jika dunia terus berubah maka masyarakat akan semakin beragam kebutuhannya, serta teknologi semakin maju.

 C. Opini

     a.Jenis – jenis Opini

  1. Opini Perorangan

dimana opini yang dikemukakan oleh seseorang secara terbuka di muka orang lain yang sedang berada dalam kelompok baik formal/informal.

2. Opini Pribadi

yakni opini yang dikemukakan oleh seseorang kepada orang lain yang mempunyai hubungan yang dekat dengannya atau  dipercayainya. Pendapat/opini pribadi mengandung unsur intimidasi/keakraban.

3. Opini Publik

yaitu kesatuan pendapat yang timbul dari sekelompok orang yang berkumpul secara spontan dan membicarakan isu yang kontroversial.

4. Opini/Pendapat Umum

adalah opini yang dihasilkan oleh suatu lembaga pengumpulan pendapat umum tentang suatu isu.

5. Opini Khalayak

pendapat yang sudah menetap/mengendap dalam masyarakat, telah dipengaruhi oleh berbagai norma budaya dan bersifat statis.

Dalam dunia komunikasi diantara jenis-jenis opini tersebut yang paling berpengaruh atau berdampak banyak akan suatu hal merupakan opini publik.

 b. Opini Publik

1.Pengertian Opini Publik

Opini Publik adalah pendapat yang sama dan dinyatakan oleh banyak orang yang diperoleh melalui diskusi yang intensif sebagai jawaban atas pertanyaan dan permasalahan yang menyangkut kepentingan umum. Berupa pendapat, sikap, perasaan, ramalan, pendirian, dan harapan rata-rata individu kelompok dalam masyarakat, tentang sesuatu hal yang berhubungan dengan kepentingan umum atau persoalan-persoalan sosial.

Opini Publik adalah hasil interaksi, diskusi atau penilaian sosial antar individu tersebut yang berdasarkan pertukaran pikiran yang sadar dan rasional yang dinyatakan baik lisan maupun tulisan.

Isu atau masalah yang didiskusikan itu adalah hasil dari apa yang dioperkan oleh media massa (baik media cetak maupun elektronik).

Opini Publik hanya dapat berkembang pada negara-negara yang menganut paham demokrasi. Dalam negara tersebut akan memberikan kebebasan pada warganya untuk menyatakan pendapat dan sikapnya baik lisan maupun tulisan.

  1. Karateristik Opini Publik

Opini Publik sebagai fenomena sosial dan politik khususnya bidang komunikasi politik memiliki karakteristik tertentu.

Floyd Allport (1954:55-56) mengumpulkan 12 karakteristik Opini Publik ialah:

  • Opini Publik merupakan perilaku manusia individu-individu;
  • dinyatakan secara verbal;
  • melibatkan banyak individu;
  • situasi dan objeknya dikenal secara luas;
  • penting untuk orang banyak;
  • pendukungnya berbuatan atau bersedia untuknya;
  • disadari,
  • diekspresikan;
  • pendukungnya tidak mesti berada pada tempat yang sama;
  • bersifat menentang atau mendukung sesuatu;
  • mengandung unsur-unsur pertentangan;
  • dan efektif untuk mencapai objektivitas.

Ithel de Sola Pool (1973:783) mengemukakan bahwa pada dasarnya Opini Publik memiliki sekurang-kurangnya satu diantara tiga keharusan (atau memiliki ketiga-tiganya) yaitu :

1) Diekspresikan (dinyatakan) secara umum.

2) Menyangkut kepentingan umum.

3) Dimiliki oleh banyak orang.

  1. Fungsi dan Peran Opini Publik

Jeremy Benthan menyatakan bahwa Opini Publik berfungsi sebagai social control (kontrol sosial) dan berperan sebagai dasar  dalam membangun negara demokrasi.

Emory S. Bogardus (1949:484) mengemukakan bahwa Opini Publik mempunyai tiga fungsi sebagai keutuhan dalam kehidupan sosial dan politik. Ketiga fungsi itu ialah:

  1. Opini pubik dapat memperkuat undang-undang dan peraturan-peraturan, sebab tanpa dukungan pendapat umum, undang-undnag dan peraturan-peraturan itu tidak akan berjalan;
  2. Opini Publik merupakan pendukung moral dalam masyarakat; dan
  3. Opini Publik dapat menjadi pendukung eksistensi lembaga-lembaga sosial dan lembaga-lembaga politik.

Menurut Bogardus, Opini Publik juga berfungsi dan berperan sebagai pemancaran dari moral suatu masyarakat karena moral memberikan standar nilai-nilai yang dianggap pantas dan harus ditaati oeh individu-individu . Individu yang melanggar moral akan mendapat sanksi tradisional.

Pada hakikatnya, the cognitive function, berarti Opini Publik befungsi memberikan pengertian, sehingga dengan adanya pengertian itu seseorang dapat objektif menanggapi persoalan atau masalah yang merebak dalam masyarakat. Fungsi ini penting karena individu sebagai manusia seringkali diliputi dan dikuasai oleh sifat curiga dan sifat langsung memberi vonis sebelum memahami betul tidaknya suatu masalah. Sedangkan the identification function, yakni Opini Publik berfungsi memperkenalkan pendapat-pendapat yang merupakan kesepakatan kelompok kepada individu-individu anggotanya. Hal ini diperlukan karena individu juga cenderung berbuat sama dengan yang dilakukan untuk membantu memecahkan ketegangan individu-individu yang tergabung dalam suatu kelompok, antara lain dengan melakukan pembagian tugas antar sesama anggota kelompok.

c. Ciri – ciri kalimat opini

  1. Tidak dapat dibuktikan kebenaranya.
  2. Bersifat subyektif dan dilengkapi uraian tentang pendapat, saran, atau ramalan tentang sebab dan akibat terjadinya peristiwa.
  3. Tidak terdapat narasumber/atas pemikiran sendiri.
  4. Tidak memiliki data yang akurat.
  5. Berisi tanggapan terhadap peristiwa yang terjadi, berisi jawaban atas pertanyaan: mengapa, bagaimana, atau lalau apa.
  6. Menunjukkan peristiwa yang belum atau akan tejadi pada masa yang akan datang (baru berupa rencana).
  7. Kalimat opini itu belum pasti kejadiannya.dan biasanya diawali dengan kata kata seperti “menurut saya”, “sepertinya”, “saya rasa”.
  8. Pendapat atau argumen seseorang.
  9. Informasi yang belum dibuktikan kebenarannya.d. Contoh kalimat opini
  1. Lari sejauh 1km meter sangat melelahkan
  2. Sayur itu akan terasa lebih sedap jika ditambah sedikit garam.
  3. Ruang kamar tidurku sangat sempit.
  4. Tidak makan selama 12 jam membuat kita kelaparan.
  5. Bandar Lampung adalah kota paling ramah di Indonesia
  6. Orang yang kurus hidupnya penuh dengan masalah.
  7. Jika aku hidup di Eropa, pasti lebih menggembirakan.
  8. Jika indonesia dipimpin oleh pemuda, pasti Indonesia lebih maju.
  9. Harga bahan bakar minyak semakin mahal.
  10. Pengedar narkoba harus dihukum dengan hukuman mati.
  11. Bakso akan terasa lebih nikmat jika dimakan pada saat hujan.
  12. Seharusnya pemerintah lebih tegas terhadap para koruptor.
  13. Memakan 2 buah apel setiap hari dapat mencegah kita terserang penyakit mematikan.
  14. Durian itu rasanya enak sekali.
  15. Tidur di pagi hari bisa mendatangkan penyakit.
  16. Nasi goreng adalah makanan yang paling enak di Indonesia.
  17. Gadis itu terlihat cantik dengan gaun berwarna merah yang dikenakannya.

 

D. Perbedaan Fakta dan Opini

Dari contoh – contoh kalimat di atas dapat diketahui perbedaan antara kalimat opini dan kalimat fakta antaralain :

Fakta:

  • Kebenarannya bersifat objektif
  • Merupakan kenyataan yang sebenarnya terjadi
  • Terdapat data yang akurat sebagai pendukung

Opini:

  • Kebenarannya bersifat subyektif
  • Menunjukkan peristiwa yang belum terjadi
  • Tidak adanya data pendukung

 

 E. Cara Membedakan Kalimat Fakta dan Opini

Kalimat fakta dan opini sering kali kita temukan dalam kehidupan sehari-hari baik dalam bentuk tulisan maupun lisan. Berikut ini adalah cara membedakan atau mengidentifikasi suatu kalimat apakah berupa fakta atau suatu opini.

  1. Kalimat fakta biasanya diikuti oleh data-data yang mendukung kalimat tersebut.
  2. Kalimat yang bersifat objektif merupakan fakta sedangkan yang bersifat subjektif berupa opini.
  3. Kebenarannya yang sudah tentu benar merupakan fakta sedangkan kebenarannya yang masih meninggalkan perdebatan di dalam masyarakat berupa kalimat opini.
  4. Kalimat opini dinyatakan berdasarkan perkiraan, kemungkinan dan perasaan sedangkan kalimat fakta berdasarkan data-data.
  5. Kalimat opini sering menggunakan kata-kata seperti sangat, semakin, dapat, mungkin, sebaiknya, barangkali, menurut, dan lain-lain.
  6. Di dalam kalimat opini banyak ditemukan juga kata-kata sifat seperti enak, cantik, tinggi, bagus, dan lain-lain.

F. Produk-Produk Jurnalistik Yang Memuat Kalimat Fakta dan Opini

Produk–produk jurnalistik terdiri dari: berita, tajuk, feature, karikatur, resensi, opini, surat pembaca dan pojok.

A. Berita (News)

Berita dalam bahasa Inggris disebut news. Dalam The Oxford Paperback Dictionary terbitan Oxford University Press (1979), news diartikan sebagai “informasi tentang peristiwa-peristiwa terbaru”. Dalam kamus Merriam Webster’s Collegeiate Dictionary (10th Edition, 1994), mengartikan news sebagai laporan peristiwa terkini dan informasi yang tidak diketahui sebelumnya.

Kata “berita” sendiri berasal dari bahasa Sansekerta, vrit (artinya ada atau terjadi) atau vritta (kejadian atau peristiwa). Kamus Besar Bahasa Indonesia menyebutkan, berita adalah “laporan mengenai kejadian atau peristiwa yang hangat”. Sumber berita adalah fakta dan data sebuah peristiwa, meliputi apa yang kemudian menjadi rumus berita, 5W + 1H.

Menurut Micthel V. Charnley berita adalah laporan tercepat dari suatu peristiwa atau kejadian yang faktual, penting, dan menarik bagi sebagian besar pembaca, serta menyangkut kepentingan mereka. Ia menyebutkan empat unsur yang harus dipenuhi oleh sebuah peristiwa sehingga layak dijadikan berita. Keempat unsur itu menjadi “karekteristik utama” sebuah peristiwa dapat diberitakan atau dapat dipublikasikan di media massa yaitu, aktual (peristiwa terbaru, terkini, atau hangat/ up to date), faktual (benar-benar terjadi bukan fiksi), penting, dan menarik (memunculkan rasa ingin tahu dan minat membaca).

Teknik reportase/ mencari berita (news hunting, news getting, news gathering) adalah salah satu tahap proses penyusunan naskah berita (news processing), selain proses perencanaan berita, proses penulisan naskah, dan proses penyuntingan naskah. Meliput berita dilakukan setelah melewati proses perencanaan dalam rapat proyeksi redaksi. Misalnya, dalam rapat redaksi itu diputuskan untuk memuat profil seorang artis. Maka segera setelah itu dilakukan wawancara dengan artis tersebut. Wawancara itulah yang dinamakan news hunting.

Ada tiga teknik peliputan berita, yakni:

  1. Reportase, adalah kegiatan jurnalistik berupa meliput langsung ke lapangan. Wartawan mendatangi langsung tempat kejadian/peristiwa, lalu mengumpulkan fakta dan data seputar peristiwa tersebut.
  2. Wawancara, semua jenis peliputan berita memerlukan proses wawancara (interview) dengan narasumber (interviewee). Wawancara bertujuan menggali informasi, komentar, opini, fakta atau data tentang suatu masalah atau peristiwa dengan mengajukan pertanyaan kepada narasumber.
  3. Riset kepustakaan, adalah teknik peliputan atau pengumpulan data dengan mencari klipping Koran, makalah-makalah, atau artikel Koran, membaca buku, atau search di internet.

 

Jenis-jenis berita yang dikenal di dunia jurnalistik antara lain:

  • Straight News: berita langsung, apa adanya, ditulis secara singkat dan lugas. Ditulis dengan gaya memaparkan peristiwa tanpa ditambah dengan penjelasan apalagi interpretasi. Sebagian besar halaman depan suratkabar atau yang menjadi berita utama (headline) merupakan berita jenis ini.
  • Depth News: berita mendalam, berita yang merupakan pengembangan dari berita yang sudah muncul, dikembangkan dengan pendalaman hal-hal yang ada di bawah suatu permukaan.
  • Investigation News: berita yang dikembangkan berdasarkan penelitian atau penyelidikan dari berbagai sumber.
  • Interpretative News: berita yang dikembangkan dengan pendapat atau penilaian wartawan berdasarkan fakta yang ditemukan.
  • Opinion News: berita mengenai pendapat, gagasan, atau pernyataan seseorang, biasaya pendapat para cendikiawan, sarjana, ahli, atau pejabat, mengenai suatu hal, peristiwa, dan sebagainya. Penulisannya dimulai dengan (statement Lead) atau teras kutipan (Quotation Lead), yakni mengedepankan ucapan yang isinya dianggap paling penting atau menarik. Sebagai penanda bahwa itu berita opini, biasanya pada judul dicantumkan nama narasumber, diikuti titik dua, lalu kutipan pernyataan atau kesimpulan pernyataan yang paling menarik.

Komposisi tulisan, susunan berita umumnya terdiri dari empat bagian:

  1. Headline, kepala berita atau judul berita.
  2. Dateline, waktu dan nama tempat berita dibuat atau diperoleh.
  3. Lead, teras berita
  4. News body, tubuh atau isi berita.

