Fakta Dan Opini

  1. Pengertian Fakta dan Opini

Kalimat fakta adalah kalimat yg mengedepankan fakta nyata dan hasil temuan, dan sering kali menggunakan kutipan dari berbagai sumber sebagai penguat argumen, misalnya “berdasarkan tulisan Leonardo Da Vinci…”, “mengutip kata Shakespeare…”, “menurut hasil survey yang dilakukan oleh BSI…”, dll.

Kalimat fakta itu kejadiannya sudah terjadi dan pasti dan biasanya disertai dengan waktu kejadian. misalnya seperti “kebakaran yang terjadi di tanah abang senin kemarin telah memakan 8 orang korban jiwa”.

Fakta berasal dari bahasa latin yaitu Factus yang bisa diartikan sebagai hal atau peristiwa yang benar-benar ada atau terjadi dan bisa dibuktikan kebenarannya. Informasi yang didengar dapat disebut fakta apabila informasi itu merupakan peristiwa yang berupa kenyataan yang benar-benar ada dan terjadi.

Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia: fakta adalah hal (keadaan, peristiwa) yang merupakan kenyataan; sesuatu yang benar – benar ada atau terjadi. Kalimat yang berisi ada pelaku, tempat kejadian, waktu, jumlah, bagaimana kejadian/peristiwa tersebut terjadi, atau ada rincian yang jelas, serta tidak bisa dibantah kebenarannya, maka kalimat tersebut berupa kalimat fakta.

Opini Adalah salah satu kata yang hampir selalu berdampingan dengan kata fakta dan keduanya memliki perbedaan yang sangat jelas dan artikel kali ini tujuannya juga untuk menjelaskan keduanya baik dari sisi pengertian maupun melalui contoh – contoh kalimat opini dan fakta untuk membedakan antara keduanya.

Pengertian Opini – Menurut Wikipedia opini (opinion) adalah pendapat, ide atau pikiran untuk menjelaskan kecenderungan atau preferensi tertentu terhadap perspektif dan ideologi akan tetapi bersifat tidak objektif karena belum mendapatkan pemastian atau pengujian. Meskipun bukan merupakan sebuah fakta akan tetapi jika suatu saat suatu opini dapat dibuktikan maka opini tersebut akan berubah menjadi sebuah fakta.

Dari dua pengertian dapat disimpulkan secara sederhana bahwa opini adalah kebalikan dari fakta dan berikut adalah contoh kalimat opini dan contoh kalimat fakta dalam beberapa kalimat di bawah ini.

B. Fakta

 a. Jenis-Jenis Fakta

Kalimat fakta ada 2 jenis, yaitu:

  1. Fakta Umum

Fakta umum adalah fakta yang kebenarannya berlaku sepanjang jaman. Contohnya: matahari terbit di timur dan terbenam di barat.

  1. Fakta Khusus

Fakta khusus adalah fakta yang kebenarannya berlaku pada satu atau beberapa waktu tertentu. Contohnya: supir mengendarai mobil.

 b. Ciri-Ciri Kalimat Fakta

Kalimat fakta mempunyai beberapa ciri, antara lain sebagai berikut:

  1. Dapat dibuktikan kebenarannya.
  2. Memiliki data yang akurat misalnya tanggal, tempat ,waktu kejadian.
  3. Memiliki narasumber yang dapat dipercaya.
  4. Bersifat obyektif (apa adanya dan tidak dibuat-buat) yang dilengkapi dengan data berupa keterangan atau angka yang menggambarkan keadaan.
  5. Sudah dipastikan kebenaranya.
  6. Biasanya dapat menjawab pertanyaan: apa, siapa, di mana, kapan, berapa dengan jawaban yang pasti.
  7. Menunjukkan peristiwa telah terjadi.
  8. Kenyataan
  9. Informasi dari kejadian yang sebenarnya.
  10. Kalimat fakta adalah kalimat yg mengedepankan fakta nyata dan hasil temuan, dan sering kali menggunakan kutipan dari berbagai sumber sebagai penguat argumen, misalnya “berdasarkan tulisan Leonardo Da Vinci…”, “mengutip kata Shakespeare…”, “menurut hasil survey yang dilakukan oleh BSI…”, dll.

 C. Sumber Fakta

  1. Sumber Sejarah

Sumber-sumber sejarah tidak dapat melukiskan sejarah secara keseluruhan, tidak dapat dan memang tidak mungkin dapat. Maka dapat ditentukan dengan pasti bahwa, sumber sejarah hanya mengandung, sebagian kecil daripada kenyataan sejarah. Apa g yang menyebabkan sumber-sumber tidak dapat berisikan kejadian-kejadian seluruhnya? Salah satu menyebabkan adalah keadaan alat-alat pemberitaan dan alat-alat penulis di masa lalu. Pada masa lampau, alat-alat perekam peristiwa belum modern, untuk bisa merekam semua peristiwa. Sebagai gambaran, ingatlah tentang semua kejadian yang Anda alami kemarin antara jam 12.00-18.00. Yang kita ketahui hanya beberapa kejadian saja yaitu kejadian-kejadian yang menurut perasaan kita itu kejadian penting.
Pada umumnya, dari segi peninggalan-peninggalan sejarah, sumber sejarah dapat dibedakan menjadi dua yakni sumber tertulis dan sumber tidak tertulis.

a. Sumber Tertulis
Sumber tertulis adalah segala sesuatu yang berupa tulisan yang dapat memberikan keterangan-keterangan kepada manusia. Sumber-sumber tertulis ini dapat berupa rekord dan repord. Rekord adalah catatan yang semasa atau sewaktu peristiwa itu terjadi, sedangkan repord adalah keterangan dari peristiwa atau kumpulan tantang peristiwa, yang sering disebut juga dengan laporan. Dari segi record dan repord, sumber tertulis dibagi menjadi contemporary record, confidential repord dan public repord.

1) Contemporary Record
Jenis dokumen ini berupa catatan-catatan yang semasa, antara lain berupa cacatan agen-agen sosial, surat dari lembaga pemerintahan, surat-surat perusahaan, surat-surat hukum, surat-surat pajak, surat perintah, komando, dan catatan perorangan. Catatan-catatan tersebut dapat ditulis pada kepingan-kepingan logam, batu, kertas, dan daun-daun (lontar).

2) Confidential Report
Dokumen ini berupa laporan-laporan yang dapat dipercaya. Biasanya ditulis sesudah peristiwa terjadi. Fungsinya hanya sekedar mambantu keterangan-keterangan. Di antara laporan-laporan ini, yang dapat dipercaya yakni jenis laporan yang ditulis dekat peristiwa terjadi seperti majalah dan catatan pribadi atau harian surat perorangan.

B. Sumber Tidak Tertulis

Sumber tidak tertulis adalah peninggalan-peninggalan kuno yang tidak ditulis yang dapat memberikan keterangan-keterangan kepada manusia. Sumber tidak tertulis dibagi menjadi dua bagian, yakni sumber benda dan sumber lisan.

1)    Sumber Benda
                   Sumber benda yaitu sumber sejarah yang berwujud benda, baik benda

bergerak atau benda yang tidak bergerak. Contoh benda yang tidak bergerak          antara lain bagunan candi, keraton, benteng, penjara, dan gua. Sedangkan benda yang dapat bergerak antara lain, seperti senjata, perkakas dapur, alat-alat upacara, dan pakaian.

Yang dimaksud dengan benda yang bergerak adalah benda sejarah ini dapat dipindahkan dari satu tempat ke tempat yang lainnya.

2) Sumber Lisan
   Sumber lisan merupakan sumber yang dengan mendengarkan penuturan langsung dari pelaku atau saksi sejarah. Penuturan dari pelaku dan saksi sejarah harus dicermati validitas kebenarannya, karena kadang-kadang penuturannya sudah tercampur dengan unsur subjektivitas sumber. Oleh sebab itu, diperlukan cross chek terhadap sumber satu dengan sumber yang lainnya. Perlu diingat, dengan menggunakan sumber semacam ini, seorang peneliti harus mempunyai lebih dari tiga narasumber.

Metode atau cara yang dilakukan untuk memperoleh sumber dapat dilakukan secara langsung atau tidak langsung. Cara memperoleh sumber secara langsung berarti, informasi diperoleh dari mereka yang menghayati langsung, baik, sebagai pelaku maupun saksi hidup. Jenis sumber semacam ini dibagi menjadi, sebagai berikut.

a. Sumber Primer
Sumber pertama atau sumber yang sezaman dengan peristiwa itu terjadi. Sumber ini bisa berbentuk tertulis maupun lisan.
b. Sumber Sekunder
Sumber ini merupakan pendukung dari sumber primer. Sumber ini bisa dari buku-buku pedoman dalam penelitian sejarah.

Isi sumber atau materi dapat dibedakan sesuai dengan berbagai jenis aspek persoalan yang terkandung di dalamnya. Jenis sumber, ini antara lain.
a.    Sumber politik.
b.    Sumber ekonomi.
c.    Sumber sosial.
d.    Sumber kebudayaan.

d. Contoh Kalimat Fakta

A. Matahari terbit dari timur dan tenggelam di barat

Kalimat di atas merupakan kalimat fakta karna pagi hari matahari terbit di sebelah timur dan sore hari terbenam di sebelah barat, seolah-olah matahari beredar mengitari bumi. Sebenarnya bukan matahari yang mengelilingi bumi, melainkan bumi berputar pada sumbunya dari arah barat ke arah timur. Perputaran bumi pada sumbunya disebut rotasi.

B. Kota Bogor berada di wilayah Jawa Barat.

Kalimat di atas merupakan kalimat fakta karna Bogor secara geologis berada di daerah Jawa Barat, walau Bogor berdekatan dengan DKI Jakarta, Bogor tetap masuk ke dalam Provinsi Jawa Barat.

C. Jakarta adalah Ibukota Negara Indonesia.

Kalimat di atas merupakan kalimat fakta karna Tepat di tanggal 22 Juni ini, ibukota negara Indonesia yakni kota Jakarta merayakan ulang tahunnya yang ke 488. Sebagai salah satu kota bersejarah di Indonesia.

D. Indonesia memiliki 3 zona waktu yang berbeda-beda.

Kalimat di atas merupakan kalimat fakta karna Indonesia memiliki 3 waktu yang berbeda, yaitu WIB ( waktu Indonesia bagian barat), WITA ( waktu indonesia bagian tengah), dan WIT ( waktu Indonesia bagian timur.

 E. Tujuan Dan Fungsi Fakta

Fakta adalah segala sesuatu yang tertangkap oleh indra manusia atau data keadaan nyata yang terbukti dan telah menjadi suatu kenyataan.

Fakta digunaka oleh orang banyak (umum) sebagai hal yang sebenarnya, baik karena mereka telah mengalami kenyataan-kenyataan dari dekat maupun karena mereka dianggap telah melaporkan pengalaman orang lain yang sesungguhnya

Perkembangan jurnalisme di era modern mempunyai prasyarat yang semakin ketat. Berita yang disodorkan seharusnya mengandung kebenaran yang disertai dengan fakta yang akurat. Pemberitaan juga harus mengandung kebauran dan aktualitas. Dengan demikian media massa yang terlambat memberikan berita akan dianggap memberikan berita basi, yang akhirnya di tinggalkan oleh pembacanya. Hasrat masyarakat modern yang serba ingin cepat dan akurat membuat media massa terpontang-panting untuk memenuhi hasrat masyarakat tersebut.