Langkah pertama penulisan berita adalah menentukan lebih dulu sudut pandang “angle” terhadap peristiwa yang akan dilaporkan. Angle yang dimaksud adalah menentukan fakta mana yang dinilai paling penting dan menarik, itulah yang akan dikemukakan lebih dulu. Penulisan judul berita (headline) dibuat dalam satu atau dua kalimat pendek, tapi cukup memberitahukan persoalan pokok peristiwa yang diberitakannya. Teras berita (lead) merupakan laporan singkat yang bersifat klimaks dari peristiwa yang dilaporkannya. Body news, pada bagian ini kita jumpai semua keterangan secara rinci dan dapat melengkapi dan memperjelas fakta atau data yang disuguhkan dalam lead tadi, karena itu body sering pula disebut “sisa berita”.

B. Tajuk

Tajuk rencana dikenal sebagai induk karangan sebuah media massa. Tajuk merupakan “jatidiri” atau identitas sebuah media massa. Melalui tajuklah redaksi media tersebut menunjukkan sikap atau visinya tentang sebuah masalah aktual yang terjadi di masyarakat. Tajuk yang berupa artikel pendek dan mirip dengan tulisan kolom ini, biasanya ditulis oleh pemimpin redaksi atau redaktur senior yang mampu menyuarakan pendapat korannya mengenai suatu masalah aktual.

Sikap, opini, atau pemikiran, yang disuarakan lewat tajuk adalah visi dan penilaian orang, kelompok, atau organisasi, yang mengelola atau berada dibelakang media tersebut.

Adapun jenis tajuk meliputi empat hal, yakni:

  1. Menjelaskan berita, tentunya dengan interpretasi dan sudut pandang subjektif media atau penulisnya.
  2. Mengisi latar belakang, yakni memberikan kaitan suatu berita dengan realitas sosial lainnya atau informasi tambahan.
  3. Meramalkan masa depan, yakni memprediksi apa yang akan dapat te rjadi pada masa mendatang dengan atau akibat terjadinya suatu peristiwa.
  4. Meneruskan suatu penilaian moral, yakni memberikan penilaian dan menyatakan sikap atas suatu peristiwa.Tajuk tidak memiliki struktur tertentu. Namun umumnya, strukturnya terdiri atas judul, intro, dan uraian. Bagian intro mengemukakan aktualitas masalah yang akan dibicarakan, misalnya dengan mengingatkan pembaca akan berita yang muncul sebelumnya. Setelah itu uraian berisi opini penulisnya.

C. Feature

Feature secara harfiah artinya segi, keistimewaan, menampilkan atau menonjolkan. Feature adalah jenis tulisan di media massa, selain berita dan opini, yang memfokuskan pada segi (angle) tertentu sebuah peristiwa dan menonjolkannya. Karena itu feature disebut pula “karangan khas”.

Sifat tulisan feature lebih menghibur dan menjelaskan masalah dari pada sekedar menginformasikan karena feature adalah tulisan yang menuturkan peristiwa disertai penjelasan riwayat terjadinya, duduk perkaranya, proses pembentukanya, dan cara kerjanya. Ia lebih banyak mengungkap unsure how dan why sebuah peristiwa sehingga mampu menyentuh ketertarikan manusiawi dan menggugah perasaan.

Feature dapat berisi hal-hal yang mungkin diabaikan oleh news dan relative tidak akan pernah basi. Karena itu, penulis feature harus memiliki ketajaman dalam melihat memandang,dan menghayati suatu peristiwa, ia harus mampu menonjolkan suatu hal yang belum terungkap seutuhnya. Untuk menyiapkan sebuah feature diperlukan ketekunan dalam mencari bahan yang berbobot dan mendetail.

Feature merupakan karya jurnalistik aliran jurnalisme baru (new journalism) atau jurnalistik sastra (literary journalism), yaitu teknik penulisan karya jurnalistik bergaya sastra, menampilkan fakta secara mendalam dengan menggunakan teknik fiksi atau menggabungkan keterampilan laporan interpretatif dengan teknik penulisan karya fiksi. Penulisan feature mutlak diperlukan oleh redaksi media massa cetak, terutama mingguan, dwiminguan, bulanan.
Tulisan feature memiliki sifat-sifat faktual bukan fiksi atau rekaan, menerangkan masalah bukan melaporkan dengan segera, tahan waktu tidak basi, mengandung segi human interest, mengandung unsur sastra, menggunakan lead atraktif.

 

Jenis-jenis feature:

  1. Bright, tulisan pendek dengan human interest yang menonjol dari suatu kejadian, biasanya menggelitik atau mengandung unsur humor.
  2. Feature Berita (news feature), feature tentang peristiwa aktual. Biasanya merupakan pengembangan dari sebuah straight news, dengan membuka informasi latar belakang masalahnya agar pembaca mendapatkan pemahaman lebih jelas tentang unsur how da why atau duduk perkara sebuah peristiwa.
  3. Feature Artikel , yaitu feature yang berisi tentang pemikiran, gagasan, atau ilmu pengetahuan yang dikemas secara ringan dan menghibur.
  4. Feature Biografi (profile) , yaitu feature tentang pribadi-pribadi menarik, sosok ternama, atau public figure. Misalnya riwayat hidup pendek seorang tokoh yang meninggal, seseorang yang berprestasi, atau seseorang yang memiliki keunikan sehingga memiliki nilai berita tinggi.
  5. Feature Human Interest, feature yang langsung menyentuh atau membangkitkan keharuan, kegembiraan, kejengkelan atau kebencian, simpati dan lain-lain.
  6. Feature Pengalaman Pribadi, cerita yang isinya pengalaman penulisannya yang unik, bernilai jurnalistik, atau lucu.
    7. Feature Perjalanan atau Petualangan, feature yang berupa catatan perjalanan, laporan peristiwa kunjungan, atau petualangan ke sebuah tempat.
  7. Feature Sejarah, feature tentang peristiwa masa lalu, dengan memunculkan tafsir baru sehingga tetap terasa aktual untuk masa kini.
  8. Feature Promosi, feature yang memperkenalkan atau mengekspos suatu produk atau ide baru.
  9. Feature Produk Praktis, disebut pula tips, yaitu feature yang mengajarkan keahlian atau teknik membuat sesuatu.

 

Struktur Tulisan feature berbeda dengan tulisan berita, komposisi tulisan feature terdiri dari:

  1. Head (judul feature)
  2. Lead (teras, intro, kalimat pembuka feature)
  3. Bridge atau jembatan antara lead dan body, berfungsi sebagai penghubung antara lead dan isi tulisan.
  4. Body (tubuh atau isi tulisan)
  5. Ending atau penutup tulisan.

Penulisan judul feature boleh menggunakan judul label (non-kata kerja) sebagaimana halnya judul artikel atau kolom. Jenis penutup feature:

  1. Penutup ringkasan: menyimpulkan cerita atau fakta yang telah diuraikan dengan merujuk kepada teras.
  2. Penutup penyengat: kalimat penutup yang mengagetkan, berupa kesimpulan yang tidak diduga oleh pembaca.
  3. Penutup pertanyaan: dengan mengajukan pertanyaan tanpa jawaban.
  4. Penutup klimaks: biasanya dipakai dalam feature yang ditulis secara kronologis, yaitu mengemukakan akhir cerita.

 

D. Kartun/ Karikatur

Berdampingan dengan tajuk rencana, biasanya tampil sebuah gambar yang lazim disebut kartun. Kartun dimaksud adalah gambar lucu yang melukiskan kejadian-kejadian (biasanya politik) mutakhir dari suatu pemerintahan atau perilaku kebijakan seorang pejabat negara (Hornby, 19961: 57). Dalam gambar tersebut biasanya memuat karikatur, gambar tiruan dari tokoh-tokoh yang terlibat dalam peristiwa yang dikartunkan itu. Karikatur dibuat untuk melukiskan ucapan, perilaku atau rupa yang menekankan cirri khas orang atau tokoh yang disindirnya (Echols, 1975: 99), sehingga memancing cemoohan pembacanya (Hornby, 1961: 56).
Dalam era gambar minded banyak pembaca yang merasa kekurangan waktu untuk membaca tajuk, dan justru sangat gembira serta merasa memperoleh cukup waktu untuk istirahat dengan menikmati karikatur yang disuguhkan dalam halaman tajuk suratkabar. Dengan demikian maksud tajuk pun mudah dipahami.

E. Resensi

Istilah resensi itu sendiri diartikan Echols (1975: 484) dengan menggunakan istilah review, sebagai tinjauan terhadap karya seni dan sastra. Resensi diartikan Hornby (1952: 363) sebagai laporan tertulis tentang isi buku yang diterbitkan atau dipublikasikan paling akhir, untuk suatu terbita berkala. Laporan yang dimaksud berupa penilaian terhadap semua aspek yang ada di dalamnya. Penulis resensi sering dijuluki pengkritik (kritikus). Karena kritik sejati dalam penilaian jurnalistik, berbeda dibanding kritik pada umumnya. Sifat khas dari kritik jurnalistik harus berbeda, harus berwarna seni tersendiri, yakni menyatakan suatu perasaan kreatif dan komunikatif yang nantinya ditujukan kepada khalayak yang menaruh perhatian pada sastra, music, dan drama, serta tetap berhubungan dengan kebiasaan mengkritik sebagai mana halnya.

Macam-macam resensi:

  • Resensi atau Timbangan Buku, resensi yang biasa dilakukan terhadap buku, dipakai istilah timbangan dalam arti menimbang-nimbang isi buku itu. Setiap suratkabar menganggap buku baru sebagai berita, karena itu resensi buku yang baik merupakan informasi yang pertama dan penting.
  • Resensi Suatu Pagelaran, penulis resensi pagelaran pada dasarnya seorang reporter. Disajikan dalam suratkabar ditujukan untuk penonton khususnya dan pembaca suratkabar umumnya.
  • Resensi Musik
  • Resensi Film

 F. Opini/ Artikel

Artikel (article) adalah karya jurnalistik berupa tulisan yang berisi pendapat (opini), gagasan (ide), pemikiran serta fakta. Posisinya dalam karya jurnalistik masuk dalam kategori views (pandangan atau opini).

Sifat-sifat artikel dapat diuraikan sebagai berikut:

  1. Faktual. Artikel adalah tulisan nonfiksi atau berdasarkan fakta dan data.
  2. Berisi Gagasan dan Fakta. Artikel berisikan pendapat yang dilengkapi fakta peristiwa atau masalah.
  3. Meyakinkan. Sebuah artikel dapat menjadi sarana penulisnya guna meyakinkan orang lain (pembaca) akan pentingnya suatu masalah dipikirkan atau disikapi. Dengan kata lain, artikel bisa menjadi agendasetter dan membentuk opini publik.
  4. Mendidik. Artikel umunya mendidik dan mengajarkan sesuatu agar pembaca melakukan atau tidak melakukan sesuatu.
  5. Memecahkan masalah. Artikel membahas suatu masalah yang disertai alternatif pemecahannya atau solusi.
  6. Menghibur. Sebuah artikel bisa juga menghibur pembacanya dengan mengangkat tema yang ringan dan lucu.

Sebetulnya tulisan artikel tidak punya struktur, penulis bebas menuangkan masalah yang sedang dibahas, lalu menyambungnya dengan pendirian subjektif. Namun umumnya komposisi sebuah artikel terdiri dari:

  1. Judul (head).
  2. Nama penulis (by line).
  3. Pendahuluan (intro). Semacam teras (lead) dalam berita atau feature.
  4. Penghubung intro dengan isi tulisan, berupa identifikasi masalah.
  5. Isi tulisan atau uraian (body) yang biasanya terdiri atas sub-subjudul.
  6. Penutup (ending). Biasanya berupa kesimpulan, ajakan berbuat sesuatu atau pertanyaan tanpa jawaban.

– Menggali ide, merupakan tahap awal atau pembuka untuk menulis artikel.

– Menguji ide, anda harus menguji ide tersebut, misalnya dengan menimbang, aktualkah ide tersebut? Bergunakah ide tersebut bagi publik? Pernahkah ditulis oleh orang lain? Dan lain-lain.

– Mengumpulkan referensi, referensi (buku-buku, tulisan-tulisan, atau kliping Koran) yang dapat mendukung pengembangan ide tersebut menjadi sebuah tulisan (artikel).

– Memulai menulis, bagi pemula ketika mulai menulis jangan pikirkan harus langsung membuat tulisan bagus. Langsung saja tuliskan apa yang ada dipikiran dengan gaya bebas. Seperti kata James G. Robbins dan Barbara S. Jones “janganlah terkejut atau kecewa jika anda gagal untuk mempertunjukan atau menghasilkan kualitas yang tinggi dalam tulisan pertama anda, pokoknya teruslah memulainya”.

– Menulis intro atau pembuka artikel yang termudah adalah dengan mengutip berita dikoran, mengemukakan pepatah, atau ungkapan lalau dirangkaikan dengan identifikasi masalah yang akan dibahas dalam tulisan tersebut.

Artikel layak muat (fit to print) umumnya bertema aktual, mengandung hal baru dari segi pemikira atau gagasan, dan menyangkut kepentingan sebagian besar pembaca. Data teknis artikel, artikel yang akan dikirim hendaknya:

  • Diketik rapi dua spasi diatas kertas putih.
  • Judul artikel dicantumkan ditengah-tengah bagian paling atas halaman pertama, dengan nama penulis dibawahnya, dan pada akhir tulisan disebutkan identitas penulis.
  • Bahasanya mudah dimengerti, ejaannya benar dan enak dibaca sesuai dengan kaidah EYD.
  • Pembahasan temanya sistematis.
  • Menyertakan sampul surat plus perangko balasan dengan alamat yang sudah ditulis sendiri untuk memudahkan redaksi media tersebut mengembalikan naskah jika tidak layak muat.

Seorang penulis artikel harus memegang teguh etika kepenulisan tentang “artikel ganda” dan “artikel duplikat”. Artinya tidak mengirimkan artikel yang sama kepada dua atau lebih redaksi media massa, juga tidaak melakukan duplikasi terhadap artikel orang lain. Jika salah satu dari hal itu terjadi atau dua-duanya maka dapat dipastikan penulis aka masuk ke dalam daftar hitam (black list) redaksi media massa.

G. Surat Pembaca

opini singkat yang ditulis pembaca dan dimuat khusus pada rubrik khusus surat pembaca. Biasanya berisi komentar atau keluhan pembaca tentang apa saja yang menyangkut kepentingan dirinya dan kepentingan masyarakat. Panjang surat pembaca rata – rata 2-4 paragraf. Rubrik surat pembaca lebih merupakan layanan publik dari pihak redaksi terhadap masyarakat.

H. Pojok

Pojok adalah kutipan pernyataan singkat nara sumber atau peristiwa tertentu yang dianggap menarik atau kontrovesial, untuk kemudian dikomentari oleh pihak redaksi dengan kata – kata atau kalimat yang mengusik, menggelitik, dan ada kalanya reflektif. Tujuannya untuk “mencubit”, mengingatkan, menggugat. Kritis tetapi tetap etis. Sesuai dengan namanya, pojok ditempatkan dipojok. Dalam setiap edisi penerbitan, pojok memuat tiga sampai lima kutipan pernyataan atau peristiwa menarik untuk dikomentari.

Ciri-ciri rubrik pojok:

  • Pojok berisi dua alenia.
  • Isi yang disajikan baik dalam alinea pertama maupun dalem alinea kedua, biasanya terangkai dalam kalmiat-kalimat pendek.
  • Opini atau pandangan-pandangan dari lembaga surat kabar disajikan dalam kalimat -kalimat yang bersifat sinis dan humoris. (Suhendara, 1989: 38)

I.Foto

Foto jurnalistik menurut Guru Besar Universitas Missouri, AS, Cliff Edom di dalam buku Audy Mirza Alwi halaman 4 adalah panduan kata words dan picture. Sementara menurut Editor foto majalah Life dari 1937-1950,Wilson Hicks, kombinasi dari kata dan gambar yang menghasilkan satu kesatuan komunikasi saat ada kesamaan antara latar belakang pendidikan dan sosial pembacanya.

Jenis-jenis foto jurnalistik

  • Spot Photo

Foto spot adalah foto yang dibuat dari peristiwa yang tidak terjadwal atau tidak terduga yang diambil oleh si fotografer langsung di lokasi kejadian.Misalnya, foto peristiwa kecelakaan, kebakaran, perkelahian, dan perang.

  • General News Photo

Adalah foto-foto yang diabadikan dari peristiwa yang terjadwal, rutin dan biasa. Temanya bias bermacam-macam, yaitu politik, ekonomi, dan humor.

  • People in the News Photo

Adalah foto tentang orang atau masyarakat dalam suatu berita. Yang ditampilkan adalah pribadi atau sosok orang yang menjadi berita itu. Bias kelucuannya, nasib, dan sebagainya.

  • Daily Life Photo

Adalah foto tentang kehidupan sehari – hari manusia dipandang dari segi kemanusiawiannya (human interest). Misalnya, foto tentang pedagang gitar.

 

  • Portrait

Adalah foto yang menampilkan wajah seseorang secara close up dan “mejeng”. Ditampilkan karena adanya kekhasan pada wajah yang dimiliki atau kekhasan lainnya. 8

  • Sport Photo

Adalah foto yang dibuat dari peristiwa olahraga. Karena olahraga berlangsung pada jarak tertentu anatara atlet dengan penonton dan fotografer., dalam pembuatan foto olahraga dibutuhkan perlengkapan yang memadai, misalnya lensa yang panjang serta kamera yang menggunakan motor drive. Menampilkan gerakan dan ekspresi atlet dan hal lain yang menyangkut olahraga.

  • Science and Technology photo

Adalah foto yang diambil dari peristiwa-peristiwa yang ada kaitannya dengan ilmu pengetahuan dan teknologi.

  • Art and culture photo

Adalah yang dibuat dari peristiwa seni budaya.

  • Social and environment

Adalah foto-foto tentang kehidupan sosial masyarakat serta lingkungan hidupnya.

  • Syarat foto jurnalistik

Syarat foto jurnalistik, setelah mengandung berita dan secara fotografi, bagus (fotografis), syarat lain lebih kepada, foto harus mencerminkan etika atau norma hukum, baik dari segi pembuatannya maupun penyiarannya.

Kesimpulan

            Jadi, kesimpulannya adalah fakta merupakan suatu kalimat berdasarkan kenyataan yang ada dan tidak dibuat buat oleh siapapun, sedangkan opini adalah kalimat pendapat atau ide yang dikemukakan oleh segelintir orang yang selalu berdampingan oleh fakta yang ada.

Keterkaitan fakta dengan opini dalam dunia jurnalis ialah para jurnalis dapat memberitakan sebuah hal atau kejadian yang berdasarkan fakta dengan cara observasi sederhana seperti mengajukan pertanyaan pertanyaan awal, lalu muncul lah sebuah opini karena sebuah fakta belum tentu terungkap semua sebab beberapa fakta kadang belum semua terjawab.

Oleh sebab itu opini diperlukan untuk memberikan tambahan gambaran peristiwa pada pembaca karena keterbatasan penggalian fakta.

Materi Dasar Jurnalistik

  1. Pengertian Dan Definisi Jurnalistik

Secara etimologis, Jurnalistik berasal dari kata Journ.Dalam bahasa Prancis, journ berarti catatan atau laporan harian.Secara sederhana jurnalistik diartikan sebagai kegiatan yang berhubungan dengan pencatatan atau pelaporan setiap hari. Dengan demikian jurnalistik bukanlah pers, bukan pula media massa. Jurnalistik adalah kegiatan yang memungkinkan pers atau media massa bekerja dan diakui eksistensinya dengan baik.

Dalam kamus, jurnalistik diartikan sebagai kegiatan utnuk menyiapkan, mengedit, dan menulis untuk surat kabar, majalah atau berkala lainnya. Menurut ensiklopedi Indonesia, jurnalistik adalah bidang profesi yang mengusahakan penyajian informasi tentang kejadian dan atau kehidupan sehari-hari.

Seiring kemajuan teknologi informasi maka yang bermula dari laporan harian maka tercetak manjadi surat kabar harian. Dari media cetak berkembang ke media elektronik, dari kemajuan elektronik terciptalah media informasi berupa radio.Tidak cukup dengan radio yang hanya berupa suara muncul pula terobosan baru berupa media audio visual yaitu TV (televisi).Media informasi tidak puas hanya dengan televisi, lahirlah berupa internet, sebagai jaringan yang bebas dan tidak terbatas.Dan sekarang dengan perkembangan teknologi telah melahirkan banyak media (multimedia).

Jurnalistik bisa dibatasi secara singkat sebagai kegiatan penyiapan, penulisan, penyuntingan, dan penyampaian berita kepada khalayak melalui saluran media tertentu.Jurnalistik mencakup kegiatan dari peliputan sampai kepada penyebarannya kepada masyarakat.Sebelumnya, jurnalistik dalam pengertian sempit disebut juga dengan publikasi secara cetak. Pengertian tersebut tidak hanya sebatas melalui media cetak seperti surat kabar, majalah, dan sebagainya, akan tetapi meluas menjadi media elektronik seperti radio atau televisi.

Berdasarkan media yang digunakan meliputi jurnalistik cetak (print journalism), elektronik (electronic journalism).Akhir-akhir ini juga telah berkembang jurnalistik secara tersambung (online journalism). Dahulu kegiatan jurnalistik dilakukan dengan cara-cara manual, mulai dari

pencarian berita hingga kepada kegiatan pelaporan berita atau pengumpulan berita dilakukandengan cara yang masih sangat sederhana. Hal ini dikarenakan dahulu alat-alat pendukung kegiatan jurnalistik masih minim sekali.Selain itu juga jurnalistik pada zaman dahulu hanya dipahami sebagai publikasi secara cetak. Tetapi sekarang tidak hanya dari situ saja, media elektronik juga ikut andil dalam hal pemberitaan serta sebagai pelaku media massa.

Dapat dilihat bahwa sekarang ini dunia teknologi semakinberkembang perkembangan teknologi tersebut juga memengaruhi perkembangan jurnalistik. Pada zamandahulu hanya seorang jurnalis profesional yang mampu melakukan kegiatan jurnalistik. Dimana kegiatanjurnalistik yang dimaksud adalah mencari, mengumpulkan, mengolah, dan melaporkan berita kepada masyarakat luas. Akan tetapi saat ini, kegiatan jurnalistik tidak hanya dapat dilakukan oleh jurnalis profesional.

Dengan ditemukan teknologi internet, kegiatan jurnalistik dapat dilakukan oleh siapa saja, tanpa harus memiliki background sebagai jurnalis profesional. Setiap orang bisa melakukan kegiatan mencari, mengumpulkan, mengolah, dan melaporkan berita kepada masyarakat luas. Istilah yang digunakan untuk perkembangan jurnalistik tersebut yakni citizen journalism. Dalam citizen journalism, semua anggota masyarakat mampu melakukan kegiatan jurnalistik tanpa memandang latar belakang pendidikan dan keahlian . Kehadiran citizen journalism mendorong setiap orang untuk berani menulis dan melaporkan informasi/berita kepada banyak orang tanpa memerlukan label atau status jurnalis profesional.

Definisi Jurnalistik

– F. Fraser Bond dalam An Introduction to Journalism (1961:1) menulis Jurnalistik adalah segala bentuk   yang membuat berita dan ulasan mengenai berita sampai pada kelompok pemerhati.

– Roland E. Wolseley dalam Understanding Magazines (1969:3), Jurnalistik adalah pengumpulan, penulisan, penafsiran, pemrosesan, dan penyebaran informasi umum, pendapat pemerhati, hiburan umum secara sistematik dan dapat dipercaya untuk diterbitkan pada surat kabar, majalah, dan disiarkan distasiun siaran (Mappatoto, 1993: 69-70).

– Adinegoro menegaskan, jurnalistik adalah semacam kepandaian mengarang yang pkoknya memberi pekabaran pada masyarakat dengan selekas-lekasnya agartersiar seluas-luasnnya (Amar, 1984:30)

– Onong Uchjana Effendy mengemukakan, Jurnalistik didefinisikan sebagai teknik mengelola berita mulai dari mendapatkan bahan sampai kepada menyebarluaskannya kepada masyarakat (2003:955)

  1. Ruang Lingkup kegiatan Jurnalistik

Ruang lingkup jurnalistik ialah huma atau bidang kerja jurnalistik.Ruang lingkup jurnalistik biasanya berkisar tentang karya jurnalistik, berita, hingga klarifikasi masalah yang sedang hangat. Ruang lingkup jurnalistik ini berlaku tak hanya dalam media massa, tetapi juga dalam media elektronik seperti siaran radio dan televisi.

Berdasarkan sifatnya, berita, yang merupakan salah satu ruang lingkup jurnalistik bisa dibedakan menjadi dua jenis, yakni warta mutakhir dan warta berkala. Sebelum dipublikasi, masing-masing warta tadi harus dibuat atau ditulis dengan mengikuti klarifikasi tentang karakter atau teknik penulisannya. Dengan demikian ruang lingkup ilmu jurnalistik meliputi ;

  1. Konsep dasar Jurnalistik yang meliputi definisi konsep,fungsi dan historisitas jurnalistik.
  2. Ragam dan karakter jurnalistik yang berisikan bentuk jurnalistik secara pelaksanaan yang

disesuaikan dengan media dan tren jurnalistik

  1. Profesi jurnalis dan kelembangaannya
  2. Jurnalistik pelaksanaan yang berisikan sumber karya jurnalistik, bahasa, teknik jurnalistik dan         ragam karya jurnalistik
  3. Spirit moralitas aktivitas jurnalistik yang tercermin dalam etika jurnalistik.

Sementara itu, Palapah dan Syamsudin di dalam diktatnya yang berjudul Dasar-Dasar Jurnalistik membagi ruang lingkup jurnalistik ke dalam dua bagian, yaitu Newsdan Views .

  1. News

News artinya berita. News didefinisikan sebagai bentuk tulisan nonfiksi berdasarkan sebuah peristiwa faktual (terjadi apaadanya) dan aktual (kejadian yang tebaru); laporan mengenai fakta-fakta aktual, menarik perhatian, dinilai penting, dan dianggap luar biasa. News sendiri arti harfiahnya krusial atau baru ( new ).

Jika disingkat, NEWS ialah North,West, south dan East . Itu menunjukkan bahwa news merupakan warta dari segala arah/seluruh dunia. Berupa memuat mengenai pertanyaan dari what (apa yang terjadi), who (siapa saja yang terlibat dalam warta tersebut), when (kapan kejadiannya), where (di mana lokasi kejadian tersebut), why(kenapa dapat terjadi), dan how (bagaimana urutan kejadiannya). Atau biasa disingkat dengan 5 W + 1 H.

Ada beberapa hal hingga sesuatu itu disebut berita. Wartawan harus mencakup nilai-nilai sebagai berikut:

  1. Objektif (sesuai dengan fakta dan tak memihak)
  2. Aktual (peristiwa yang baru terjadi atau tak basi)
  3. Luar biasa (aneh, tak normal, di luar Norma umum)
  4. Penting (punya pengaruh atau berdampak terhadap kepentingan orang banyak)
  5. Jarak (semakin dekat kejadian, dianggap semakin krusial bagi khalayak di loka tersebut)

Berita dikelompokkan menjadi beberapa bentuk berita, yaitu spot news, straight news,interpreted news, interpretative news, news story , dan lain-lain.

Straight news biasanya merupakan warta yang paling pendek, tapi tetap padat dan menjawab pertayaan 5 W + 1H. Warta nan dianggap sangat krusial biasanya disebut dengan istilah Stop Press . Jika warta tersebut ditayangkan di media televisi dan radio disebut dengan breaking news , sebab disiarkan di sela-sela acara lain.

News dapat dibagi menjadi menjadi dua bagian besar, yaitu :

  1. Stainght news biasanya merupakan berita yang paling pendek, tapi tetap padat dan menjawab pertayaan 5 W + 1H. Berita yang dianggap sangat penting biasanya disebut dengan istilah Stop Press. Jika berita tersebut ditayangkan di media televisi dan radio disebut dengan breaking news , karena disiarkan di sela-sela acara lain.

1.Stainght news terdiri dari :

  1. Matter of fact news
  2. Interpretative report
  3. Reportage
  4. Feature news, yang terdiri dari :
  5. Human interest features
  6. Historical features
  7. Biographical and persomality features
  8. Travel features
  9. Scientifict features
  1. Views

Views atau pandangan ialah suatu pendapat dari orang yang bersangkutan mengenai suatu masalah atau peristiwa.Pandangan tersebut biasanya disampaikan oleh orang yang pakar dan menguasai masalah tersebut. Orang tersebut merupakan orang yang dianggap handal dan dipercaya buat membahas masalah atau peristiwa yangakan menjadi berita.

Dalam karya tulis, views biasanya berbentuk tajuk rencana, artikel, opini, surat pembaca, esai, dan lain-lain. Namun, ada juga suatu tulisan nan ia tak termasuk warta tapi juga tak termasuk opini, yaitu feature . Feature merupakan perpaduan antara news dan views. Feature dapat berbentuk tips, biografi, catatan perjalanan, ataupun mengenaihuman interest .