Semakin beragamnya manusia dengan segala macam kesukaannya, maka semakin beragam pula berita yang ditawarkan. Dari berita perang hingga tempet pelesiran yang menarik, lengkap dengan menu makanan yang mengundang air liur.

Jika dunia terus berubah maka masyarakat akan semakin beragam kebutuhannya, serta teknologi semakin maju.

 C. Opini

     a.Jenis – jenis Opini

  1. Opini Perorangan

dimana opini yang dikemukakan oleh seseorang secara terbuka di muka orang lain yang sedang berada dalam kelompok baik formal/informal.

2. Opini Pribadi

yakni opini yang dikemukakan oleh seseorang kepada orang lain yang mempunyai hubungan yang dekat dengannya atau  dipercayainya. Pendapat/opini pribadi mengandung unsur intimidasi/keakraban.

3. Opini Publik

yaitu kesatuan pendapat yang timbul dari sekelompok orang yang berkumpul secara spontan dan membicarakan isu yang kontroversial.

4. Opini/Pendapat Umum

adalah opini yang dihasilkan oleh suatu lembaga pengumpulan pendapat umum tentang suatu isu.

5. Opini Khalayak

pendapat yang sudah menetap/mengendap dalam masyarakat, telah dipengaruhi oleh berbagai norma budaya dan bersifat statis.

Dalam dunia komunikasi diantara jenis-jenis opini tersebut yang paling berpengaruh atau berdampak banyak akan suatu hal merupakan opini publik.

 b. Opini Publik

1.Pengertian Opini Publik

Opini Publik adalah pendapat yang sama dan dinyatakan oleh banyak orang yang diperoleh melalui diskusi yang intensif sebagai jawaban atas pertanyaan dan permasalahan yang menyangkut kepentingan umum. Berupa pendapat, sikap, perasaan, ramalan, pendirian, dan harapan rata-rata individu kelompok dalam masyarakat, tentang sesuatu hal yang berhubungan dengan kepentingan umum atau persoalan-persoalan sosial.

Opini Publik adalah hasil interaksi, diskusi atau penilaian sosial antar individu tersebut yang berdasarkan pertukaran pikiran yang sadar dan rasional yang dinyatakan baik lisan maupun tulisan.

Isu atau masalah yang didiskusikan itu adalah hasil dari apa yang dioperkan oleh media massa (baik media cetak maupun elektronik).

Opini Publik hanya dapat berkembang pada negara-negara yang menganut paham demokrasi. Dalam negara tersebut akan memberikan kebebasan pada warganya untuk menyatakan pendapat dan sikapnya baik lisan maupun tulisan.

  1. Karateristik Opini Publik

Opini Publik sebagai fenomena sosial dan politik khususnya bidang komunikasi politik memiliki karakteristik tertentu.

Floyd Allport (1954:55-56) mengumpulkan 12 karakteristik Opini Publik ialah:

  • Opini Publik merupakan perilaku manusia individu-individu;
  • dinyatakan secara verbal;
  • melibatkan banyak individu;
  • situasi dan objeknya dikenal secara luas;
  • penting untuk orang banyak;
  • pendukungnya berbuatan atau bersedia untuknya;
  • disadari,
  • diekspresikan;
  • pendukungnya tidak mesti berada pada tempat yang sama;
  • bersifat menentang atau mendukung sesuatu;
  • mengandung unsur-unsur pertentangan;
  • dan efektif untuk mencapai objektivitas.

Ithel de Sola Pool (1973:783) mengemukakan bahwa pada dasarnya Opini Publik memiliki sekurang-kurangnya satu diantara tiga keharusan (atau memiliki ketiga-tiganya) yaitu :

1) Diekspresikan (dinyatakan) secara umum.

2) Menyangkut kepentingan umum.

3) Dimiliki oleh banyak orang.

  1. Fungsi dan Peran Opini Publik

Jeremy Benthan menyatakan bahwa Opini Publik berfungsi sebagai social control (kontrol sosial) dan berperan sebagai dasar  dalam membangun negara demokrasi.

Emory S. Bogardus (1949:484) mengemukakan bahwa Opini Publik mempunyai tiga fungsi sebagai keutuhan dalam kehidupan sosial dan politik. Ketiga fungsi itu ialah:

  1. Opini pubik dapat memperkuat undang-undang dan peraturan-peraturan, sebab tanpa dukungan pendapat umum, undang-undnag dan peraturan-peraturan itu tidak akan berjalan;
  2. Opini Publik merupakan pendukung moral dalam masyarakat; dan
  3. Opini Publik dapat menjadi pendukung eksistensi lembaga-lembaga sosial dan lembaga-lembaga politik.

Menurut Bogardus, Opini Publik juga berfungsi dan berperan sebagai pemancaran dari moral suatu masyarakat karena moral memberikan standar nilai-nilai yang dianggap pantas dan harus ditaati oeh individu-individu . Individu yang melanggar moral akan mendapat sanksi tradisional.

Pada hakikatnya, the cognitive function, berarti Opini Publik befungsi memberikan pengertian, sehingga dengan adanya pengertian itu seseorang dapat objektif menanggapi persoalan atau masalah yang merebak dalam masyarakat. Fungsi ini penting karena individu sebagai manusia seringkali diliputi dan dikuasai oleh sifat curiga dan sifat langsung memberi vonis sebelum memahami betul tidaknya suatu masalah. Sedangkan the identification function, yakni Opini Publik berfungsi memperkenalkan pendapat-pendapat yang merupakan kesepakatan kelompok kepada individu-individu anggotanya. Hal ini diperlukan karena individu juga cenderung berbuat sama dengan yang dilakukan untuk membantu memecahkan ketegangan individu-individu yang tergabung dalam suatu kelompok, antara lain dengan melakukan pembagian tugas antar sesama anggota kelompok.

c. Ciri – ciri kalimat opini

  1. Tidak dapat dibuktikan kebenaranya.
  2. Bersifat subyektif dan dilengkapi uraian tentang pendapat, saran, atau ramalan tentang sebab dan akibat terjadinya peristiwa.
  3. Tidak terdapat narasumber/atas pemikiran sendiri.
  4. Tidak memiliki data yang akurat.
  5. Berisi tanggapan terhadap peristiwa yang terjadi, berisi jawaban atas pertanyaan: mengapa, bagaimana, atau lalau apa.
  6. Menunjukkan peristiwa yang belum atau akan tejadi pada masa yang akan datang (baru berupa rencana).
  7. Kalimat opini itu belum pasti kejadiannya.dan biasanya diawali dengan kata kata seperti “menurut saya”, “sepertinya”, “saya rasa”.
  8. Pendapat atau argumen seseorang.
  9. Informasi yang belum dibuktikan kebenarannya.d. Contoh kalimat opini
  1. Lari sejauh 1km meter sangat melelahkan
  2. Sayur itu akan terasa lebih sedap jika ditambah sedikit garam.
  3. Ruang kamar tidurku sangat sempit.
  4. Tidak makan selama 12 jam membuat kita kelaparan.
  5. Bandar Lampung adalah kota paling ramah di Indonesia
  6. Orang yang kurus hidupnya penuh dengan masalah.
  7. Jika aku hidup di Eropa, pasti lebih menggembirakan.
  8. Jika indonesia dipimpin oleh pemuda, pasti Indonesia lebih maju.
  9. Harga bahan bakar minyak semakin mahal.
  10. Pengedar narkoba harus dihukum dengan hukuman mati.
  11. Bakso akan terasa lebih nikmat jika dimakan pada saat hujan.
  12. Seharusnya pemerintah lebih tegas terhadap para koruptor.
  13. Memakan 2 buah apel setiap hari dapat mencegah kita terserang penyakit mematikan.
  14. Durian itu rasanya enak sekali.
  15. Tidur di pagi hari bisa mendatangkan penyakit.
  16. Nasi goreng adalah makanan yang paling enak di Indonesia.
  17. Gadis itu terlihat cantik dengan gaun berwarna merah yang dikenakannya.

 

D. Perbedaan Fakta dan Opini

Dari contoh – contoh kalimat di atas dapat diketahui perbedaan antara kalimat opini dan kalimat fakta antaralain :

Fakta:

  • Kebenarannya bersifat objektif
  • Merupakan kenyataan yang sebenarnya terjadi
  • Terdapat data yang akurat sebagai pendukung

Opini:

  • Kebenarannya bersifat subyektif
  • Menunjukkan peristiwa yang belum terjadi
  • Tidak adanya data pendukung

 

 E. Cara Membedakan Kalimat Fakta dan Opini

Kalimat fakta dan opini sering kali kita temukan dalam kehidupan sehari-hari baik dalam bentuk tulisan maupun lisan. Berikut ini adalah cara membedakan atau mengidentifikasi suatu kalimat apakah berupa fakta atau suatu opini.

  1. Kalimat fakta biasanya diikuti oleh data-data yang mendukung kalimat tersebut.
  2. Kalimat yang bersifat objektif merupakan fakta sedangkan yang bersifat subjektif berupa opini.
  3. Kebenarannya yang sudah tentu benar merupakan fakta sedangkan kebenarannya yang masih meninggalkan perdebatan di dalam masyarakat berupa kalimat opini.
  4. Kalimat opini dinyatakan berdasarkan perkiraan, kemungkinan dan perasaan sedangkan kalimat fakta berdasarkan data-data.
  5. Kalimat opini sering menggunakan kata-kata seperti sangat, semakin, dapat, mungkin, sebaiknya, barangkali, menurut, dan lain-lain.
  6. Di dalam kalimat opini banyak ditemukan juga kata-kata sifat seperti enak, cantik, tinggi, bagus, dan lain-lain.

F. Produk-Produk Jurnalistik Yang Memuat Kalimat Fakta dan Opini

Produk–produk jurnalistik terdiri dari: berita, tajuk, feature, karikatur, resensi, opini, surat pembaca dan pojok.

A. Berita (News)

Berita dalam bahasa Inggris disebut news. Dalam The Oxford Paperback Dictionary terbitan Oxford University Press (1979), news diartikan sebagai “informasi tentang peristiwa-peristiwa terbaru”. Dalam kamus Merriam Webster’s Collegeiate Dictionary (10th Edition, 1994), mengartikan news sebagai laporan peristiwa terkini dan informasi yang tidak diketahui sebelumnya.

Kata “berita” sendiri berasal dari bahasa Sansekerta, vrit (artinya ada atau terjadi) atau vritta (kejadian atau peristiwa). Kamus Besar Bahasa Indonesia menyebutkan, berita adalah “laporan mengenai kejadian atau peristiwa yang hangat”. Sumber berita adalah fakta dan data sebuah peristiwa, meliputi apa yang kemudian menjadi rumus berita, 5W + 1H.

Menurut Micthel V. Charnley berita adalah laporan tercepat dari suatu peristiwa atau kejadian yang faktual, penting, dan menarik bagi sebagian besar pembaca, serta menyangkut kepentingan mereka. Ia menyebutkan empat unsur yang harus dipenuhi oleh sebuah peristiwa sehingga layak dijadikan berita. Keempat unsur itu menjadi “karekteristik utama” sebuah peristiwa dapat diberitakan atau dapat dipublikasikan di media massa yaitu, aktual (peristiwa terbaru, terkini, atau hangat/ up to date), faktual (benar-benar terjadi bukan fiksi), penting, dan menarik (memunculkan rasa ingin tahu dan minat membaca).