Views dapat dibagi kedalam beberapa bagian yaitu :

  1. Editorial
  2. Special article
  3. Colomum
  4. Feature article

Pengertian Dan Jenis-Jenis Media Massa

Menurut Leksikon Komunikasi, media massa adalah sarana penyampain pesan yang berhubungan langsung dengan masyarakat luas misalnya radio, televisi, dan surat kabar.

Media adalah bentuk jamak dari medium yang berarti tengah atau perantara.Massa berasal daribahsa inggris yaitu mass yang berarti kelompok atau kumpulan. Dengan demikian, pengertian media massa adalah perantara atau alat-alat yang digunakan oleh massa dalam hubungnnya satu sama lain

Yang termasuk media massa terutama adalah suratkabar, majalah, radio, televisi, dan film sebagai The Big Five of Mass Media (Lima Besar Media Massa), juga internet (cybermedia, media online)..

Jenis-Jenis Media Massa

  1. Media Massa Cetak (Printed Media). Media massa yang dicetak dalam lembaran kertas.

Dari segi formatnya dan ukuran kertas, media massa cetak secara rinci meliputi (a) koran atau suratkabar (ukuran kertas broadsheet atau 1/2 plano), (b) tabloid (1/2 broadsheet), (c) majalah (1/2 tabloid atau kertas ukuran folio/kwarto), (d) buku (1/2 majalah), (e) newsletter (folio/kwarto, jumlah halaman lazimnya 4-8), dan (f) buletin (1/2 majalah, jumlah halaman lazimnya 4-8). Isi media massaumumnya terbagi tiga bagian atau tiga jenis tulisan: berita, opini, dan feature.media cetak memiliki karakteristik, di antaranya media cetak biasanya lebih bersifat fleksibel, mudah dibawa ke mana-mana bisa disimpan (dikliping), bisa dibaca kapan saja, tidak terikat waktu. Dalam hal penyajian iklan, walaupun media cetak dalam banyak hal kalah menarik dan atraktif dibanding media elektronik namun di segi lain bisa disampaikan secara lebih informatif, lengkap dan spesifik untuk memenuhi kebutuhan masyarakat konsumen. Selain itu dalam hal penyampaian kritik sosial melalui media cetak akanlebih berbobot atau lebih efektif karena diulas secara lebih mendalam dan bisa menampung sebanyak mungkin opini pengamat serta aspirasi masyarakat pada umumnya.

  1. Media Massa Elektronik (Electronic Media). Jenis media massa yang isinya disebarluaskan melalui suara atau gambar dan suara dengan menggunakan teknologi elektro, seperti radio, televisi, dan film.Media elektronik memiliki beberapa karakteristik, yaitu cepat dalam menyampaikan informasi, dapat menjangkau khalayak yang lebih luas, dapat menampilkan proses terjadinya suatu peristiwa yang disertai pelaporan langsung dari tempat kejadian dan lebih menarik karena dikemas dengan memadukan audio dan visual. Walau dalam penyajian informasi media elektronik tidak melakukan pengulasan masalah secara mendalam karena terkendala proses produksi yang tinggi, namun melalui media elektronik ini akses akan informasi bisa di dapatkan masyarakat lebih cepat.
  1. Media online (online media) adalah media massa yang tersaji secara online di situs web (website) internet.

Media online adalah media massa ”generasi ketiga” setelah media cetak (printed media) koran, tabloid, majalah, bukudan media elektronik (electronic media) radio, televisi, dan film/video.

Media Online merupakan produk jurnalistik online.Jurnalistik online disebut juga cyber journalismdidefinisikan sebagai “pelaporan fakta atau peristiwa yang diproduksi dan didistribusikan melalui internet” .

Secara teknis atau ”fisik”, media online yang juga disebut Digital Media adalah media berbasis telekomunikasi dan multimedia (komputer dan internet). Termasuk kategori media online adalah portal, website (situs web, termasuk blog), radio online, TV online, dan email.

Karakteristik Media Online

Karakteristik dan keunggulan media online dibandingkan ”media konvensional” (cetak/elektronik) antara lain:

  1. Kapasitas luas –halaman web bisa menampung naskah sangat panjang
  2. Pemuatan dan editing naskah bisa kapan saja dan di mana saja.
  3. Jadwal terbit bisa kapan saja bisa, setiap saat.
  4. Cepat, begitu diupload langsung bisa diakses semua orang.
  5. Menjangkau seluruh dunia yang memiliki akses internet.
  6. Aktual, berisi info aktual karena kemudahan dan kecepatan penyajian.
  7. Update, pembaruan informasi terus dan dapat dilakukan kapan saja.
  8. Interaktif, dua arah, dan ”egaliter” dengan adanya fasilitas kolom komentar, chat room, polling, dsb.
  9. Terdokumentasi, informasi tersimpan di ”bank data” (arsip) dan dapat ditemukan melalui ”link”, ”artikel terkait”, dan fasilitas ”cari” (search).

10.Terhubung dengan sumber lain (hyperlink)yang berkaitan dengan informasi tersaji.

  1. Sifat Dan Kemampuan Dari Media Cetak dan Media Elektronik

Perkembangan peradaban manusia dari waktu ke waktu telah menghasilkan peningkatan sarana bantu kerja (teknologi yang dipakai). Semula bidang teknologi komunikasi dan informasi menghasilkan teknologi cetak (mekanik), lalu muncul teknologi audio /radio (elektronik), teknologi film (gabungan antara mekanik dan elektronik), dan selanjutnya lahir teknologi audiovisual/televisi, tele/video tex, dan telematika yang bersifat interaktif (elektronik)

Masing-masing media memiliki kelebihan dan juga kelemahan dalam fungsinya sebagai sarana, namun demikian bagi khalayak, kelebihan dan kekurangan itu justru dapat saling melengkapi dalam memperjelas penerimaan informasi atau isi pesan.

Melalui media radio dan televisi, informasi dapat diterima secara cepat tetapi tidak terperinci, sedangkan informasi terperinci dapat diperoleh melalui media massa periodik cetak.

Media massa periodik cetak maupun elektronik memiliki sifat yang disiyaratkan sebagaimana layaknya sebuah media massa periodik, yaitu publisitas, universalitas, periodisitas, kontinuitas, dan aktualitas yang artinya:

  1. Publisitas : berarti dapat disebarluaskan kepada khalayak
  2. Universalitas : isi pesannya bersifat umum atau universal, yang berarti dapat dibaca, didengar atau dilihat siapa saja.
  3. Periodisitas : disajikan kepada khalayak secara periodik atau tetap. Disajikan disini berarti diterbitkan atau disiarkan.
  4. Kontinuitas : disajikan berkesinambungan, sampai fakta dan pendapat yang mengandung nilai berita tidak lagi dinilai penting atau menarik oleh sebagian besar khalayak.
  5. Aktualitas : isi pesan mengutamakan nilai kebaruan.

Perbedaan sifat antara media massa periodik, cetak dan televise

Cetak Elektronik/penyiaran
Radio Televisi
Proses pencetakan Proses pemancaran/Transmisi Proses Pemancaran/Transmisi
Isi pesan tercetak, dapat dibaca dimana saja dan kapan saja Isi pesan audio, dapat didengar sekilas sewaktu ada siaran Isi pesan audiovisual, dapat dilihat dan didengar sekilas sewaktu ada siaran
Isi pesan dapat dibaca berulang-ulang Tidak dapat diulang Tidak dapat diulang
Hanya menyajikan peristiwa/pendapat yang telah terjadi Dapat menyajikan peristiwa/pendapat yang sedang terjadi Dapat menyajikan peristiwa/pendapat yang sedang terjadi
Tidak dapat menyajikan pendapat narasumber secara langsung (audio) Dapat menyajikan pendapat (audio) narasumber secara langsung /orisinil Dapat menyajikan pendapat (audiovisual) narasumber secara langsung /orisinil
Penulisan dibatasi kolom dan halaman Penulisan dibatasi oleh detik, menit, dan jam Penulisan dibatasi oleh detik, menit, dan jam
Makna berkala dibatasi oleh hari, minggu, bulan Makna berkala dibatasi oleh detik, menit dan jam Makna berkala dibatasi oleh detik, menit dan jam
Distribusi melalui transportasi darat/laut dan udara Distribusi melalui pemancara/transmisi        Distribusi melalui pemancara/transmisi
Bahasa yang digunakan bahasa formal Bahasa yang digunakan bahasa formal dan non formal (bahasa tutur) Bahasa yang digunakan bahasa formal dan non formal (bahasa tutur)
Kalimat dapat panjang dan terperinci Kalimat singkat, padat sederhana dan jelas. Kalimat singkat, padat sederhana dan jelas.

Kemampuan Media adalah:

  1. Kemampuan Fiksatif, media dapat menangkap, menyimpan, dan menampilkan kembali suatu obyek atau peristiwa jika suatu saat diperlukan kembali. Caranya dengan digambar, ditulis, difoto, dishooting, direkam.
  2. Kemampuan Manipulatif, suatu obyek atau kejadian dengan menggunakan media dapat dirubah (dimanipulasi) penampilannya (meliputi ukuran dan atau kecepatannya) disesuaikan dengan kebutuhan. Contoh: ukuran: miniatur candi borobudur (ukuran borobudur yang besar menjadi lebih kecil); kecepatan: pertumbuhan tanaman jagung mulai dari menanam biji sampai panen, caranya dengan mempotretnya lalu foto tersebut di jadikan satu dan dipercepat
  3. Kemampuan distributif, suatu objek atau kejadian dengan menggunakan media dapat disebarluaskan (didistribusikan) ke wilayah yang lebih luas dengan jumlah penerima yang lebih banyak. contoh: disuatu RT ingin mengumumkan bahwa ada orang meninggal, dengan menggunakan media microphone di Masjid maka informasi tersebut dapat segera disebarluaskan
  1. Pengelompokan Jurnalistik

Dilihat dari segi bentuk dan pengelolaannya, jurnalistik dibagi kedalam tiga bagian besar: Jurnalistik Media Cetak (News Paper and Magazine Journalism), Jurnalistik Media Elektronik Auditif (Radio Broadcast Journalism), Jurnalistik Media Audiovisual (Television Journalism).

  1. Jurnalistik Media Cetak

Jurnalistik media cetak meliputi jurnalistik surat kabar harian, surat kabar mingguan, jurnalistik tabloid harian, jurnalistik tablod mingguan, dan jurnalistik majalah. Jurnalistik media cetak dipengaruhi oleh dua faktor, yakni faktor verbal dan visual.Verbal, sangat menekankan pada kemampuan kita memilih dan menyusun kata dalam rangkaian kalimat dan paragraf yang efektif dan komunikatif.Visual¸ menunjuk pada kemampuan kita dalam menata, menempatkan, mendesaintata letak atau hal-hal yang menyangku segi perwajahan.

Materi berita yang ingin kita sampaikan kepada pembaca memang merupakan hal sangat penting. Namun, bila berita tersebut tidak ditempatkan dengan baik, dampaknya akan kurang berarti. Hal inilah yang harus diperhatikan oleh bagian desain visual, tata letak, atau perwajahan.

Jurnalistik media cetak dipengaruhi oleh dua faktor, yakni faktor verbal dan visual.Verbal, sangat menekankan pada kemampuan kita memilih dan menyusun kata rangkaian kalimat dan paragraf yang efektif dan komunikatif.Visual, menunjuk pada kemampuan kita dalam menata, menempatkan, mendesain tata letak atau hal-hal yang menyangkut segi perwajahan.Materi berita yang ingin kita sampaikan kepada pembaca memang merupakan hal sangat penting. Namun, bila berita tersebut tidak ditempatkan dengan baik, dampaknya akan kurang berarti. Hal inilah yang harus diperhatikan oleh bagian desain visual, tata letak, atau perwajahan.

Dalam perspektif jurnalistik, setiap informasi yang disajikan kepada khalayak, bukan saja harus benar, jelas dan akurat melainkan juga harus menarik. Membangkitkan minat dan selera baca (surat kabar, majalah) selera dengar (radio siaran), dan selera menonton (televisi). Inilah antara lain yang membedakan karya jurnalistik dengan karya lainnya seperti karya ilmiah. Karya jurnalistik harus benar dan dikemas dalam bahasa dan penyajian yang menarik.Karya ilmiah, biasanya hanya benar tetapi kurang menarik.

Kehidupan media cetak ditentukan oleh “kondisi dimana ia hidup”, yakni: sistem politik, sistem kekuasaan, serta kultur kekuasaan.” Jadi setiap perubahan sistem politik, sistem pers juga akan berubah sesuai yang dikehendaki kekuasaan. Selain mengikuti waktu periodik terbitnya setiap pagi atau petang, sebagai harian, mingguan, atau bulanan, dan sesekali menerbitkan edisi khusus, perwajahan Koran pun ikut mengadakan perubahan. Misalnya kompas, di pertengahan 2005 mengadakan perubahan ukuran, kolom, gambar, foto, serta tata letak dan tata wajah, juga dalam bahasa penyajian dan gaya pelaporannya.

Begitu pula dengan tampilan majalah.Sejak reformasi bergulir di Indonesia, banyak majalah bermunculan. Mereka mengejar kebutuhan masyarakat akan berbagai informasi, dari yang ringan sampai yang berat. Di berbagai majalah berita, misalnya, para wartawannya bukan sekedar melaporkan peristiwa publik tapi juga mengejar berbagai informasi yang tersembunyi.Para wartawan dikirim meliput ke berbagai institusi publik, perusahaan komersial, atau pemerintahan.

Surat Kabar

Menurut Dame Rebecca West, “setiap masyarakat membutuhkan berita seperti orang membutuhkan mata. Ia ingin tahu apa segala sesuatu yang terjadi.”Tapi, berita tidak selamanya berarti seperti itu. Menurut William Randolph Hearst, berita adalah seseorang yang ingin menyetop sesuatu yang hendak dicetak. Karena, iklan lebih perlu.Dua hal itu menyertai perkembangan dunia persuratkabaran modern.Sejalan dengan daya rengkuhnya terhadap jutaan pembaca di berbagai belahan dunia, serta persaingannya dengan radio dan televisi. Teknologi elektronik, yang memasok televisi ikut mendorong perkembangan proses percetakan surat kabar. Kehadiran televisi membuat pemunculan Koran-koran yang dibagikan secara gratis.Iklan telah menutup biaya produksi cetak.

Waktu terbitnya pun bervariasi ada surat kabar harian, mingguan, surat kabar pagi atau sore. Juga target distribusinya, ada yang hendak menjangkau beberapa ratus penduduk sebuah kota kecil, ada yang hendak memasok seluruh rakyat di sebuah Negara atau bangsa, bahkan untuk seluruh orang di dunia sebagai “pasar” internasional. Sebuah surat kabar berbeda dari tipe publikasi lain karena kesegeraannya, karakteristik headlinenya, dan keanekaragaman liputan yang menyangkut berbagai topik, isu, dan peristiwa. Walau demikian, fungsi surat kabar bukan sekedar pelapor kisah-kisah human interest, dari berbagai peristiwa atau kejadian orang seorang.

Newsletter

Newsletters (laporan berkala) merupakan laporan-laporan yang bersifat umum tapi tidak selalu tetap isinya.Mereka menawarkan variasi personal journalism dan jarang memuat iklan. Menurut, ENCYCLOPEDIA BRITANNICApionir newsletter modern adalah corantos, kumpulan-kumpulan halaman berbagai item berita yang dikutip dari berbagai jurnal asing. Awalnya beredar di Belanda pada permulaan abad 17, dan terjemahan inggris dan prancisnya diterbitkan di Amsterdam.Boston Newsletter juga merupakan Koran pertama Amerika muncul di tahun 1704.

Roger W. Babson, bisa dianggap diantaranya orang yang memperkenalkan newsletter. Dalam perkembangannya, sirkulasi newsletter punya banyak variasi, dari lembaran Cuma-Cuma kelompok voluntaris dalam jumlah yang kecil sampai jumlah ratusan ribu langganan berkala The Kiplinger Washington Letter, yang dibuat oleh Willard M.Kiplinger sejak tahun 1923.

Perkembangan newsletter dipengaruhi oleh mesin ketik, kecepatan dan usaha mesin cetak serta kamera dan seni di abad ke-20, kiriman pos secara langsung dan khusus turut mempengaruhi.Komputer dan pengiriman elektronik mempercepat jumlah dan waktu sebarnya.

  1. Jurnalistik Media Elektronik Auditif

Jurnalistik media elektronik auditif atau jurnalistik radio siaran, lebih banyak dipengaruhi dimensi verbal, teknologikal, dan fisikal. Verbal, berhubungan dengan kemampuan menyusun kata, kalimat, dan paragraf secara efektif dan komunikatif.Teknologikal, berkaitan dengan teknologi yang memungkinkan daya pancar radio dapat ditangkap dengan jelas dan jernih oleh pesawat radio penerima.Fisikal, erat kaitannya dengan tingkat kesehatan fisik dan kemampuang pendengaran khalayak dalam menyerap dan mencerna setia pesan kata atau kalimat yang disampaikan.

Radio adalah teknologi yang digunakan untuk pengiriman sinyal dengan cara modulasi dan radiasi elektromagnetik(gelombang elektromagnetik). Gelombang ini melintas dan merambat lewat udara dan bisa juga merambat lewat ruang angkasa yang hampa udara, karena gelombang ini tidak memerlukan medium pengangkut (seperti molekul udara).

Gelombang radio

Gelombang radio adalah satu bentuk dari radiasi elektromagnetik, dan terbentuk ketika objek bermuatan listrik dimodulasi (dinaikkan frekuensinya) pada frekuensi yang terdapat dalam frekuensi gelombang radio (RF) dalam suatu spektrum elektromagnetik. Gelombang radio ini berada pada jangkauan frekuensi 10 hertz (Hz) sampai beberapa gigahertz (GHz), dan radiasi elektromagnetiknya bergerak dengan cara osilasi elektrik maupun magnetik.Gelombang elektromagnetik lainnya, yang memiliki frekuensi di atas gelombang radio meliputi sinar gamma, sinar-X,inframerah, ultraviolet,dan cahaya terlihat. Ketika gelombang radio dipancarkan melalui kabel, osilasi dari medan listrik dan magnetik tersebut dinyatakan dalam bentuk arus bolak-balik danvoltase di dalam kabel. Hal ini kemudian dapat diubah menjadi signal audio atau lainnya yang membawa informasi. Meskipun kata ‘radio’ digunakan untuk hal-hal yang berkaitan dengan alat penerima gelombang suara, namun transmisi gelombangnya dipakai sebagai dasar gelombang pada televisi, radio, radar, dan telepon genggam pada umumnya.

Penggunaan radio

Banyak penggunaan awal radio adalah maritim, untuk mengirimkan pesan telegraf menggunakan kode Morse antara kapal dan darat. Salah satu pengguna awal termasuk Angkatan Laut Jepang memata-matai armada Rusia pada saat Perang Tsushima di 1901. Salah satu penggunaan yang paling dikenang adalah pada saat tenggelamnya RMS Titanic pada 1912, termawuk komunikasi antara operator di kapal yang tenggelam dan kapal terdekat, dan komunikasi ke stasiun darat mendaftar yang terselamatkan. Radio digunakan untuk menyalurkan perintah dan komunikasi antara Angkatan Darat dan Angkatan Laut di kedua pihak pada Perang Dunia IIJerman menggunakan komunikasi radio untuk pesan diplomatik ketika kabel bawah lautnya dipotong oleh Britania. Amerika Serikat menyampaikan Empat belas Pokok Presiden Woodrow Wilson kepada Jerman melalui radio ketika perang. Siaran mulai dapat dilakukan pada 1920, dengan populernya pesawat radio, terutama di Eropa dan Amerika Serikat. Selain siaran, siaran titik-ke-titik, termasuk telepon dan siaran ulang program radio, menjadi populer pada 1920 dan 1930..

Penggunaan radio dalam masa sebelum perang adalah pengembangan pendeteksian dan pelokasian pesawat dan kapal dengan penggunaan radar. Sekarang ini, radio banyak bentuknya, termasuk jaringan tanpa kabel, komunikasi bergerak di segala jenis, dan juga penyiaran radio.

Karakteristik jurnalistik radio yang utama adalah auditif, auditory, atau untuk didengarkan (for eyes only).Dengan demikian, karya jurnalistik radio itu berupa suara (sound), yakni suara penyiar, reporter, dan narasumber berita.

Karena berupa suara, maka berita yang ditulis oleh wartawan radio pun untuk “disuarakan” atau “diceritakan” (story telling). Konsekuensinya, naskah berita radio (radio news script, radio copy) harus ditulis dengan menggunakan bahasa tutur atau bahasa lisan, yaitu bahasa yang biasa digunakan dalam percakapan (obrolan) sehari-hari (conversational style)

  1. Jurnalistik Media Elektronik Audiovisual

Jurnalistik media elektronik audiovisula atau jurnalistik televisi siaran, merupakan gabungan dari segi verbal, visual, teknologikal, dan dimensi dramatikal.Verbal, berhubungan dengan kata-kata yang disusun secara singkat, padat, efektif.Visual, lebih banyak menekankan pada bahasa gambar yang tajam, jelas, hidup, memikat.Teknologikal, berkaitan dengan daya jangkau siaran, kualitas suara dan gambar yang dihasilkan serta diterima oleh pesawat televisi penerima di rumah-rumah. Dramatikal,berarti bersinggungan dengan aspek serta nilai dramatik yang dihasilkan oleh rangkain gambar yang dihasilkan secara simultan. Aspek dramatik inilah yang tidak dipunyai media massa radio dan surat kabar.

Aspek dramatik televisi menggabungkan tiga kekuatan sekaligus: kekuatan gambar, suara dan kata-kata. Inilah yang disebut efek bersamaan dan efek simultan televisi.

Dengan aspek dramatic, seluruh panca indra khayalak pemirsa bekerja secara optimal.Para pakar komunikasi kerap mengatakan, televisi memiliki daya hipnotis luar biasa, sehingga emosi dan prilaku khalayak dapat dengan mudah memindahkan peristiwa yang terjadi di dunia, ke ruang tidur atau ke ruang tamu pemirsa pada saat bersamaan (real time). Semua lengkap dengan emosi dan aspek-aspek psikologi lainnya

Hal yang merupakan karakteristik dari sebuah televisi adalah News Productionnya yan harus mengunakan bahasa tutur, bahasa gambar, melukiskan tentang gambar dan atau melaporkan tentang gambar.Tentu saja penggunaan bahasa tutur ini sangat banyak implikasinya, terutama karena harus benar-benar sinkron antar gambar dan kata-kata dan atau kalimat.

Jurnalistik televisi ini merupakan kegiatan pengolahan dan penyiaran berita yang dilakukan melalui media televisi.Wartawannya juga tidak semata disebut sebagai jurnalis, mereka adalah broadcaster.Ada produser, peliput lapangan, ada juru kamera, ada editor gambar, da nada news anchor (penyaji berita).

Sejarah Lahirnya Jurnalistik Dan Perkembangannya Sampai Saat Ini

     Pers berarti media. Berasal dari bahasa Inggris press yaitu cetak. Apakah media itu berarti hanya media cetak? Tentunya tidak. Pada awal kemunculannya media memang terbatas hanya pada media cetak. Seiring percepatan tekhnologi dan informasi, ragam media ini kemudian meluas. Muncul media elektronik: Audio, audio visual (pandang-dengar) sampai internet. Jadi pers adalah sarana atau wadah untuk menyiarkan produk-produk jurnalistik.

Sedang jurnalistik merupakan suatu aktifitas dalam menghasilkan berita maupun opini. Mulai dari perencanaan, peliputan dan penulisan yang hasilnya disiarkan pada public atau khalayak pembaca melalui media/pers. Dengan kata lain jurnalistik merupakan proses aktif untuk melahirkan berita.
Hasil dari proses jurnalistik yang kemudian menjadi teks yang dimuat di media, berupa berita maupun opini.
Dengan demikian, penting untuk kita semua mengetahui sejarah jurnalistik itu sendiri.

  1. TAHAPAN AWAL LAHIRNYA JURNALISTIK

Zaman pemerintahan Cayus Julius Caesar (100-44 SM) di Romawi, dipampang beberapa papan tulis putih (Forum Romanum) di lapangan terbuka tempat rakyat berkumpul. Oleh karena itu Julius Caesar disebut sebagai “Bapak Pers Dunia”.

Forum Romanum itu berisikan pengumuman-pengumuman resmi dan isinya dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu :

  • Acta Senatus yang memuat laporan-laporan singkat tentang sidang-sidang senat dan keputusan-keputusannya.
  • Acta Diurna Populi Romawi yang memuat keputusan dari rapat rakyat dan berita-berita lainnya. Acta Diurna ini merupakan alat propaganda pemerintahan Romawi yang memuat berita-berita mengenai peristiwa-peristiwa yang perlu diketahui rakyat.

Dalam sejarah Islam, cikal bakal jurnalistik yang pertama kali di dunia adalah pada zaman Nabi Nuh. Saat banjir besar melanda kaumnya, Nabi Nuh berada di dalam kapal beserta sanak keluarga, para pengikut yang saleh, dan segala macam hewan.

Untuk mengetahui apakah air bah sudah surut, Nabi Nuh mengutus seekor burung dara ke luar kapal untuk memantau keadaan air dan kemungkinan adanya makanan. Sang burung dara hanya melihat daun dan ranting pohon zaitun yang tampak muncul ke permukaan air. Ranting itu pun dipatuk dan dibawanya pulang ke kapal. Nabi Nuh pun berkesimpulan air bah sudah mulai surut. Kabar itu pun disampaikan kepada seluruh penumpang kapal.

Atas dasar fakta tersebut, Nabi Nuh dianggap sebagai pencari berita dan penyiar kabar (wartawan) pertama kali di dunia. Kapal Nabi Nuh pun disebut sebagai kantor berita pertama di dunia.

  1. Munculnya Wartawan Pertama

Pada zaman Romawi muncul wartawan-wartawan pertama. Wartawan-wartawan ini terdiri dari budak-budak belian yang oleh  pemiliknya diberi tugas mengumpulkan informasi, berita-berita, bahkan juga menghadiri sidang-sidang senat dan melaporkan semua hasilnya secara lisan maupun tulisan. Tujuannya agar tuannya selalu mengikuti kejadian-kejadian di kota Roma.

  1. Masa Perkembangannya

– Kegiatan penyebaran informasi melalui tulis-menulis makin meluas pada masa peradaban Mesir, ketika masyarakatnya menemukan tehnik pembuatan kertas dari serat tumbuhan yang bernama “Phapyrus”.

– Pada abad 8 M., tepatnya tahun 911 M, di Cina muncul surat kabar cetak pertama dengan nama “King Pau” atau Tching-pao, artinya “Kabar dari Istana”. Tahun 1351 M, Kaisar Quang Soo mengedarkan surat kabar itu secara teratur seminggu sekali.

– Pada tahun 1450 penyebaran informasi tertulis maju sangat pesat sejak mesin cetak ditemukan oleh Johan Guttenberg. Koran cetakan yang berbentuk seperti sekarang ini muncul pertama kalinya pada 1457 di Nurenberg, Jerman. Salah satu peristiwa besar yang pertama kali diberitakan secara luas di suratkabar adalah pengumuman hasil ekspedisi Christoper Columbus ke Benua Amerika pada 1493.

– Surat kabar cetak yang pertama kali terbit teratur setiap hari adalah Oxford Gazzete di Inggris tahun 1665 M. Surat kabar ini kemudian berganti nama menjadi London Gazzette dan ketika Henry Muddiman menjadi editornya untuk pertama sekali dia telah menggunakan istilah “Newspaper”.

– Pada Abad ke-18, jurnalisme lebih merupakan bisnis dan alat politik ketimbang sebuah profesi. Komentar-komentar tentang politik, misalnya, sudah bermunculan pada masa ini. Demikian pula ketrampilan desain/perwajahan mulai berkembang dengan kian majunya teknik percetakan.

Pada abad ini juga perkembangan jurnalisme mulai diwarnai perjuangan panjang kebebasan pers antara wartawan dan penguasa. Pers Amerika dan Eropa berhasil menyingkirkan batu-batu sandungan sensorsip pada akhir Abad ke-18 dan memasuki era jurnalisme modern seperti yang kita kenal sekarang.

– Pada tahun 1883, kesadaran akan jurnalisme yang profesional mendorong para wartawan untuk membentuk organisasi profesi mereka sendiri. Organisasi profesi wartawan pertama kali didirikan di Inggris, yang diikuti oleh wartawan di negara-negara lain pada masa berikutnya. Kursus-kursus jurnalisme pun mulai banyak diselenggarakan di berbagai universitas, yang kemudian melahirkan konsep-konsep seperti pemberitaan yang tidak bias dan dapat dipertanggungjawabkan, sebagai standar kualitas bagi jurnalisme profesional.