Teknik reportase/ mencari berita (news hunting, news getting, news gathering) adalah salah satu tahap proses penyusunan naskah berita (news processing), selain proses perencanaan berita, proses penulisan naskah, dan proses penyuntingan naskah. Meliput berita dilakukan setelah melewati proses perencanaan dalam rapat proyeksi redaksi. Misalnya, dalam rapat redaksi itu diputuskan untuk memuat profil seorang artis. Maka segera setelah itu dilakukan wawancara dengan artis tersebut. Wawancara itulah yang dinamakan news hunting.

Ada tiga teknik peliputan berita, yakni:

  1. Reportase, adalah kegiatan jurnalistik berupa meliput langsung ke lapangan. Wartawan mendatangi langsung tempat kejadian/peristiwa, lalu mengumpulkan fakta dan data seputar peristiwa tersebut.
  2. Wawancara, semua jenis peliputan berita memerlukan proses wawancara (interview) dengan narasumber (interviewee). Wawancara bertujuan menggali informasi, komentar, opini, fakta atau data tentang suatu masalah atau peristiwa dengan mengajukan pertanyaan kepada narasumber.
  3. Riset kepustakaan, adalah teknik peliputan atau pengumpulan data dengan mencari klipping Koran, makalah-makalah, atau artikel Koran, membaca buku, atau search di internet.

 

Jenis-jenis berita yang dikenal di dunia jurnalistik antara lain:

  • Straight News: berita langsung, apa adanya, ditulis secara singkat dan lugas. Ditulis dengan gaya memaparkan peristiwa tanpa ditambah dengan penjelasan apalagi interpretasi. Sebagian besar halaman depan suratkabar atau yang menjadi berita utama (headline) merupakan berita jenis ini.
  • Depth News: berita mendalam, berita yang merupakan pengembangan dari berita yang sudah muncul, dikembangkan dengan pendalaman hal-hal yang ada di bawah suatu permukaan.
  • Investigation News: berita yang dikembangkan berdasarkan penelitian atau penyelidikan dari berbagai sumber.
  • Interpretative News: berita yang dikembangkan dengan pendapat atau penilaian wartawan berdasarkan fakta yang ditemukan.
  • Opinion News: berita mengenai pendapat, gagasan, atau pernyataan seseorang, biasaya pendapat para cendikiawan, sarjana, ahli, atau pejabat, mengenai suatu hal, peristiwa, dan sebagainya. Penulisannya dimulai dengan (statement Lead) atau teras kutipan (Quotation Lead), yakni mengedepankan ucapan yang isinya dianggap paling penting atau menarik. Sebagai penanda bahwa itu berita opini, biasanya pada judul dicantumkan nama narasumber, diikuti titik dua, lalu kutipan pernyataan atau kesimpulan pernyataan yang paling menarik.

Komposisi tulisan, susunan berita umumnya terdiri dari empat bagian:

  1. Headline, kepala berita atau judul berita.
  2. Dateline, waktu dan nama tempat berita dibuat atau diperoleh.
  3. Lead, teras berita
  4. News body, tubuh atau isi berita.

Langkah pertama penulisan berita adalah menentukan lebih dulu sudut pandang “angle” terhadap peristiwa yang akan dilaporkan. Angle yang dimaksud adalah menentukan fakta mana yang dinilai paling penting dan menarik, itulah yang akan dikemukakan lebih dulu. Penulisan judul berita (headline) dibuat dalam satu atau dua kalimat pendek, tapi cukup memberitahukan persoalan pokok peristiwa yang diberitakannya. Teras berita (lead) merupakan laporan singkat yang bersifat klimaks dari peristiwa yang dilaporkannya. Body news, pada bagian ini kita jumpai semua keterangan secara rinci dan dapat melengkapi dan memperjelas fakta atau data yang disuguhkan dalam lead tadi, karena itu body sering pula disebut “sisa berita”.

B. Tajuk

Tajuk rencana dikenal sebagai induk karangan sebuah media massa. Tajuk merupakan “jatidiri” atau identitas sebuah media massa. Melalui tajuklah redaksi media tersebut menunjukkan sikap atau visinya tentang sebuah masalah aktual yang terjadi di masyarakat. Tajuk yang berupa artikel pendek dan mirip dengan tulisan kolom ini, biasanya ditulis oleh pemimpin redaksi atau redaktur senior yang mampu menyuarakan pendapat korannya mengenai suatu masalah aktual.

Sikap, opini, atau pemikiran, yang disuarakan lewat tajuk adalah visi dan penilaian orang, kelompok, atau organisasi, yang mengelola atau berada dibelakang media tersebut.

Adapun jenis tajuk meliputi empat hal, yakni:

  1. Menjelaskan berita, tentunya dengan interpretasi dan sudut pandang subjektif media atau penulisnya.
  2. Mengisi latar belakang, yakni memberikan kaitan suatu berita dengan realitas sosial lainnya atau informasi tambahan.
  3. Meramalkan masa depan, yakni memprediksi apa yang akan dapat te rjadi pada masa mendatang dengan atau akibat terjadinya suatu peristiwa.
  4. Meneruskan suatu penilaian moral, yakni memberikan penilaian dan menyatakan sikap atas suatu peristiwa.Tajuk tidak memiliki struktur tertentu. Namun umumnya, strukturnya terdiri atas judul, intro, dan uraian. Bagian intro mengemukakan aktualitas masalah yang akan dibicarakan, misalnya dengan mengingatkan pembaca akan berita yang muncul sebelumnya. Setelah itu uraian berisi opini penulisnya.