– Pada 1880-1900, terjadi kemajuan besar dalam publikasi jurnalistik yaitu digunakannya mesin cetak cepat.

–  Karl Bucher dan Max Weber di Universitas Basel Swiss memperkenalkan cabang baru ilmu persuratkabaran, Zeitungkunde pada 1884. Di Amerika Utara, lahirlah sekolah beken dalam urusan jurnalis, Columbia School of Journalism pada 1912 oleh Joseph Pulitzer.

– Pada 1893 untuk pertama kalinya surat-surat kabar di AS menggunakan tinta warna untuk komik dan beberapa bagian di koran edisi Minggu. Pada 1920-an, surat kabar dan majalah mendapatkan pesaing baru dalam pemberitaan, dengan maraknya radio berita. Pada 1950-an perhatian masyarakat sedikit teralihkan dengan munculnya televisi.

– Perkembangan teknologi komputer yang sangat pesat pada era 1970-1980 juga ikut mengubah cara dan proses produksi berita. Selain deadline bisa diundur sepanjang mungkin, proses cetak, copy cetak yang bisa dilakukan secara massif, perwajahan, hingga iklan, dan marketing mengalami perubahan sangat besar dengan penggunaan komputer di industri media massa.

– Memasuki era 1990-an, penggunaan teknologi komputer tidak terbatas di ruang redaksi saja. Semakin canggihnya teknologi komputer notebook yang sudah dilengkapi modem dan teknologi wireless, serta akses pengiriman berita teks, foto, dan video melalui internet atau via satelit, telah memudahkan wartawan yang meliput di medan paling sulit sekalipun. Selain itu, pada era ini juga muncul media jurnalistik multimedia. Perusahaan-perusahaan media raksasa sudah merambah berbagai segmen pasar dan pembaca berita. Tidak hanya bisnis media cetak, radio, dan televisi yang mereka jalankan, tapi juga dunia internet, dengan space iklan yang tak kalah luasnya.

– Sedangkan pada tahun 2000-an muncul situs-situs pribadi yang juga memuat laporan jurnalistik pemiliknya. Istilah untuk situs pribadi ini adalah weblog dan sering disingkat menjadi blog saja.Memang tidak semua blog berisikan laporan jurnalistik. Tapi banyak yang memang berisi laporan jurnalistik bermutu. Senior Editor Online Journalism Review, J.D Lasica pernah menulis bahwa blog merupakan salah satu bentuk jurnalisme dan bisa dijadikan sumber untuk berita.

  1. SEJARAH DAN PERKEMBANGAN JURNALISTIK DI INDONESIA

Di Indonesia, istilah “jurnalistik” dulu dikenal dengan “publisistik”. Dua istilah ini tadinya biasa dipertukarkan, hanya berbeda asalnya. Beberapa kampus di Indonesia sempat menggunakannya karena berkiblat kepada Eropa. Seiring waktu, istilah jurnalistik muncul dariAmerika Serikat dan menggantikan publisistik dengan jurnalistik. Publisistik juga digunakan untuk membahas Ilmu Komunikasi.

Pada awalnya, komunikasi antar manusia sangat bergantung pada komunikasi dari mulut ke mulut. Catatan sejarah yang berkaitan dengan penerbitan media massa terpicu penemuan mesin cetak oleh Johannes Gutenberg. di Indonesia, perkembangan kegiatan jurnalistik diawali oleh Belanda. Beberapa pejuang kemerdekaan Indonesia pun menggunakan kewartawanan sebagai alat perjuangan. Di era-era inilah Bintang TimoerBintang BaratJava Bode, danMedan Prijaji terbit.

 

 

1. Masa Penjajahan Belanda

Pada tahun 1615 atas perintah Jan Pieterzoon Coen, yang kemudian pada tahun 1619 menjadi Gubernur Jenderal VOC, diterbitkan “Memories der Nouvelles”, yang ditulis dengan tangan. Dengan demikian, dapatlah dikatakan bahwa “surat kabar” pertama di Indonesia ialah suatu penerbitan pemerintah VOC. Pada Maret 1688, tiba mesin cetak pertama di Indonesia dari negeri Belanda. Atas intruksi pemerintah, diterbitkan surat kabar tercetak pertama dan dalam nomor perkenalannya dimuat ketentuan-ketentuan perjanjian antara Belanda dengan Sultan Makassar. Setelah surat kabar pertama kemudian terbitlah surat kabar yang diusahakan oleh pemilik percetakan-percetakan di beberapa tempat di Jawa. Surat kabar tersebut lebih berbentuk koran iklan. fungsinya untuk membantu pemerintahan kolonial belanda.

2. Masa Pendudukan Jepang

Pada masa ini, surat kabar-surat kabar Indonesia yang semula berusaha dan berdiri sendiri dipaksa bergabung menjadi satu, dan segala bidang usahanya disesuaikan dengan rencana-rencana serta tujuan-tujuan tentara Jepang untuk memenangkan apa yang mereka namakan “Dai Toa Senso” atau Perang Asia Timur Raya. Dengan demikian, pada zaman pendudukan Jepang pers merupakan alat Jepang. Kabar-kabar dan karangan-karangan yang dimuat hanyalah pro-Jepang semata.

3. Masa Revolusi Fisik

Peranan yang telah dilakukan oleh pers kita di saat-saat proklamasi kemerdekaan dicetuskan, dengan sendirinya sejalan dengan perjuangan rakyat Indonesia. Bahkan tidak sedikit dari para wartawan yang langsung turut serta dalam usaha-usaha proklamasi. Semboyan “Sekali Merdeka Tetap Merdeka” menjadi pegangan teguh bagi para wartawan. Periode tahun 1945 sampai 1949 yang biasa dinamakan periode “revolusi fisik”, membawa coraknya tersendiri dalam sifat dan fungsi pers kita. Dalam periode ini pers kita dapat digolongkan ke dalam dua kategori, yaitu pertama, pers yang terbit dan diusahakan di daerah yang dikuasai oleh pendudukan sekutu, kemudian Belanda, dan kedua pers yang terbit diusahakan di daerah yang dikuasai oleh RI yang kemudian turut bergerilya.

4. Masa Demokrasi Liberal (orde lama)

Dalam aksi-aksi ini peranan yang telah dilakukan oleh pers republik sangat besar. Republik Indonesia Serikat yang tidak sesuai dengan keinginan rakyat akhirnya bubar dengan terbentuknya kembali Negara Kesatuan Republik Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1950. Pada masa ini dalam kepemimpinan Ir. Soekarno untuk memperoleh pengaruh dan dukungan pendapat umum, pers kita yang pada umumnya mewakili aliran-aliran politik yang saling bertentangan, menyalahgunakan kebebasan pers (freedom of the press), yang kadang-kadang melampaui.

5. Masa Orde Baru

Pada masa Orde baru, fungsi dewan pers ini tidaklah efektif. Dewan pers hanyalah formalitras semata. Dewan Pers bukannya melindungi sesama rekan jurnalisnya, malah menjadi anak buah dari pemerintah Orde Baru. Hal itu terlihat jelas ketika pembredelan 1994, banyak anggota dari dewan pers yang tidak menyetujui pembredelan. Namun ironisnya, pada saat itu dewan pers diminta untuk mendukung pembredelan tersebut. Meskipun dewan pers menolak pembredelan, tetap saja pembredelan dilaksanakan. Menolak berarti melawan pemerintah. Berarti benar bahwa dewan pers hanya formalitas saja. Istilah pers digunakan dalam konteks historis seperti pada konteks “press freedom or law” dan“power of the press”. Sehingga dalam fungsi dan kedudukannya seperti itu, tampaknya, pers dipandang sebagai kekuatan yang mampu mempengaruhi masyarakat secara massal. ( John C.Merrill, 1991, dalam Asep Saeful, 1999 : 26)).

Seharusnya pers selain mempengaruhi masyarakat, pers juga bisa mempengaruhi pemerintah. Karena pengertian secara missal itu adalah seluruhlapisan masyarakat baik itu pemerintah maupun masyarakat. Namun di Era Orde Baru, dewan persmemang gagal meningkatkan kehidupan pers nasional, sehingga dunia pers hanya terbelenggu olehkekuasaan oleh kekuasaan Orde Baru tanpa bisa memperjuangkan hak-haknya

6. Masa Reformasi

Titik kebebasan pers mulai terasa lagi saat BJ Habibie menggantikan Soeharto. Banyak media massa yang muncul kemudian dan PWI tidak lagi menjadi satu-satunya organisasi profesi. Kegiatan kewartawanan diatur dengan Undang-Undang Pers Nomor 40 Tahun 1999 yang dikeluarkan Dewan maka pers nasional melaksanakan peranan sebagai berikut:

  • Memenuhi hak masyarakat untuk mengetahui dan mendapatkan informasi.
  • Menegakkan nilai dasar demokrasi, mendorong terwujudnya supremasi hukum dan hak asasi manusia, serta menghormati kebhinekaan.
  • Mengembangkan pendapat umum berdasar informasi yang tepat, akurat, dan benar.
  • Melakukan pengawasan, kritik, koreksi, dan saran terhadap hal-hal yang berkaitan dengan kepentingan umum.
  • Memperjuangkan keadilan dan kebenaran.

 

Raden Mas Tirto Adhi Suryo
(Bapak Pers Indonesia)

Raden Mas Djokomono Tirto Adhi Soerjo adalah perintis Pers Nasional Indonesia dan tokoh kebangkitan Nasional Indonesia. Ia juga dianggap sebagai orang yang paling berjasa atas bangkitnya pergerakan kaum terdidik di Indonesia. Meskipun lahir di daerah Blora, Jawa Barat, namun Tirto lebih lama tinggal di wilayah Bandung, Jawa Barat. sejak usia muda, ia rajin mengirimkan tulisan-tulisannya ke sejumlah surat kabar dalam bahasa Belanda dan Jawa. Ia juga pernah membantu Chabar hindia Olanda pimpinan Alex Regensburgh selama dua tahun sebelum pindah menjadi redaktur Pembrita Betawi, Pimpinan F. Wriggers, yang tak lama kemudian digantikannya.

Menerbitkan surat kabar Soenda Berita (1903-1905) dan Medan Prijaji (1907) serta Putri Hindia (1908). Medan Prijaji beralamat di jalan Naripan Bandung yaitu di Gedung Kebudayaan (sekarang Gedung Yayasan Pusat Kebudayaan-YPK).

Medan Prijaji dianggap sebagai surat kabar nasional pertama karena menggunakan bahasa Melayu (bahasa Indonesia), dan seluruh proses produksi dan penerbitannya ditangani pribumi Indonesia asli.

 

  1. PENGERTIAN JURNALISTIK MENURUT PARA AHLI

Seiring kemajuan teknologi informasi maka yang bermula dari laporan harian maka tercetak manjadi surat kabar harian. Dari media cetak berkembang ke media elektronik, dari kemajuan elektronik terciptalah media informasi berupa radio. Tidak cukup dengan radio yang hanya berupa suara muncul pula terobosan baru berupa media audio visual yaitu TV (televisi). Media informasi tidak puas hanya dengan televisi, lahirlah berupa internet, sebagai jaringan yang bebas dan tidak terbatas. Dan sekarang dengan perkembangan teknologi telah melahirkan banyak media (multimedia).

Jurnalistik bisa dibatasi secara singkat sebagai kegiatan penyiapan, penulisan, penyuntingan, dan penyampaian berita kepada khalayak melalui saluran media tertentu. Jurnalistik mencakup kegiatan dari peliputan sampai kepada penyebarannya kepada masyarakat. Sebelumnya, jurnalistik dalam pengertian sempit disebut juga dengan publikasi secara cetak. Pengertian tersebut tidak hanya sebatas melalui media cetak seperti surat kabar, majalah, dan sebagainya, akan tetapi meluas menjadi media elektronik seperti radio atau televisi.

Berdasarkan media yang digunakan meliputi jurnalistik cetak (print journalism), elektronik (electronic journalism). Akhir-akhir ini juga telah berkembang jurnalistik secara tersambung (online journalism). Dahulu kegiatan jurnalistik dilakukan dengan cara-cara manual, mulai dari pencarian berita hingga kepada kegiatan pelaporan berita atau pengumpulan berita dilakukan dengan cara yang masih sangat sederhana. Hal ini dikarenakan dahulu alat-alat pendukung kegiatan jurnalistik masih minim sekali. Selain itu juga jurnalistik pada zaman dahulu hanya dipahami sebagai publikasi secara cetak. Tetapi sekarang tidak hanya dari situ saja, media elektronik juga ikut andil dalam hal pemberitaan serta sebagai pelaku media massa.

Dapat dilihat bahwa sekarang ini dunia teknologi semakin berkembang. Perkembangan teknologi tersebut juga memengaruhi perkembangan jurnalistik. Pada zaman dahulu hanya seorang jurnalis profesional yang mampu melakukan kegiatan jurnalistik. Dimana kegiatan jurnalistik yang dimaksud adalah mencari, mengumpulkan, mengolah, dan melaporkan berita kepada masyarakat luas. Akan tetapi saat ini, kegiatan jurnalistik tidak hanya dapat dilakukan oleh jurnalis profesional.

Dengan ditemukan teknologi internet, kegiatan jurnalistik dapat dilakukan  oleh siapa saja, tanpa harus memiliki backgroun sebagai jurnalis profesional. Setiap orang bisa melakukan kegiatan mencari, mengumpulkan, mengolah, dan melaporkan berita kepada masyarakat luas. Istilah yang digunakan untuk perkembangan jurnalistik tersebut yakni citizen journalism. Dalam citizen journalism, semua anggota masyarakat mampu melakukan kegiatan jurnalistik tanpa memandang latar belakang pendidikan dan keahlian. Kehadiran citizen journalism mendorong setiap orang untuk berani menulis dan melaporkan informasi/berita kepada banyak orang tanpa memerlukan label atau status jurnalis profesional.