C. Feature

Feature secara harfiah artinya segi, keistimewaan, menampilkan atau menonjolkan. Feature adalah jenis tulisan di media massa, selain berita dan opini, yang memfokuskan pada segi (angle) tertentu sebuah peristiwa dan menonjolkannya. Karena itu feature disebut pula “karangan khas”.

Sifat tulisan feature lebih menghibur dan menjelaskan masalah dari pada sekedar menginformasikan karena feature adalah tulisan yang menuturkan peristiwa disertai penjelasan riwayat terjadinya, duduk perkaranya, proses pembentukanya, dan cara kerjanya. Ia lebih banyak mengungkap unsure how dan why sebuah peristiwa sehingga mampu menyentuh ketertarikan manusiawi dan menggugah perasaan.

Feature dapat berisi hal-hal yang mungkin diabaikan oleh news dan relative tidak akan pernah basi. Karena itu, penulis feature harus memiliki ketajaman dalam melihat memandang,dan menghayati suatu peristiwa, ia harus mampu menonjolkan suatu hal yang belum terungkap seutuhnya. Untuk menyiapkan sebuah feature diperlukan ketekunan dalam mencari bahan yang berbobot dan mendetail.

Feature merupakan karya jurnalistik aliran jurnalisme baru (new journalism) atau jurnalistik sastra (literary journalism), yaitu teknik penulisan karya jurnalistik bergaya sastra, menampilkan fakta secara mendalam dengan menggunakan teknik fiksi atau menggabungkan keterampilan laporan interpretatif dengan teknik penulisan karya fiksi. Penulisan feature mutlak diperlukan oleh redaksi media massa cetak, terutama mingguan, dwiminguan, bulanan.
Tulisan feature memiliki sifat-sifat faktual bukan fiksi atau rekaan, menerangkan masalah bukan melaporkan dengan segera, tahan waktu tidak basi, mengandung segi human interest, mengandung unsur sastra, menggunakan lead atraktif.

 

Jenis-jenis feature:

  1. Bright, tulisan pendek dengan human interest yang menonjol dari suatu kejadian, biasanya menggelitik atau mengandung unsur humor.
  2. Feature Berita (news feature), feature tentang peristiwa aktual. Biasanya merupakan pengembangan dari sebuah straight news, dengan membuka informasi latar belakang masalahnya agar pembaca mendapatkan pemahaman lebih jelas tentang unsur how da why atau duduk perkara sebuah peristiwa.
  3. Feature Artikel , yaitu feature yang berisi tentang pemikiran, gagasan, atau ilmu pengetahuan yang dikemas secara ringan dan menghibur.
  4. Feature Biografi (profile) , yaitu feature tentang pribadi-pribadi menarik, sosok ternama, atau public figure. Misalnya riwayat hidup pendek seorang tokoh yang meninggal, seseorang yang berprestasi, atau seseorang yang memiliki keunikan sehingga memiliki nilai berita tinggi.
  5. Feature Human Interest, feature yang langsung menyentuh atau membangkitkan keharuan, kegembiraan, kejengkelan atau kebencian, simpati dan lain-lain.
  6. Feature Pengalaman Pribadi, cerita yang isinya pengalaman penulisannya yang unik, bernilai jurnalistik, atau lucu.
    7. Feature Perjalanan atau Petualangan, feature yang berupa catatan perjalanan, laporan peristiwa kunjungan, atau petualangan ke sebuah tempat.
  7. Feature Sejarah, feature tentang peristiwa masa lalu, dengan memunculkan tafsir baru sehingga tetap terasa aktual untuk masa kini.
  8. Feature Promosi, feature yang memperkenalkan atau mengekspos suatu produk atau ide baru.
  9. Feature Produk Praktis, disebut pula tips, yaitu feature yang mengajarkan keahlian atau teknik membuat sesuatu.

 

Struktur Tulisan feature berbeda dengan tulisan berita, komposisi tulisan feature terdiri dari:

  1. Head (judul feature)
  2. Lead (teras, intro, kalimat pembuka feature)
  3. Bridge atau jembatan antara lead dan body, berfungsi sebagai penghubung antara lead dan isi tulisan.
  4. Body (tubuh atau isi tulisan)
  5. Ending atau penutup tulisan.

Penulisan judul feature boleh menggunakan judul label (non-kata kerja) sebagaimana halnya judul artikel atau kolom. Jenis penutup feature:

  1. Penutup ringkasan: menyimpulkan cerita atau fakta yang telah diuraikan dengan merujuk kepada teras.
  2. Penutup penyengat: kalimat penutup yang mengagetkan, berupa kesimpulan yang tidak diduga oleh pembaca.
  3. Penutup pertanyaan: dengan mengajukan pertanyaan tanpa jawaban.
  4. Penutup klimaks: biasanya dipakai dalam feature yang ditulis secara kronologis, yaitu mengemukakan akhir cerita.

 

D. Kartun/ Karikatur

Berdampingan dengan tajuk rencana, biasanya tampil sebuah gambar yang lazim disebut kartun. Kartun dimaksud adalah gambar lucu yang melukiskan kejadian-kejadian (biasanya politik) mutakhir dari suatu pemerintahan atau perilaku kebijakan seorang pejabat negara (Hornby, 19961: 57). Dalam gambar tersebut biasanya memuat karikatur, gambar tiruan dari tokoh-tokoh yang terlibat dalam peristiwa yang dikartunkan itu. Karikatur dibuat untuk melukiskan ucapan, perilaku atau rupa yang menekankan cirri khas orang atau tokoh yang disindirnya (Echols, 1975: 99), sehingga memancing cemoohan pembacanya (Hornby, 1961: 56).
Dalam era gambar minded banyak pembaca yang merasa kekurangan waktu untuk membaca tajuk, dan justru sangat gembira serta merasa memperoleh cukup waktu untuk istirahat dengan menikmati karikatur yang disuguhkan dalam halaman tajuk suratkabar. Dengan demikian maksud tajuk pun mudah dipahami.