Pengertian jurnalistik menurut para ahli sebagai berikut:

  1. Fraser Bond dalam bukunya, “An introduction to Journalism,” terbitan tahun 1961, mengatakan: Jurnalistik adalah segala bentuk yang membuat berita dan ulasan mengenai berita agar sampai pada kelompok pemerhati.
  1. Roland E. Wolseley dalam bukunya UndeJurnalistik adalah pengumpulan, penulisan, penafsiran, pemrosesan dan penyebaran informasi umum, pendapat pemerhati, hiburan umum secara sistematik dan dapat dipercaya untuk diterbitkan pada SK, majalah dan disiarkan stasiun siaran.
  1. Adinegoro dalam buku: “Hukum Komunikasi Jurnalistik,” karya M. Djen Amar terbitan tahun 1984, mengatakan: Jurnalistik adalah semacam kepandaian mengarang yang pokoknya memberikan pekabaran pada masyarakat dengan selekas-lekas’a agar tersiar luas.
  1. Astrid Susanto dalam bukunya: ,”Komunikasi massa,” terbitan tahun 1986, menyebutkan: dalam Jurnalistik adalah kegiatan pencatatan dan atau pelaporan serta penyebaran tentang kegiatan sehari-hari.
  1. Onong Uchjana Effendy dalam bukunya: “Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi,” terbitan tahun 1993 menyebutkan, Jurnalistik adalah teknik mengelola berita mulai dari mendapatkan bahan sampai menyebarluaskannya kepada masyarakat.
  2. Djen Amar bukunya: “Hukum komunikasi Jurnalistik,” terbitan tahun 1984 mengatakan: Jurnalistik adalah kegiatan mengumpulkan, mengolah dan menyebarkan berita kepada khalayak seluas-luasnya dengan secepat-cepatnya.
  1. Erik Hodgins, redaktur majalah Time seperti yang dikutip Kustadi Suhandang dalam bukunya: Pengantar Jurnalistik, Seputar Organisasi, Produk dan Kode Etik, terbitan tahun 2004, mengatakan : Jurnalistik adalah pengiriman informasi dari sini ke sana dengan benar, seksama dan cepat dalam rangka membela kebenaran dan keadilan berfikir yang selalu dapat dibuktikan.
  1. Kustadi Suhandang dalam buku yang sama mengatakan, Jurnalistik adalah seni dan atau keterampilan mencari, mengumpulkan, mengolah, menyusun, dan menyajikan berita tentang pristiwa yang terjadi sehari-hari secara indah, dalam rangka memenuhi segala kebutuhan hati nurani khalayaknya.
  1. A.S. Haris Sumadiria, M.Si, dalam bukunya, jurnalistik Indonesia, Menulis berita dan feature, panduan Praktis Jurnalis professional, Simbiosa Rekatama Media, Bandung, 2005, merumuskan definisi jurnalistik sebagai: Kegiatan menyiapkan, mencari, mengumpulkan, mengolah, menyajikan, dan menyebarkan berita melalui media berkala kepada khalayak seluas-luasnya dengan secepat-cepatnya

 

KESIMPULAN

Jurnalistik, awal mula lahirnya jurnalistik dimulai sekitar 100-44 SM, di Romawi saat itu pada masa pemerintahan Julius Caesar terdapat Forum Romanum atau papan tulis putih untuk menyampaikan aspirasi rakyat dan kabar/informasi apa yang beredar saat itu di pusat kota. Oleh karenanya Julius Caesar diebut sebagai bapak pers. Inilah yang menjadi dasar konsep jurnalistik,yaitu menyampaikan berbagai pesan, informasi, atau berita. Yang selanjutnya terus di kembangkan oleh para Jurnalis berikutnya hingga sampai sekarang.
Informasi bisa diibaratkan seperti makanan pokok yang menjadi bahan santapan dalam kehidupan sehari-hari, sebuah peristiwa atau kejadian adalah sesuatu hal yang sangat penting untuk diketahui dalam masyarakat. Media massa adalah sebuah ajang kebutuhan akan informasi di semua kalangan misal politik, sosial, ekonomi dan sebagainya. Dengan adanya media komunikasi kita bisa mengetahui perkembangan teknologi didunia serta banyak informasi-informasi lainnya, jadi selama kita mengikuti maka tidak akan ketinggalan informasi yang tenar sekarang ini.

 

 

Teori Penerbitan

     Teori penerbitan adalah semua benda tercetak berisi tulisan atau karangan, kumpulan foto atau reproduksi karya-karya gambar lainnya, yang mempunyai nilai berita penerangan, ilmu pengetahuan, dan hiburan. Penerbitan dari asal kata terbit, juga dikenal dengan istilah publikasi, yaitu media tercetak buku, brosur atau boklet, pamflet atau poster, majalah dan surat kabar. Penerbitan dapat dibagi dalam 2 jenis yaitu penerbitan khusus dan penerbitan pers.

     Segala bentuk penerbitan dapat diselenggarakan secara tetap (reguler) dan tidak tetap. Pada umumnya penerbitan khusus seperti buku, brosur atau pamflet, baik yang berbentuk suplemen atau sisipan suatu majalan dan surat kabar maupun secara lepas, merupakan penerbitan tidak tetap.

     Dalam buku, suatu penerbitan perusahaan swasta atau pemerintah yang komersial akan mencetak satu judul sebanyak, misalnya, 3.000 eksemplar dan menunggu selama jumlah bulan atau beberapa tahun sampai sebagian terjualselama memutuskan untuk melakukan cetak ulang sebanyak jumlah edisi pertama atau pun lebih. Penerbitan buku, brosur atau pamflet yang diselenggarakan oleh kantor-kantor pemerintah biasanya tidak dijual melainkan diedarkan secara gratis.

     Penerbitan pers adalah media tercetak bersifat umum yang teratur waktu terbitnya, setiap hari atau setiap minggu, berisi berita, ulasan, berbagai macam karangan dan gambar. Menurut Undang-Undang No.11 Tahun 1966 tentang Ketentuan Ketentuan Pokok Pers, penerbitan berkala dan siaran radio, televisi, instansi pemerintah, badan umum dan badan swasta lainnya. Surat kabar harian adalah penerbitan setiap hari atau sekurang-kurangnya enam kali seminggu. Penerbitan berkala adalah penerbitan lainnya yang diterbitkan dalam jangka waktu tertentu, atau sekurang-kurangnya tiga bulan sekali.

     Peraturan yang berlaku di Indonesia memberikan engertian terbatas tentang pers, karena tidak mencantumkan media massa seperti radio dan televisi serta berbagai jenis penerbitan lainnya yang di mancanegara juga termasuk dalam kategori penerbitan pers.

     Jenis-jenis penerbitan lain, antara lain, surat kabar dan majalah kampus serta majalah, jurnal dan buletin yang diterbitkan oleh badan-badan pemerintah dan swasta. Di Indonesia, penerbitan-penerbitan tersebut disebut penerbitan khusus, yakni resminya suatu media instansi dan organisasi atau publikasi perusahaan yang beredar secara terbatas dan tidak dipasarkan seperti penerbitan pers.

     Dari sudut perizinan, setiap penerbitan khusus wajib memperoleh Surat Tanda Terdaftar (STT) dari pemerintah, cq. Departemen penerangan, sedangkan penerbitan pers memiliki Surat Izin Perusahaan Penerbitan Pers (SIUPP).

TEORI-TEORI PENERBITAN

  1. AUTHORITARIAN Theory

     Berpijak pada falsafah: membela kekuasaan absolut. Kebenaran dipercayakan hanya pada segelintir orang bijaksana yang mampu memimpin.Posisi negara jauh lebih tinggi dibanding individu.

  1. LIBERTARIAN Theory.

     Berpijak pada falsafah: manusia adalah mahluk rasional yang bisa membedakan baik dan buruk. Pers adalah alat, mitra untuk mencari kebenaran bukan sebagai alat pemerintah (negara). Sebaliknya dalam teori ini pers didorong untuk mengawasi pemerintah.

     Berpijak atas teori ini pula lahir istilah pers sebagai pilar ke empat dalam negara demokrasi, yaitu setelah kekuasaan legislatif, eksekutif dan yudikatif. Sering dikenal dengan istilah “the fourth estate”. Dasar pemikiran teori ini:

  • Dalam mencari kebenaran semua gagasan harus memiliki kesempatan yang sama untuk dikembangkan. Sehingga yang benar akan bertahan yang salah akan lenyap.
  • Self righting process (proses menemukan sendiri kebenaran).
  • Free market ideas (kebebasan menjual gagasan).

 

Teori Komunikasi

     Istilah komunikasi atau dalam bahasa Inggris communication berasal dari kata latin communicatio, dan bersumber dari kata communis yang berarti sama, sama disini adalah sama makna.

     Teori komunikasi adalah satu pandangan dan strategi yang akan membentuk alat dan rangka kerja untuk sesuatu perkara yang hendak dilaksanakan. Dalam proses komunikasi teori akan membina bentuk dan kaidah komunikasi yang hendak dibuat. Melalui penulisan ini pejelasan tentang beberapa teori komunikasi akan dibuat. Terdapat dua aspek utama yang dilihat secara tidak langsung dalam bidang ini sebagai satu bidang pengkajian yang baru.

     Aspek pertama ialah perkembangan dari beberapa sudut atau kejaidian seperti teknologi komunikasi, perindustrian dan politik dunia. Teknologi komunikasi contohnya radio, televisi, telefon, setelit, rangkaian komputer telah menghasilkan ide untuk mengetahui apakah kesan perkembangan teknologi komunikasi terhadap individu, masyarakat dan penduduk disebuah negara.

     Perkembangan politik dunia, memperlihatkah bagaimana kesan politik terhadap publik sehingga menimbulkan propaganda dan pendapat umum. Seterusnya perkembangan perindustrian seperti perminyakan dan perkapalan menuntut betapa perlunya komunikasi yang berkesan untuk meningkatkan produktivitas dan kualitas agar mencapai maksud atau tujuan organisasi tersebut.

      Aspek kedua ialah dari sudut kajian di mana para pelajar berminat untuk mengkaji bidang-bidang yang berkaitan dengan komunikasi seperti mereka yang dari bidang psikologi sosial mengkaji penggunaan teknologi baru terhadap kesan tayangan animasi kepada anak-anak, propaganda dan dinamik kelompok.

     penjelasan atas politik dunia seperti menganalisa propaganda Nazi yang mampu mempengaruhi pendengar sehingga mereka patuh dan bersatu. Selanjutnya kajian awal penyelidik atas perindustrian yang pada separuh abad ke-20 tertuju kepada memenuhi keinginan sektor pemasaran untuk mengetahui komunikasi dengan lebih dekat setelah pengiklanan menunjukan kepentingannya. Oleh karena itu, bidang komunikasi mengambil langkah dan maju kedepan setelah berlakunya pengembangan dari sudut teknologi komunikasi, perindustrian dan politik dunia serta kajian-kajian yang telah dilakukan.

     Sehingga bidang komunikasi menjadi bidang pengkajian yang baru dan mula diminati oleh banyak orang. Namun, bidang yang menjadi asas kepada bidang komunikasi ialah bidang-bidang sains sosial seperti sosiologi, pendidikan, psikologi sosial, pengurusan, antropologi dan psikologi. Pengertian mengenai ilmu komunikasi, pada dasarnya mempunyai ciri yang sama dengan pengertian ilmu secara umum. Yang membedakan adalah objek kajiannya, di mana perhatian dan telah difokuskan pada peristiwa-peristiwa komunikasi antar manusia.

      Mengenai hal itu Berger & Chafee (1987) menyatakan bahwa Ilmu komunikasi adalah suatu pengamatan terhadap produksi, proses dan pengaruh dari sistem-sistem tanda dan lambang melalui pengembangan teori-teori yang dapat diuji dan digeneralisasikan dengan tujuan menjelaskan fenomena yang berkaitan dengan produksi, proses dan pengaruh dari sistem-sistem tanda dan lambang.

Jenis – Jenis Komunikasi

Komunikasi lisan

     komunikasi lisan secara langsung adalah komunikasi yang dilakukan oleh dua orang atau lebih yang saling bertatap muka secara langsung dan tidak ada jarak atau peralatan yang membatasi mereka. lisan ini terjadi pada saat dua orang atau lebih saling berbicara/ berdialog, pada saat wawancara, rapat, berpidato.

     komunikasi lisan yang tidak langsung adalah komunikasi yang dilakukan dengan perantara alat seperti telepon, handphone, VoIP, dan lain sebagainya karena adanya jarak dengan si pembicara dengan lawan bicara.

Komunikasi tulisan

     komunikasi tulisan adalah komunikasi yang di lakukan dengan perantaraan tulisan tanpa adanya pembicaraan secara langsung dengan menggunakan bahasa yang singkat, jelas, dan dapat dimengerti oleh penerima. Komunikasi tulisan dapat berupa surat-menyurat, sms, surat elektronik, dan lain sebagainya.

     komunikasi tulisan juga dapat melalui naskah-naskah yang menyampaikan informasi untuk masyarakat umum dengan isi naskah yang kompleks dan lengkap seperti surat kabar, majalah, buku-buku, dan foto pun dapat menyampaikan suatu komunikasi secara lisan namun tanpa kata-kata. Begitu pula dengan spanduk, iklan, dan lain sebagainya.

 

MACAM-MACAM TEORI KOMUNKASI MASSA

1.TEORI PELURU (BULLET  THEORY)

     Dijelaskan dalam teori peluru ini media dianggap sebagai orang yang lebih pinter dibandingkan khalayakbisa dikelabui sedemikian rupa dari apa yang disiarkan oleh media. Sehingga teori peluru ini sama dengan teori IPS ( ilmu pengetahuan sosial) yang dmana setiap pesan media yang disampaikan oleh media akan berdampak dan menimbulkan sebab akibat.

2.TEORI KULIVASI (CULTIVACTION THEORY)

     Suatu teori tentang nilai-nilai yang disalurkan ketelevisi-televisi di masing-masing rumah dan khalayak. Khalayak tersebut menganggap  bahwa apa yang disampaikan oleh media itu sesuai dengan apa yang terjadi di dalam masyarakat atau kehidupan pada nyatanya.

3.TEORI IMPERIALISME BUDAYA (CULTURAL IMERIALISM THEORY)

     Dalam teori ini dijelaskan bahwa media barat lebih mendominasi acara-acara di dalam televisi swasta di Indonesia,sehingga media massa yang ada di Indonesia meniru atau terpengaruh oleh media asing. Hal ini berdampak terhadap budaya yang ada di Indonesia yang sesuai dengan apa yang dijelaskan dalam teori kultural,yang dimana media mempengaruhi budaya atau menciptakan budaya baru.