E. Resensi

Istilah resensi itu sendiri diartikan Echols (1975: 484) dengan menggunakan istilah review, sebagai tinjauan terhadap karya seni dan sastra. Resensi diartikan Hornby (1952: 363) sebagai laporan tertulis tentang isi buku yang diterbitkan atau dipublikasikan paling akhir, untuk suatu terbita berkala. Laporan yang dimaksud berupa penilaian terhadap semua aspek yang ada di dalamnya. Penulis resensi sering dijuluki pengkritik (kritikus). Karena kritik sejati dalam penilaian jurnalistik, berbeda dibanding kritik pada umumnya. Sifat khas dari kritik jurnalistik harus berbeda, harus berwarna seni tersendiri, yakni menyatakan suatu perasaan kreatif dan komunikatif yang nantinya ditujukan kepada khalayak yang menaruh perhatian pada sastra, music, dan drama, serta tetap berhubungan dengan kebiasaan mengkritik sebagai mana halnya.

Macam-macam resensi:

  • Resensi atau Timbangan Buku, resensi yang biasa dilakukan terhadap buku, dipakai istilah timbangan dalam arti menimbang-nimbang isi buku itu. Setiap suratkabar menganggap buku baru sebagai berita, karena itu resensi buku yang baik merupakan informasi yang pertama dan penting.
  • Resensi Suatu Pagelaran, penulis resensi pagelaran pada dasarnya seorang reporter. Disajikan dalam suratkabar ditujukan untuk penonton khususnya dan pembaca suratkabar umumnya.
  • Resensi Musik
  • Resensi Film

 F. Opini/ Artikel

Artikel (article) adalah karya jurnalistik berupa tulisan yang berisi pendapat (opini), gagasan (ide), pemikiran serta fakta. Posisinya dalam karya jurnalistik masuk dalam kategori views (pandangan atau opini).

Sifat-sifat artikel dapat diuraikan sebagai berikut:

  1. Faktual. Artikel adalah tulisan nonfiksi atau berdasarkan fakta dan data.
  2. Berisi Gagasan dan Fakta. Artikel berisikan pendapat yang dilengkapi fakta peristiwa atau masalah.
  3. Meyakinkan. Sebuah artikel dapat menjadi sarana penulisnya guna meyakinkan orang lain (pembaca) akan pentingnya suatu masalah dipikirkan atau disikapi. Dengan kata lain, artikel bisa menjadi agendasetter dan membentuk opini publik.
  4. Mendidik. Artikel umunya mendidik dan mengajarkan sesuatu agar pembaca melakukan atau tidak melakukan sesuatu.
  5. Memecahkan masalah. Artikel membahas suatu masalah yang disertai alternatif pemecahannya atau solusi.
  6. Menghibur. Sebuah artikel bisa juga menghibur pembacanya dengan mengangkat tema yang ringan dan lucu.

Sebetulnya tulisan artikel tidak punya struktur, penulis bebas menuangkan masalah yang sedang dibahas, lalu menyambungnya dengan pendirian subjektif. Namun umumnya komposisi sebuah artikel terdiri dari:

  1. Judul (head).
  2. Nama penulis (by line).
  3. Pendahuluan (intro). Semacam teras (lead) dalam berita atau feature.
  4. Penghubung intro dengan isi tulisan, berupa identifikasi masalah.
  5. Isi tulisan atau uraian (body) yang biasanya terdiri atas sub-subjudul.
  6. Penutup (ending). Biasanya berupa kesimpulan, ajakan berbuat sesuatu atau pertanyaan tanpa jawaban.

– Menggali ide, merupakan tahap awal atau pembuka untuk menulis artikel.

– Menguji ide, anda harus menguji ide tersebut, misalnya dengan menimbang, aktualkah ide tersebut? Bergunakah ide tersebut bagi publik? Pernahkah ditulis oleh orang lain? Dan lain-lain.

– Mengumpulkan referensi, referensi (buku-buku, tulisan-tulisan, atau kliping Koran) yang dapat mendukung pengembangan ide tersebut menjadi sebuah tulisan (artikel).

– Memulai menulis, bagi pemula ketika mulai menulis jangan pikirkan harus langsung membuat tulisan bagus. Langsung saja tuliskan apa yang ada dipikiran dengan gaya bebas. Seperti kata James G. Robbins dan Barbara S. Jones “janganlah terkejut atau kecewa jika anda gagal untuk mempertunjukan atau menghasilkan kualitas yang tinggi dalam tulisan pertama anda, pokoknya teruslah memulainya”.

– Menulis intro atau pembuka artikel yang termudah adalah dengan mengutip berita dikoran, mengemukakan pepatah, atau ungkapan lalau dirangkaikan dengan identifikasi masalah yang akan dibahas dalam tulisan tersebut.

Artikel layak muat (fit to print) umumnya bertema aktual, mengandung hal baru dari segi pemikira atau gagasan, dan menyangkut kepentingan sebagian besar pembaca. Data teknis artikel, artikel yang akan dikirim hendaknya:

  • Diketik rapi dua spasi diatas kertas putih.
  • Judul artikel dicantumkan ditengah-tengah bagian paling atas halaman pertama, dengan nama penulis dibawahnya, dan pada akhir tulisan disebutkan identitas penulis.
  • Bahasanya mudah dimengerti, ejaannya benar dan enak dibaca sesuai dengan kaidah EYD.
  • Pembahasan temanya sistematis.
  • Menyertakan sampul surat plus perangko balasan dengan alamat yang sudah ditulis sendiri untuk memudahkan redaksi media tersebut mengembalikan naskah jika tidak layak muat.

Seorang penulis artikel harus memegang teguh etika kepenulisan tentang “artikel ganda” dan “artikel duplikat”. Artinya tidak mengirimkan artikel yang sama kepada dua atau lebih redaksi media massa, juga tidaak melakukan duplikasi terhadap artikel orang lain. Jika salah satu dari hal itu terjadi atau dua-duanya maka dapat dipastikan penulis aka masuk ke dalam daftar hitam (black list) redaksi media massa.

G. Surat Pembaca

opini singkat yang ditulis pembaca dan dimuat khusus pada rubrik khusus surat pembaca. Biasanya berisi komentar atau keluhan pembaca tentang apa saja yang menyangkut kepentingan dirinya dan kepentingan masyarakat. Panjang surat pembaca rata – rata 2-4 paragraf. Rubrik surat pembaca lebih merupakan layanan publik dari pihak redaksi terhadap masyarakat.

H. Pojok

Pojok adalah kutipan pernyataan singkat nara sumber atau peristiwa tertentu yang dianggap menarik atau kontrovesial, untuk kemudian dikomentari oleh pihak redaksi dengan kata – kata atau kalimat yang mengusik, menggelitik, dan ada kalanya reflektif. Tujuannya untuk “mencubit”, mengingatkan, menggugat. Kritis tetapi tetap etis. Sesuai dengan namanya, pojok ditempatkan dipojok. Dalam setiap edisi penerbitan, pojok memuat tiga sampai lima kutipan pernyataan atau peristiwa menarik untuk dikomentari.

Ciri-ciri rubrik pojok:

  • Pojok berisi dua alenia.
  • Isi yang disajikan baik dalam alinea pertama maupun dalem alinea kedua, biasanya terangkai dalam kalmiat-kalimat pendek.
  • Opini atau pandangan-pandangan dari lembaga surat kabar disajikan dalam kalimat -kalimat yang bersifat sinis dan humoris. (Suhendara, 1989: 38)

I.Foto

Foto jurnalistik menurut Guru Besar Universitas Missouri, AS, Cliff Edom di dalam buku Audy Mirza Alwi halaman 4 adalah panduan kata words dan picture. Sementara menurut Editor foto majalah Life dari 1937-1950,Wilson Hicks, kombinasi dari kata dan gambar yang menghasilkan satu kesatuan komunikasi saat ada kesamaan antara latar belakang pendidikan dan sosial pembacanya.

Jenis-jenis foto jurnalistik

  • Spot Photo

Foto spot adalah foto yang dibuat dari peristiwa yang tidak terjadwal atau tidak terduga yang diambil oleh si fotografer langsung di lokasi kejadian.Misalnya, foto peristiwa kecelakaan, kebakaran, perkelahian, dan perang.

  • General News Photo

Adalah foto-foto yang diabadikan dari peristiwa yang terjadwal, rutin dan biasa. Temanya bias bermacam-macam, yaitu politik, ekonomi, dan humor.

  • People in the News Photo

Adalah foto tentang orang atau masyarakat dalam suatu berita. Yang ditampilkan adalah pribadi atau sosok orang yang menjadi berita itu. Bias kelucuannya, nasib, dan sebagainya.

  • Daily Life Photo

Adalah foto tentang kehidupan sehari – hari manusia dipandang dari segi kemanusiawiannya (human interest). Misalnya, foto tentang pedagang gitar.

 

  • Portrait

Adalah foto yang menampilkan wajah seseorang secara close up dan “mejeng”. Ditampilkan karena adanya kekhasan pada wajah yang dimiliki atau kekhasan lainnya. 8

  • Sport Photo

Adalah foto yang dibuat dari peristiwa olahraga. Karena olahraga berlangsung pada jarak tertentu anatara atlet dengan penonton dan fotografer., dalam pembuatan foto olahraga dibutuhkan perlengkapan yang memadai, misalnya lensa yang panjang serta kamera yang menggunakan motor drive. Menampilkan gerakan dan ekspresi atlet dan hal lain yang menyangkut olahraga.

  • Science and Technology photo

Adalah foto yang diambil dari peristiwa-peristiwa yang ada kaitannya dengan ilmu pengetahuan dan teknologi.

  • Art and culture photo

Adalah yang dibuat dari peristiwa seni budaya.

  • Social and environment

Adalah foto-foto tentang kehidupan sosial masyarakat serta lingkungan hidupnya.

  • Syarat foto jurnalistik

Syarat foto jurnalistik, setelah mengandung berita dan secara fotografi, bagus (fotografis), syarat lain lebih kepada, foto harus mencerminkan etika atau norma hukum, baik dari segi pembuatannya maupun penyiarannya.

Kesimpulan

            Jadi, kesimpulannya adalah fakta merupakan suatu kalimat berdasarkan kenyataan yang ada dan tidak dibuat buat oleh siapapun, sedangkan opini adalah kalimat pendapat atau ide yang dikemukakan oleh segelintir orang yang selalu berdampingan oleh fakta yang ada.

Keterkaitan fakta dengan opini dalam dunia jurnalis ialah para jurnalis dapat memberitakan sebuah hal atau kejadian yang berdasarkan fakta dengan cara observasi sederhana seperti mengajukan pertanyaan pertanyaan awal, lalu muncul lah sebuah opini karena sebuah fakta belum tentu terungkap semua sebab beberapa fakta kadang belum semua terjawab.

Oleh sebab itu opini diperlukan untuk memberikan tambahan gambaran peristiwa pada pembaca karena keterbatasan penggalian fakta.

Tinggalkan komentar