4.TEORI PERSAMAAN MEDIA (MEDIA EQUATION THEORY)

     Dimana khalayak atau manusia menganggap media sebagai orang,ada sebuah tayangan yang sedih,dia justru merasa senang atau justru merasa marahh,sebagai contohnya kasus Nenek Minah yang dijatuhi hukuman kurungan 1,5 bulan penjara akibat perbuatannya memungut biji coklat. Seakan-akan teori persamaan media ini berkaitan dengan teori common sense (Akal Sehat) ,bahwa pengetahuan atau gagasan yang dimiliki oleh setiap orang pada kadarnya berbeda-beda.

5.TEORI KEHENINGAN (SPIRAL OF SILENCE THEORY)

     Didalam teori ini manusia lebih berasumsi pada mayoritas dan menekan minoritas. Mereka yang berada dipihak minoritas akan beranggapan kurang tegas dalam mengemukakan pandangannya. Seseorang yang sering merasa perlu menyembunyikan sesuatunya ketika berada dalam kelompok mayoritas. Sebaliknya,mereka yang berada dipihak mayoritas akan merasa percaya diri dengan pengaruh dari pada dengan mereka dan terdorong untuk menyampaikannya kepada orang lain. Dengan demikian maka teori keheningan ini berkaitan dengan teori keritik,dimana manusia lebih memilih kedamaian dan kebebasan dalam sebuah golongan atau kelompok.

Elemen Komunikasi

Elemen dasar komunikasi menjadikan objek studi tentang teori komunikasi :

  • Source(Sumber): Shannon menyebut unsur ini sebagai “sumber informasi”, yang “menghasilkan pesan atau urutan pesan yang akan dikomunikasikan ke terminal penerima.”
  • Sender(Pengirim): Shannon menyebut unsur ini sebagai “pemancar/penyebar”, yang “beroperasi pada pesan dalam beberapa cara untuk menghasilkan sinyal yang cocok untuk meneruskannya melalui saluran tersebut.” Oleh Aristoteles, unsur ini disebut “speaker” (orator).
  • Channel: Bagi Shannon, saluran tersebut adalah “hanya media yang digunakan untuk mengirimkan sinyal dari pemancar ke penerima.”
  • Receiver(Penerima): Untuk Shannon, penerima adalah “melakukan operasi kebalikan dari yang dilakukan oleh pemancar, dengan merekonstruksi pesan dari sinyal.”
  • Destination(Tujuan): Untuk Shannon, tujuan adalah “orang (atau suatu hal) kepada siapa pesan ini ditujukan”
  • Message(Pesan): dari bahasa Latin mittere, “untuk mengirim”. Pesannya berupa sebuah konsep, informasi, komunikasi, atau pernyataan yang dikirim dalam bentuk, ditulis, direkam, atau bentuk visual verbal kepada penerima.
  • Feedback(Tanggapan)
  • Elemen entropik, positif dan negatif

 

Teori Jurnalistik

    Asal kata jurnalistik adalah “du jour” yang berarti hari, yakni kejadian hari ini yang diberitakan dalam lembaran tercetak. Kata “du jour” berasal dari “Acta Diurna” pada zaman Romawi Kuno yaitu papan pengumuman berisi informasi berbagai hal. Dari  “Diurna” muncul “Du Jour” lalu “Journal” dan jadilah “Jurnalistik” hingga kini.

     Secara etimologis jurnalistik adalah, kewartawanan atau hal yang berkaitan dengan pemberitaan. Sedangkan secara konseptual jurnalistik adalah, merupakan aktivitas mencari, mengolah, menulis, dan menyebar luaskan informasi kepada public melalui media massa.

     Karena kemajuan teknologi dan ditemukannya percetakan suratkabar dengan sistem silinder (rotasi), maka istilah “pers” muncul sehingga orang mengidentikkan istilah jurnalistik dengan pers. Dalam bahasa Inggris, pers (press) berarti mesin pencetak, mencetak, orang-orang yang terlibat dalam kepenulisan atau produksi berita, menekan, dan sebagainya.

     Jurnalistik (journalistic) atau jurnalisme (Journalism) adalah proses atau teknik mencari, mengolah, menulis, dan menyebarluaskan informasi aktual berupa berita (news), opini (views), dan laporan khas (feature) kepada publik melalui media massa.

    Secara harfiyah (etimologis, asal usul kata), jurnalistik (journalistic) artinya kewartawanan atau hal-ihwal pemberitaan. Kata dasarnya “jurnal” (journal), artinya laporan atau catatan, atau “jour” dalam bahasa Prancis yang berarti “hari” (day) atau “catatan harian” (diary). Dalam bahasa Belanda, journalistiek artinya penyiaran catatan harian.

     Secara konseptual, jurnalistik dapat dipahami dari tiga sudut pandang: sebagai proses, teknik, dan ilmu. Sebagai proses, jurnalistik adalah “aktivitas” mencari, mengolah, menulis, dan menyebarluaskan informasi kepada publik melalui media massa. Aktivitas ini dilakukan oleh wartawan (jurnalis).

     Sebagai teknik, jurnalistik adalah “keahlian” (expertise) atau “keterampilan” (skill) menulis karya jurnalistik (berita, artikel, feature) termasuk keahlian dalam pengumpulan bahan penulisan seperti peliputan peristiwa (reportase) dan wawancara. Sebagai ilmu, jurnalistik adalah “bidang kajian” mengenai pembuatan dan penyebarluasan informasi (peristiwa, opini, pemikiran, ide) melalui media massa.

     Jurnalistik termasuk ilmu terapan (applied science) yang dinamis dan terus berkembang sesuai dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi dan dinamika masyarakat itu sendiri.

Secara garis besar, “Jurnalistik adalah bagian dari kehidupan kita sehari-hari. Jika setiap hari kita membaca, mendengar, atau menonton program berita, maka sadar atau tidak sadar kita terlibat dalam dunia jurnalistik, minimal sebagai objek atau sasaran (target audience) dari para jurnalis.”

     Bagi wartawan atau jurnalis, memahami ilmu dan teknik jurnalistik tentu merupakan hal yang mutlak. Namun demikian, masyarakat pembaca, pendengar, atau pemirsa pun penting mengenal dan memahami jurnalistik, setidaknya dasar-dasarnya, sehingga tidak menjadi objek pasif media massa, bahkan bisa menjadi pembaca, pendengar, dan penonton kritis dan aktif terhadap sajian berita yang disebarkan media.

Aktivitas jurnalistik utama adalah meliput dan memberitakan sebuah peristiwa melalui “rumus baku” berita 5W+1H:

  • Who, siapa yang terlibat
  • What, apa yang terjadi
  • When, kapan terjadinya
  • Where, di mana terjadinya
  • Why, mengapa terjadi
  • How, bagaimana proses kejadiannya.

Lebih dari itu, wartawan mempertimbangan peristiwa itu untuk diberitakan atau tidak, dengan parameter “nilai berita” (news value), seperti:

  • Kepentingannya bagi publik (significace)
  • Dampaknya bagi masyarakat (effects)
  • Menarik-tidaknya bagi publik.
  • Sering terjadi diskusi atau perdebatan di “ruang berita” (news room) atau ruang redaksi dalam proses seleksi peristiwa mana yang akan dipublikasikan.

 

Jenis Jurnalistik

Berdasarkan jenis media dan teknik publikasinya, jurnalistik dapat dibedakan menjadi jurnalistik cetak, jurnalistik elektronik, dan jurnalistik online.

  1. Jurnalistik cetak (print journalism)

    proses jurnalistik yang produk atau laporannya ditulis dan disajikan dalam media massa cetak (printed media), seperti suratkabar, tabloid, dan majalah.

Teknik penulisannya menggunakan “bahasa tulis” (written language) bergaya “bahasa jurnalistik” (language of mass media), bercirikan antara lain hemat kata, sederhana, mudah dimengerti, tidak mengandung arti ganda, dan umum digunakan.

Jurnalistik elektronik disebut juga Broadcast Journalism, yakni proses jurnalistik yang hasil liputannya disebarkan melalui media radio dan televis. Berita radio hanya menggunakan suara dan efek suara (auditory). Berita televisi dengan tambahan gambar (visual).

Wartawan radio atau lebih sering disebut reporter mengumpulkan fakta dan menyajikannya melalui suara (disuarakan, bercerita) saja. Sedangkan wartawan televisi –juga sering disebut reporter atau jurnalis televisi yang melaporkan peristiwa dengan suara (kata-kata) sekaligus gambar hasil shooting dan/atau rekaman kamera video.

Teknik penulisan naskah radio/televisi menggunakan bahasa tutur, yakni rangkaian kata-kata yang biasa digunakan dalam percakapan sehari-hari (spoken words), sederhana, mudah dimengerti, ringkas, tidak rumit, dan jelas.

  1. Jurnalistik online (online journalism, cyber journalism)

    didefinisikan sebagai pelaporan peristiwa yang diproduksi dan disebarkan melalui internet atau proses jurnalistik yang hasilnya disajikan melalui media internet (cybermedia).

Teknik penulisannya sama dengan jurnalistik cetak, yakni menggunakan tulisan (bahasa tulis), namun penulisannya lebih leluasa dan bisa jauh lebih lengkap dibandingkan naskah untuk media cetak atau elektronik. Umumnya media cetak, radio, dan televisi juga menyediakan media online.

Jurnalistik media online dapat hadir secara individual, bukan lembaga, dengan hadirnya blog atau weblog. Pemilik blog tidak hanya dapat menuliskan opini atau pengalalaman pribadi (diary), tapi juga mempublikasikan berita, artikel, dan feature layaknya media komersial.

Kemunculan media online ini, termasuk weblog, dapat menumbuhsuburkan lahirnya “Indy Media” atau media independen, bahkan maraknya “underground media”, sekaligus mengimbangi “mainstream media”.

Teknik Jurnalistik

Teknik jurnalistik yaitu keterampilan (skills) dalam meliput peristiwa dan menuliskan atau mempublikasikannya melalui media massa. Teknik jurnalistik lebih dikenal dengan istilah Teknik Reportase yang meliputi :

  • Wawancara
  • Observasi atau melihat langsung peristiwa di lokasi kejadian.
  • Studi Literatur, Riset Dokumen

Namun, teknik utama jurnalistik adalah menulis berita (news writing), menulis naskah berita (news script writing), dan/atau presentasi berita (news presentation).

Persamaan dan Perbedaan Penerbitan, Komunikasi dan Jurnalistik.       

            Apa kaitan Persamaan antara Komunikasi dan Penerbitan? Penerbitan merupakan perkembangan retorika didataran Eropa,terutama di Jerman, sedangkan komunikasi juga merupakan perkembangan  retorika tetapi terjadinya di Amerika Serikat. Kegiatan komunikasi merupakan kegiatan komunikasi, kegiatan penerbitan juga merupakan bagian yang tak bisa dipisahkan dari komunikasi, karena keduannya mempunyai tujuan  yang sama, yakni menyampaikan pesan atau gagasan.

            Arti dari penerbitan sendiri masih kurang dikenal oleh masyarakat Indonesia, karena masih belum banyak buku yang membahas tentang publisistik. Penerbitan masih dianggap sebagai salah satu bagian atau spesialisasi dari ilmu komunikasi.

            Jika dikaitkan dengan Komunikasi, Penerbitan adalah salah satu bentuk dari ilmu komunikasi yang bertujuan untuk menyampaikan gagasan gagasan atau idenya agar membentuk pendapat umum dengan jalan media massa seperti pers, film, dsb.

            Perbedaan antara Komunikasi dan Penerbitan terletak pada maknanya. Komunikasi mempunyai makna yang lebih luas. Penerbitan adalah Komunikasi, tapi komunikasi belum tentu Penerbitan. Apapun kegiatan Komunikasi bisa dikatakan Komunikasi, sedangkan Penerbitan hanya menggunakan media massa.

            Komunikasi dapat dilakukan dengan lisan, tulisan, serta juga bisa bahasa isyarat. Adapun Penerbitan dapat dilakukan dengan pers, ataupun melalui media massa. Penerbitan bertujuan untuk mempengaruhi massa dalam jumlah besar.

            Pada dasarnya Perbedaan antara Penerbitan, Komunikasi dan Jurnalistik adalah Jurnalistik dapat dipahami sebagai kegiatan informasi dan Penerbitan adalah salah satu bentuk dari ilmu komunikasi yang bertujuan untuk menyampaikan gagasan-gagasan atau idenya agar membentuk pendapat umum dengan jalan media massa, sedangkan Komunikasi satu pandangan dan strategi yang akan membentuk alat dan rangka kerja untuk sesuatu perkara yang hendak dilaksanakan.

Kesimpulan

Dari berbagai macam penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa Komunikasi dan Penerbitan mempunyai keterkaitan. Penerbitan merupakan bagian dari Komunikasi. Komunikasi mencakup semua hal tentang Komunikasi, baik itu Komunikasi verbal atau lisan, Komunikasi menggunakan symbol-symbol isyarat, dsb. Sementara Penerbitan hanya mengkhususkan pada Komunikasi Massa.

Persamaan dari ketiganya adalah sama-sama melakukan kegiatan penyebarluaskan informasi. Penerbitan mencakup segala Komunikasi yang mencakup banyak orang (massa) seperti melalui media massa. Media Massa itu bisa media cetak, media elektronik, media online, maupun melalui orasi, dsb.

 

Daftar Pustaka

Adinegoro, publistik & Djurnalistik, djilid I, Gunung Agung, Djakarta, 1963

Effendy, onong uchjana, ilmu komunikasi teori dan praktek, PT. Remaja          Rosdakarya,Bandung, 1992

Lasswell, harold d, the structure and function of communication in society, dalam wilbur schramm, ed., mass communication, university of illionis press, urbana-chicago, 1972

Oey hong lee, publistik pers, penerbit dan balai buku ichtiar, jakarta, 1965

Schramm, wilbur, dan donald f., roberts, the process and effects of mass communication, revised edition, university of illionis press, urbana-chicago-london, 1971

Undang-undang no. 11 tahun 966 tentang ketentuan-ketentuan pokok pers.

West, Ricard dan Lynn H. Turner. 2008. Teori Komunikasi : Analisis dan Aplikasi. Jakarta: Salemba Humanika.

Santoso, Edi dan Mite Setiansah. 2010. Teori Komunikasi. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Littlejohn, Stephe W. dan Karen A. Foss. Teori Komunikasi. Jakarta: Salemba Humanika.

Teori Penerbitan, Teori Komunikasi, dan Teori Jurnalistik Persamaan dan Perbedaan